Tuesday, 30 January 2018

Linda Marketing Yang Menggairahkan


Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Cerita Seks Linda Marketing Yang Menggairahkan – Cerita ini dimulai dari kepindahanku ke Kota D di pulau B dari Kota S di Pulau J pada tahun 1997. Waktu itu aku baru berumur 25 tahun. Karena alasan untuk mengisi kekosongan di cabang perusahaan, aku dipindah tugaskan. Saat itu aku bekerja di salah satu perusahaan garment terbesar di Indonesia. Dan tugasku adalah sebagai marketing yang tugasnya mengorder atau menawarkan barang baru ke toko-toko besar maupun kecil termasuk departement store seperti Matahari, dll.

Suatu hari aku menawarkan order ke sebuah dept store yang cukup populer di kota D tersebut. Untuk menemui bagian pembelian aku harus melewati bagian resepsionist terlebih dahulu. Pada hari itu aku terkejut karena yang menjaga bagian tersebut tidak kukenal (karena biasanya adalah orang lain). Orangnya cantik, berwajah oval, manis, berkulit kuning langsat dan sangat mulus. Bodinya yang sangat bahenol, pinggang yang ramping, berpantat besar, dengan payudara berukuran kira-kira 36C. Berambut hitam panjang. Siapapun lelaki yang melihatnya pasti(aku jamin) menelan ludah dengan sex appealnya yang tinggi dan sangat memikat itu.
“Selamat siang”, sapaku.
“Oh ya, selamat siang,” jawabnya dengan suara yang halus.
“Saya ingin bertemu dengan Bapak Andrie di bagian pembelian,”
Kataku selanjutnya sambil mataku memandang tanpa berkedip ke wajah cantik dan dadanya, kebetulan waktu itu dia memakai blazer dengan kaus dalam yang berleher sangat rendah sehingga saya bisa melihat belahan payudaranya yang besar itu.
“Baik tunggu sebentar,” jawabnya sambil tersenyum manis, kemudian dia menelepon bagian pembelian.
Sambil menunggu itu tidak henti-hentinya aku mencuri-curi pandang ke arahnya. Sementara dia, sepertinya merasa kuperhatikan, jadi sesekali tersenyum sambil menulis sesuatu di buku di hadapannya. Tak lama kemudian telepon berdering dan aku dipersilahkan masuk.

nonton film semi,semi jepang,semi korea hanya di nontonmoviehd.com

Setelah selesai urusan tersebut, aku keluar melewati meja resepsionist, dan kulihat cewek (sebut saja Ayu) seperti biasa menjaga meja tersebut.
“Hallo Yu,” sapaku.
“Eh, Pak Roni, dari tadi, Pak?” sahutnya.
“Iya. Ini sudah selesai order. Eh Yu, tadi yang jaga meja ini siapa sih?” tanyaku langsung.
Kami sudah cukup akrab karena keseringanku ke tempat ini.
“Oh, itu tadi Ibu Linda, Pak, Manager Marketing yang baru, kenapa sih? Kok nanya-nanya?” tanyanya sambil tersenyum.
Belum sempat kujawab, Si Cantik Linda muncul. Aku jadi sedikit salah tingkah. Apalagi..
“Bu, ini lho ditanyain sama Pak Roni,” Ayu langsung nyerocos sampai wajahku terasa panas.

Singkat cerita kami berkenalan dan saling memanggil nama karena kemudian kuketahui umurnya hanya terpaut setahun lebih tua dariku dan sudah menikah dengan orang yang usianya terpaut jauh darinya. Ayu sempat mengatakan kalau Linda baru saja berulang tahun. Dan sambil bercanda aku mengatakan kalau aku mau diajak makan-makan. Dan dia menyanggupinya.Cerita Sex Menggairahkan,kisah Seks Menggairahkan,Cerita Mesum Menggairahkan,Cerita Sex Pegawai,Cerita Seks Karyawati,Cerita Wanita Sangat Menggairahkan

Pertemuan kami selanjutnya hanya di sekitar pekerjaan dan ngobrol masalah-masalah ringan. Suatu hari, saat suaminya berdinas di Jakarta, aku diundang ke rumahnya. Setelah aku tanya alamatnya, malam harinya aku datang ke rumahnya. Aku disambutnya dengan memakai baju kaus tipis tanpa lengan dan celana yang super pendek, hingga lekuk tubuhnya terlihat jelas, apalagi belahan pantat di bawah celananya makin merangsangku. Kaget juga melihat penampilannya yang seseksi itu, walaupun dia terlihat memakai BH, tak urung membuat nafsu dan adik kecilku merinding. Di rumahnya saat itu hanya dia sendiri ditemani pembantunya yang lebih sering berada di dapur seperti saat itu.

Setelah sekian menit mengobrol, kami mulai saling mendekatkan diri. Sampai dadanya yang besar dan kenyal itu menyentuh dadaku. Dan mulai berpelukan dan saling mencium pipi, kemudian aku lanjutkan dengan mencium lehernya.
“Kamu ternyata nakal juga ya, Ron,” katanya sambil tertawa kecil saat saya ciumi leher jenjangnya.
“Habis kamu sangat menggairahkan dan menggemaskan,” jawabku sambil melancarkan serangan.
Aku berusaha menembus daerah dadanya, tapi ditepisnya. Dan katanya jangan nanti nggak enak, kan dia sudah menikah. Jadinya aku harus menahan nafsuku malam itu walaupun pada saat penisku sudah sangat keras aku sempat menggesek-gesekkan ke perutnya sambil kami berdiri berpelukan. Malam itu aku pulang dengan hampa dan menahan gejolak nafsuku. Sesampainya aku di rumah, aku langsung bermasturbasi sambil membayangkan bersetubuh dengannya.

Sejak hari itu, bila bertemu sikap kami biasa saja, hanya saling menyapa, bahkan kurasakan dia agak menjauhiku. Dan hal ini berlangsung cukup lama sampai kira-kira delapan bulan lamanya. Aku sudah hampir melupakan niatku untuk bercinta dengannya sampai suatu saat ada berita di pagerku (saat itu aku belum punya Hp) berupa undangan ke rumahnya untuk menepati janjinya waktu itu dia mengajakku makan merayakan ulang tahunnya. Aku telepon dia dan membuat janji (waktu itu suaminya bertugas ke luar kota).

Malam itu pkl.10.00 aku datang ke rumahnya. Kembali aku disambut dengan pakaian yang menggairahkan berupa kaus tipis tanpa lengan dan rok pendek yang memperlihatkan cetakan pantat dan celana dalamnya. Dari pengalamanku yang lalu aku tidak ingin ceroboh lagi.
“Kok sepi-sepi saja, Lin? Suamimu berapa hari tugas ke Jakarta?” tanyaku setelah beberapa lama berbasa-basi.
“Empat hari. Eh, mau minum, Ron?”tanyanya.
“Boleh,” jawabku.
“Aku tadi dapat pinjaman VCD dari temanku di kantor, dan aku belum nonton. Kamu sudah pernah nonton nggak?”
Tanyanya sambil meletakkan minuman dan kemudian melangkah ke almari dekat kursi tamu.
“Mana sih, aku lihat dulu judulnya,” jawabku.
Setelah diserahkannya, aku teliti ketiga VCD tersebut, dan aku agak terkejut karena salah satunya merupakan film mandari yang XX alias semi.
“Yang dua sudah nonton sih, juga yang mandarin ini, Cuma waktu itu belum selesai. Kamu pengen nonton yang mana? Kalau aku yang mandarin ini aja,” jawabku sambil berpikir untuk mencumbunya.
“Boleh aja, tapi VCD playernya ada di kamarku,”jawabnya.
Pikirku, wah kesempatan, nih. “Gak apa-apa kan, emangnya nggak boleh?” tanyaku memancing.
“Boleh sih, yuk, kita ke kamarku,” jawabnya sambil ngeloyor ke kamarnya di dekat ruang tamu.

Setibanya di dalam, kami berdua duduk manis di depan TV-nya sambil menonton. Lalu aku mencoba untuk melingkarkan tanganku ke pundaknya. Dia tidak bereaksi. Lalu aku makin berani untuk membelai kepala dan rambutnya yang panjang dan lembut. Dia Cuma tersenyum saja aku perlakukan demikian. Lalu kusibakkan rambut di sekitar lehernya dan aku cium perlahan sambil menjilatnya pelan.
“Ih, geli, Ron”katanya sambil bergidik.
“Tenang aja, kamu nikmati ya,”jawabku.
Aku mencumbunya dengan sangat pelan. Mulai dari lehernya, kemudian aku turun ke pangkal lengannya. Aku terus mencium dan menjilatinya perlahan sementara tanganku tetap membelai rambutnya dan yang satu membelai tangannya, tanpa aku berusaha untuk membuka pertahanannya yang manapun. Linda makin lama makin menggelinjang karena kegelian dan nafsunya yang perlahan mulai naik.
“Ron, aku matikan saja ya VCD-nya? Toh juga nggak ditonton, sekalian lampunya ya,”katanya sambil sedikit terengah.
“Oke,”jawabku.

Lalu dia mematikan VCD, TV, dan lampu kamar tersebut, sehingga situasi remang, dan hanya diterangi oleh lampu teras. Walau demikian aku masih bisa melihat jelas semuanya. Setelah itu aku kembali melanjutkan aksiku. Aku menciumi bibirnya sambil membuka bajunya, sehingga dia hanya memakai BH dan roknya. Kemudian setelah beberapa lama;
“Ron, kita buka aja semua yuk,” ajaknya.
“Ayuk,”jawabku, kemudian kami mulai melepas busana kami satu-satu sambil berdiri di tempat tidurnya.
Terpampanglah pemandangan indah di depanku. Linda yang tersenyum manis, dengan payudara berbentuk bulat sempurna dan terlihat sangat kenyal serta bentuk tubuh yang mirip gitar spanyol, ramping, pinggul yang besar, dan terutama daerah kemaluannya yang tidak terlalu lebat, namun terlihat berbulu sangat halus. Kemudian aku mulai mencium bibirnya lembut sekali. Kunikmati ciuman-ciuman itu. Kemudian aku mulai turun menciumi leher jenjangnya yang mulus sambil tangan kiriku mulai memainkan susunya yang kenyal dan mulai mengeras, meremas dan memutar-mutar putingnya, sementara tangan kananku meraba bagian pantatnya yang juga besar dan padat.

Setelah beberapa lama dia mulai bereaksi dengan membelai tubuhku dari punggung sampai kemudian berhenti di kemaluanku. Linda mulai membelai-belai adikku sambil mengocoknya perlahan. Wah, sensasinya sangat luar biasa.
“Ron, burungmu keras sekali,”katanya sambil mendesah.
Aku tidak menjawabnya karena sibuk mencumbunya. Kemudian perlahan-lahan aku rebahkan dia di tempat tidur. Dan aku mulai mencium dan menjilat turun dari bibir, leher sampai pada bagian susunya yang kuhisap dan kujilati perlahan. Aku menikmati susunya yang besar dan mulus banget. Aku jilatin daerah sekitar putingnya, sambil menyedot. Cukup lama aku menikmati susunya sambil aku remas-remas. Rasanya aku ingin menelan semuanya bulat-bulat. Linda menggelinjang sambil mengeluarkan suara erangan dan desisan dari mulutnya. Sambil menikmati cumbuanku, tangannya tak lepas dari penisku, membelainya lembut.

Perlahan aku makin turun sampai pada perutnya, kemudian ke selangkangannya. Aku mulai mencari daerah pribadinya yang ditumbuhi bulu-bulu yang hitam, lembut dan tidak terlalu lebat. Aku terus menjilati sampai pada kemaluannya. Linda makin menggelinjang dan mendesis.
“Oh..terus, Ron,..enak sekali..teruskan..,”desisnya.
Maka aku makin menjilati kemaluannya sampai pada klitorisnya, kurasakan tubuhnya makin menegang. Kuhisap lembut klitoris dan kemaluannya yang berbau khas, hingga makin menaikkan gairahku. Kemaluan itu makin lama makin basah, mengeluarkan lendir yang aku jilat sampai puas. Pahanya mulai bergerak menjepit kepalaku, sehingga aku merasakan kemulusannya membelai pipiku. Tak lupa aku juga sebentar-sebentar enjilat paha dan daerah di sekitar vaginanya itu. Kemudian aku sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa menjilati lubang anusnya. Sementara itu, tangannya bergerak-gerak menggapai kepalaku sambil menekan makin dalam. Kembali aku mainkan lidahku di lubang vaginanya itu, masuk dan keluar. Linda makin menggelinjang dan kurasakan badannya makin mengejang.

Setelah aku puas memainkan kemaluannya, aku memintanya ganti mencumbuku. Maka aku direbahkan dengan posisi dia di atasku. Linda mulai menciumiku dari bibir, leher, dan akhirnya ke susuku sambil tangannya membelai lembut penis dan testisku. Ciuman lembutnya sangat merangsangku sehingga adikku makin keras dan memanjang. (Oh ya, penisku tidak terlalu besar, tapi sangat kencang dan keras). Cukup lama dia menciumi daerah dadaku, kemudian dia semakin turun, dan tidak disangka (karena aku menikmati sambil memejamkan mata) dia mulai menjilat lembut kepala penisku. Aku sempat kaget karena tidak menyangka dia akan melakukannya.

Aku nikmati saja jilatan-jilatan lembutnya. Kemudian dia mulai mengulum penisku juga sangat lembut. Wah, rasa dan sensasinya sangat luar biasa. Aku bagai terbang tinggi ke awan. Tidak sampai di situ, dia juga menjilati testisku yang makin merangsangku. Cukup lama dia menjilati penisku, sampai ada sedikit cairan yang keluar dan dia menjilatinya sampai habis. Kemudian dia perlahan bangun dan duduk di atas penisku. Pelan-pelan dia menggesek-gesekkan vaginanya di atas penisku. Vaginanya yang lembut dan licin serasa memijit penisku yang keras.
“Oh,..enaknya..ss.ss.ss,”erangnya.
Tak lama kemudian tubuhnya terlihat mengejang dan roboh ke dadaku.
“Luar biasa, Ron, aku sampai bisa keluar,”bisiknya sambil terengah.

Kemudian kami bercumbu lagi, dan dia mengulangi hal yang sama sampai dua kali, dan dalam waktu singkat dia mengalami orgasme kembali, sementara aku belum merasa ingin keluar. Maka aku nikmati saja permainannya, sampai kemudian..
“Aku masukin ya adikku,”kataku.
“Ya, tapi pelan-pelan ya, “jawabnya.
Maka aku mulai memasukkan penisku ke lubang senggamanya perlahan sampai semuanya masuk. Kemudian aku mulai menggoyang perlahan-lahan, makin lama makin cepat. Sementara dia mengerang dan mengejang Di antara desahan dan deru napasnya aku makin mempercepat gerakanku, sampai akhirnya..
“Lin..aku..mau..kell..luar,” dan tersemburlah spermaku ke liangnya.
Kemudian aku lemas. Aku biarkan penisku berada di vaginanya beberapa lama sambil merasakan denyutan-denyutannya yang menggairahkanku.

Kami mengulangi permainan kami beberapa kali malam itu. Sampai waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi. Dan aku pulang dengan kepuasan dan sedikit penyesalan (maklum istri orang). Keesokan siang, aku kembali ke rumahnya, dan bercinta sampai malam. Kemudian kami pergi makan malam seperti yang dijanjikannya.

Setelah kejadian itu, kami bersikap biasa bila bertemu, karena kami tidak ingin orang lain tahu perbuatan kami.

TAMAT

Nonton Film Bioskop Bersama


“Mau nonton Mbak?” tanyaku
“Rencananya sih, tapi filmnya kurang bagus menurutku, dan yang dua lagi saya udah nonton,” jawabnya.

Cerita Sex Ketika Nonton Film Bioskop Bersama – Kami berdua duduk di lobby dan mendiskusikan film yang sedang diputar, When a Man Loves a Woman. Boleh juga wawasan dan ulasannya. Karena film sudah diputar dan pintu studio akan ditutup, kami berdua keluar dari studio.

Rasa Terima Kasih Telah Memuaskanku Maya



Cerita Sex Rasa Terima Kasih Telah Memuaskanku Maya – “Hallo, Mas Dani, ini aku..” suara renyah seorang wanita dengan logat khas Jawa terasa bagai batu batere yang langsung mengembalikan energi.
Dengan penuh semangat aku bangkit dan membalas sapaan si penelpon yang sejak sepekan terakhir memang sudah sangat kurindukan.
“Kamu di mana May, kapan sampai, naik apa, trus aku jemput di mana..?” saking rindunya, aku memborbardirnya dengan pertanyaan yang langsung dibalas dengan tawa terkekeh-kekeh.
“Nafsuan amat sih, Mas nanyanya. Aku bingung mesti jawab yang mana..?” balas Maya, wanita yang telah mampu mencuri hatiku di tengah kenyataan bahwa aku kini adalah suami dari seorang isteri dan ayah dari empat anak.Cerita Seks Skandal 2018,Kisah Panas Remaja 2018,Cerita Panas Seks 2018,Cerita Ngentot Skandal 2018,Cerita Sex Terbatr

Pacar kasih Kado Ultah Berupa Ngentot Dengan Dia


Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/


Pacar kasih Kado Ultah Berupa Ngentot Dengan Dia – Menurut Wen, sepeninggalku dari sana, banyak kejadian yang dialaminya, terutama mengenai kehidupan seksualnya. Salah satunya adalah kejadian ini yang terjadi hampir setahun lalu. Menurutnya waktu itu dia baru saja disunat, dan setelah sembuh, banyak teman yang menggodanya agar mencoba memakai ‘burung’nya untuk melakukan hubungan seks, menurut mereka sebagai ‘pemanasan’ atau ‘percobaan’ atau apalah istilahnya. Demikian pula di sekolah, banyak teman-temannya yang menawarinya hal-hal yang berbau seks, terutama majalah porno, cerita-cerita stensilan, VCD BF dan lain sebagainya. Wen mengganggapnya biasa saja, karena anak baru gede pasti begitu, demikian pula dirinya, kadang-kadang dia juga onani kalau sedang bernafsu, apalagi kalau soal melakukan seks, dia pernah juga melakukannya meskipun tidak normal seperti dalam “berburu burung”.

Akibat Iri Hati



Aku lahir di Sumatera dan baru ke Jakarta waktu SMU. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota waktu itu. Keluargu masih tinggal di Sumatera. Ayahku mempunyai perkebunan yang cukup besar disana. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota.

Di sekolah aku sangat aktif di kegiatan ektrakurikuler. Pada tahun pertama aku dipilih menjadi menjadi pemain inti team volley dan basket di sekolahku. Karena prestasiku yang sangat menonjol di dalam team, guru olahragaku sangat kagum kepadaku.


Saturday, 27 January 2018

Perawan Selingkuh Untuk Kenikmatan


Sari adalah seorang ibu dari dua anak dan bersuamikan pria yang baik, memiliki pekerjaan lumayan di sebuah perusahaan milik pemerintah. Aku sendiri di perusahaan swasta, se kantor dengan Sari. Badanku biasa-biasa saja dengan tinggi hampir 170 cm, sementara Sari sekitar 165 cm. Badannya cukup langsing dengan pantat yang agak menonjol. Inilah yang sangat menggairahkan saya. Sementara dia bilang sangat menyukai bersenggama dengan saya karena ukuran penis saya yang lebih gemuk dari punya suaminya, walaupun panjangnya kira-kira sama.

Hubungan kami bermula dari kedekatan tempat duduk yang membuat kami sering ngobrol di kala senggang. Aku suka memuji pakaiannya dengan kalimat-kalimat yang mengarah ke urusan nafsu. Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya” . Luar biasanya, jawaban Sari lebih mengarahkan lagi, “seksi gimana, hayo, jelasin dong..” Aku biasanya langsung ngejelasin bahwa lekuk tubuhnya jadi terlihat dan enak dipandang. Dia senang aku memujinya. Hal-hal begini terjadi dan makin lama makin brani, namun tanpa pernah ia tersinggung atau marah. Nampaknya dia santai-santai aja dan menikmati percakapan, sejauh apapun.

Jadi Yang Pertama Menikmati Tubuhmu



Cerita Sex Jadi Yang Pertama Menikmati Tubuhmu  – Kejadian ini berdasarkan kisah nyata tanpa direka-reka ataupun di tambah tambah. Kejadian ini berawal dari masalah keuangan di keluargaku. Pada awalnya kami adalah keluarga yang berkecukupan sampai saat ayahku jatuh sakit. Kehidupan kamipun mulai berangsur-angsur memburuk. Satu persatu barang barang yang bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.

Teman-teman yang selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman denganku ketika aku senang dan ketika aku dalam kesusahan mereka meninggalkanku. Huh, itulah tabiat dari kebanyakan orang yang berada. Mendingan aku berteman dengan orang yang tak mampu. Mereka setia dalam suka maupun duka.

Bercinta Dengan Pembantu Muda




Cerita Bercinta Dengan Pembantu Muda – Suatu malam aku sedang asyik menonton blue film di ruang tengah. Aku nonton sambil beronani ria, aku kocok penisku setelah sebelumnya aku kasih baby oil, semakin lama kocokanku semakin cepat dan, “Croot.., croot”, tumpah semua air maniku di lantai, nikmat sekali.., lalu aku akan ke kamar mandi untuk mencuci penisku. Waktu melewati pintu belakang aku melihat bayangan seseorang di dekat pintu dan aku pura-pura tidak tahu baru aku intip setelah di kamar mandi, ternyata bayangan itu si Yanti kembaran Paramitha Rusady, ternyata dia sedang mengintip waktu aku onani tadi. Wah, kurang ajar sekali dia, tapi kelihatannya dia juga menikmati adegan dalam film tsb, karena ternyata dia juga masih menontonnya.Cerita Sex Pembantu,Cerita Hot Pembantu,Cerita Ngentot Pembantu,Cerita Ngeseks Pembantu,Cerita Dewasa Pembantu,Cerita Mesum Pembantu,Cerita Sex Pembantu 2018

Sempitnya Memek Bidan Muda



Lia adalah seorang gadis dengan usia 23 tahun,sebenarnya dia asli bandung, namun kedua orang tuanya di tugaskan bekerja di malang sebagai pegawai negeri. Lia memiliki perawakan yang cukup sempurna bagi seorang laki2, dengan tinggi 164cm,kulitnya putih,mulus,ramping,rambutnya hitam panjang dan lurus,wajahnya sedikit mirip dengan syahrini seorang penyanyi.

Dia sangat menjaga kecantikan dan kesehatan kulitnya,mungkin karena dia seorang bidan.Saat masih kuliah,banyak teman2nya yang iri dengannya,karena kalau jalan2 dengannya,setiap laki2 yang berpapasan dengannya selalu tak berkedip melihat kecantikannya.Namun hanya Deny yang dapat menaklukkan hatinya.Deny adalah pacarnya,bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kota malang.Mereka merencanakan untuk menikah setelah Lia memberikan keperawanannya kepada deny,tapi mereka hanya 1 kali melakukannya,mereka berjanji tidak akan melakukannya lagi sampai mereka menikah 1 tahun lagi. Hari pertama Lia di desa itu, cukup jauh perjalanan yang dia tempuh dari kota malang,angkutan umum pun jarang sekali ada d desa ini,Lia diantar oleh deny menuju puskesmas untuk berkenalan dengan pegawai yang lain dan kemudian menuju ke rumah dinasnya yang berada cukup jauh dari puskesmas.

Sendiri Dirumah, Istri Diperkosa Supir



Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap dalam pandangan mataku. Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran.

Bercinta Dengan Mertua





Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/


Cerita Sex Nyata Bercinta Dengan Mertua | Akupun bahagia dengan keadaan itu, paling tidak masa depan rumah tanggaku kelak akan terjamin.
Pada saat perkenalan itu ibu mas Rido dalam kondisi sakit dan aku sangat kasihan melihatnya, apalagi dia berkata

“Nak Sinta ibu dan bapak sudah menyetujui Rido untuk menikah dengan nak Sinta” akupun lega mendengarnya,
“ibu juga gak bisa menunggu terlalu lama, jadi kalian harus segera menikah yah” akupun sedih mendengarnya
“Ibu sudah gak bisa merawat Rido dan bapak dengan baik, jadi nak Sinta segera menikah saja biar ibu bisa menyaksikan dan nak Sinta bisa posisi ibu kelak” lanjutnya dengan memelas kepadaku
“Baik bu, ibu jangan punya fikiran macam2, kami akan menikah sesegera mungkin dan yang terpenting bagi saya adalah kesehatan ibu” jawabku untuk menenangkan dia

Akan tetapi dari perkenalan itu ada yang membuat diriku agak terganggu dengan yaitu pandangan ayahnya mas Rido membuatku kadang-kadang malu sendiri.

Mata dia melihatku seperti ingin menelanjangiku, semua lekuk tubuhku dilihatnya tanpa terlewati, aku memang dikaruniai kemolekan tubuh yang bisa dibilang sempurna atau bisa disebut impian tiap pria, dari tinggi dan postur tubuhku memang proporsional untuk menggaet nafsu pria.

Inipun sering mengundang decak kagum temen-temen sekampusku, tak dipungkiri mas Ridho pun sering mengagumi dan memuji postur tubuhku ditambah dengan parasku yang cantik, tetapi dia tidak pernah berbuat macam-macam dan lugu.



Akhirnya pernikahan kami dilangsungkan dengan megahnya dirumah mertua yang luas, rumah itu terdiri dari dua bangunan yang cukup besar dengan halaman yang cukup luas sehingga dapat menampung seluruh tamu yang cukup banyak, salah satu rumah yang ada didalam kompleks tersebut adalah rumah yang dibangun oleh mertua untuk mas Rido, sedang sebelahnya adalah rumah utama yang ditempati oleh mertua.

Disela-sela pesta, mertuaku sempat mendekati diriku dan berkata,”Sinta, Rido sangat beruntung mendapatkan wanita secantik kamu…rugi dia kalo tidak dapat membahagiakan dirimu”,katanya, aku hanya bisa tersipu malu mendengar pujian tersebut tanpa mengartikan maksud apa dibalik itu semua. Ayah mas Rido meskipun telah berumur akan tetapi masih memiliki badan yang tegap dan berisi, sempat dia waktu berfoto disampingku tangan nakalnya memeluku pinggangku, pada saat itu aku merasakan bahwa dia memiliki postur tubuh yang kekar, akan tetapi sempat juga jari-jarinya meraba pangkal pinggangku yang kadang membuatku ada desiran lain, tapi perasaan itu aku tepiskan

Kami memang tidak pernah berbuat macam-macam selama berpacaran dan sepakat untuk melakukan itu semua setelah pernikahan, jadi waktu diperlakukan seperti itu oleh mertuaku aku tidak menaruh curiga kepadanya.

Setelah acara resepsi kami lewati malam pengantin, kami langsung menempati rumah baru yang berada disamping rumah mertua, dengan rasa canggung serta malu-malu kami berdua yang belum berpengalaman saling menunggu untuk memulai, awalnya kami lepas baju kami masing2 tapi tidak semuanya untuk berganti baju tidur, kemudian di atas kasur kita berciuman, sepertinya suamiku belum pengalaman juga untuk hal itu

“Gimana kalau lampunya dimatikan sayang” kata suamiku
“Gak usahlah mas…aku takut!” jawabku, karena rumah itu memang lingkungan baru buatku “Kamu gak malu Sinta?” tanya dia
“Tapi aku takut massh! Biarin deh lampunya nyala…entar kalo ada apa2 gimana?” tanpa menjawab kita lanjutkan lagi permainan baru itu, sambil kita lepaskan baju kita masing-masing, kulihat penis suamiku sudah tegang ketika kulucuti seluruh pakaian yang menutup tubuhku, sepertinya dia sudah horny duluan saat melihatku melepas pakaian.

“Kamu cantik Sinta…tubuhmu sempurna sayang…” rayu dia, sambil langsung mendekap tubuh polosku
“Ah mas Rido bisa ajaaaahh…ehmmaass” jawabku, kembali kia berciuman, akan tetapi tiba-tiba penis suamiku yang udah tegang duluan itu, langsung ditancapkan ke lubang vaginaku yang masih belum mendapatkan rangsangan, otomatis aku kesakitan dan suamiku dengan pela-pelan dan hati-hati menerobos keperawananku…
”Ooh masss sakiiit…pelaaaan maaass”
“Iya Sin ini juga sudah pelan sayaaangh” jawab suamiku, setelah beberapa kali mencoba baru bisa tembus dan suamiku mengeluarkan sperma dalam hitungan detik
“Ahhh aaahku mauu keluaaarr sayaaanghh!!” erangnya
“Lho kok udahan??” dalam hatiku, padahal aku sudah mulai terbiasa dengan , rasa sakit itu dan sama sekali belum menikmatinya,

setelah itu suamiku telah menyudahi dan tanpa bicara kemudian tertidur pulas, aku masih membersihkan sisa darah keperawananku dengan tysu dan bertanya2 tentang kejadian itu sambil melamun penasaran, tiba2 aku lihat sosok seseorang dari jendela kecil di bagian atas dinding kamar, segera aku tutup tubuhku dengan selimut dan berlari ke arah saklar lampu untuk kumatikan, tetapi bayangan itu sudah lari dan entah siapa gerangan? Inikah yang dicari orang pada saat malam pertama aku menjadi heran dan bertanda tanya besar…dimana letak nikmatnya?

Hari2 berikutnya kita lakukan aktivitas sexual kami, maklum pengantin muda, tetapi tetap saja aku tidak tahu dimana kenikmatan dalam berhubungan sex, karena setiap berhubungan yang kudapat tidak ada bedanya dengan malam pertama, akupun tidak mengerti dimana letak nikmat itu harus kuraih, mas Ridho selalu cepat selesai dan sama sekali tidak pakai foreplay, jadi aku merasa sangat tidak nyaman tapi dia nggak peduli in perasaanku itu.

Semua itu akhirnya ku lewati begitu saja, tanpa pernah protes atau mempermasalahkan apa yang aku rasa selama itu, seminggu setelah menikah mas Ridho memulai bekerja untuk menghidupi keluarga, dan yang paling mengagetkan dia harus berangkat selama dua minggu di luar kota untuk mendatangi kolega2 ayahnya yang menjadi pelanggan batik, akupun kaget kenapa harus selama itu, tetapi ayahnya bilang

“Sintia, Ridho harus melakukannya…dan dia harus menggantikan tugas papa…dulu inilah yang harus papa kerjakan untuk meraih sukses selama ini, sekarang harus berpindah ke Ridho sebagai penerusku” terang dia untuk membuatku mengerti dan memahami
“Berat memang harus berpisah dengan suami dalam waktu yang lama, apalagi kalian baru menikah” kata dia untuk menenangkan diriku
“Tapi disini kan ada Ibu yang bisa menemanimu…” lanjutnya lagi
“Papa juga harus menemani Ridho untuk mengenalkan dia kepada semua kolega papa” dan pada saat itu tanganya membelai pundaku dan tangan satunya memegang tanganku
“Ah kenapa mas Ridho diam saja sih???istrinya dipegang2 begitu,” umpatku waktu itu
“kamu yang sabar yah?…udah gak usah takut dirumah sendirian, nanti papa nemenin Ridho paling cuman seminggu saja…” lanjutnya dan tiba2 matanya mengerling kepadaku, akupun tidak tahu maksud dari kerlingan matanya, aku hanya merasa sedih kenapa mas Rido tidak pernah menjelaskan ini semua kepadaku sebelumnya, sehingga aku siap dan bisa menerima semua ini…

Aku relakan mas Rido pergi dengan bapaknya meskipun hatiku teramat berat, sementara aku melanjutkan kehidupan baru yang bersahabat dengan kesepian dan kesendirianku, memang terkadang aku juga mengajak bicara dengan ibu mertuaku, tetapi karena kondisinya yang kurang sehat atau sakit2an jadi beliau lebih banyak dikamar, kalau pagi memang ada beberapa pembantu yang mengerjakan memasak dan mencuci untuk kedua mertuaku tetapi kalau sore mereka pulang ke rumah masing2, tapi mereka bukan untuku jadi aku harus memasak dan mencuci sendiri pakaian kami.

Selama seminggu aku biasakan kondisi ini berjalan tanpa ada kendala, suatu saat siang hari setelah menemani dan menyuapi ibu mertua, aku merasa kegerahan…badanku terasa berkeringat dan apalagi sejak pagi telah kuselesaikan seluruh cucianku, jadi aku putuskan untuk mandi dirumah biar segar.

Karena kupikir dirumah gak ada orang, maka saat mandi aku biarkan pintu kamar mandi terbuka biar udara segar bisa masuk, saat aku bersihkan tubuhku dengan sabun, aku rasakan ada rasa menggetarkan pada rabaanku sendiri di daerah bukit kembarku yang montok dan kenyal. Ah mungkin ini dikarenakan aku yang jarang dibelai, jadi rasa itu muncul tiba-tiba pikirku.

Ku ulangi lagi rabaanku dengan menggosokan sabun ke daerah sensitifku, ternyata kutemukan juga rasa itu dan lebih nikmat! aku terasa agak terbawa oleh rasa nikmat yang menggodaku untuk terus melakukan gosokan2 tersebut sehingga aku melenguh kenikmatan “mmhh…sssts…ahhh…” terus aku menggosok daerah kemaluan dan payudaraku

Kunjungi Juga

“Ooohhh sssst…mmhhaaahh” tiba2 selang beberapa saat aku mendengar suatu berbunyi
“kreek!!” aku langsung menyudahi permainan itu dan kututup pintu kamar mandi serta segera menyelesaikan mandiku cepat-cepat karena aku ingat pintu belakang nggak terkunci dan ingin memastikan sumber bunyi tadi.

Dengan tergesa-gesa aku keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutup kurang sempurna aku lilitkan ke tubuhku dan. Ketika keluar kamar mandi aku cek pintu belakang rumah yang tembus ke rumah mertuaku, ternyata tidak kutemukan seseorang atau apa2, aku lega dan merasa aman akhirnya setelah kututup pintu tersebut dan kukunci dari dalam, karena merasa aman aku gunakan handuk yang terlilit pada tubuh polosku untuk mengeringkan badan serta rambutku sambil berjalan menuju kamarku…

Hanya dengan handuk dikepala dengan tubuh telanjang tanpa sehelai benangpun aku berjalan tanpa rasa was2…akan tetapi begitu aku masuk ke ruang tengah aku dikagetkan dengan suara ayah mertuaku

“Habis mandi Sinta…??” aku yang masih mengeringkan rambut kaget karena tubuhku yang polos tidak tertutup apapun, aku cepat2 berusaha menutup tubuhku dengan handuk
“Oh pak?! Ma’af pak…!” aku malu dan lari ke kamar dan hampir menabraknya, didalam kamar aku bingung kapan dia datang dan masuk ke rumahku, kalau sejak aku mandi pasti sudah melihat tubuh telanjangku sejak dari tadi
“Ooh harus bagaimana ini?” dalam kondisi bingung aku masih belum berpakaian dan lupa mengunci pintu kamar, tiba2 pintu kamarku dibuka oleh mertuaku
“Lho kok belum berpakaian Sin? Kenapa hah? Mau dipakai in bajunya nih ? hahaha…” aku tekaget lagi dan dia masuk ke dalam kamarku dengan tanpa permisi dulu serta tanganya menutup pintu
“Aku mau memberikan oleh-oleh dari luar kota…nih” sambil dia mendekatiku, aku menyambar handuk dan hendak menutup tubuhku tetapi tanganya yang kekar menahannya dan merayuku
“Kamu cantik sekali Sinta…hehehe” ujarnya, karena dia masuk hanya mengenakan sarung saja dan aku nggak tahu dia lepaskan dimana pakaiannya dan mengapa dilepas, aku langsung berpikir ini tidak wajar dan kucoba memperingatkannya
“Pak ma’af pak!…bapak harus keluar dari sini!! Atau aku berteriak?!” ancamku kepadanya,
“Silahkan berteriak Sinta dan itu gak ada gunanya…hehehe” dia mencoba mendekap tubuh polosku tapi berhasil kutepiskan,
“Rumah ini halamanya luas dan jauh dari tetangga, tidak ada yang akan mendengar teriakanmu sayaaang” sialan! Ibu mertuaku pun sudah tertidur setelah kuberikan makan siang tadi, harus bagaimana aku oh!
“Mengapa dirimu kau siksa dengan menggunakan sabun, akupun bisa membantumu sayang untuk mendapatkan kepuasan yang tidak kamu dapat dari suamimu atau sabun itu hehehe?” dia telah berusaha meraba buah dadaku dan menggesek-gesekan penisnya yang mengeras ke daerah vaginaku yang sensitif
“Ayolah sayang…kamu ternyata sexi sekali! aku sudah tertarik padamu sejak pertama Sinta…bagaimana jika kita manfaatkan kesempatan ini hemm??” dia merayuku dan menarik tubuhku kedalam pelukanya
“Jangan pakkk!! Aku ini menatumuu…” sambil aku berusaha berontak dari pelukannya dan itu membuat handuk yang menutup tubuh polosku terlepas
“Bukan Sinta..Rido bukan anaku sendiri!, tunggu apa lagi hah? Ayolah…aku tahu kamu juga menginginkanya sayaaaang” ternyata bandot tua ini sudah melihat tubuh polosku sejak dikamar mandi tadi
“Kurang ajar!! Tidak lepaskan!!” aku bertahan dan mencoba menutup tubuhku, dia berhasil mendekapku dan menggosokkan penisnya yang sudah tegang ke selangkanganku
“Aku sudah gak sabar Sinta dan ini kesempatan terbaik…ayolahhh kamu juga menginginkannya sayaaang!” aku terus bertahan dan menhindar dari ciumanya
“Atau kamu menginginkan kekerasan hah?!…baik!” dia membanting tubuh telanjangku ke kasur dan langsung menindihku, pertahananku kalah karena badanya yang besar dan kekar, dia menahan kedua tanganku ke atas kepalaku dan menindih tubuhku, aku meronta tapi dia malah menjilati leherku sedangkan tangan kananya meloloskan sarung yang dia pakai
“Jaaangaaan paaak….aaaaku mohhhoonnn” isaku padanya, tenagaku seperti hilang…dan dia benar2 beringas melumat tubuhku yang mulus dan polos ini, aku menangis sejadi-jadinya dan dia tidak menhentikan serangan kepadaku…di sela2 rontaanku aku merasakan benda tumpul keras dan besar dipaksakan masuk kedalam vaginaku, beberapa kali meleset dan akhirnya dipaksa masuk olehnya
“Sleebbh”, aku merintih dan menangis ketika benda itu berhasil masuk
“ Aachhh ..Saaakitttt paakk” tetapi dia tidak peduli dan terus menggenjotnya
“Sssudaah laah sayaaang, kammmu tadii meminta ini khaaann, aaku ssudah berusaaahaa lembuut tapi kamuu menolak?!” bisiknya ke telingaku pelan sambil menggenjotku
“Tidaaak paakk !?” tetapi dia terus menghujamkan penisnya dan membuatku kuwalahan, sesekali dia menciumi bibirku tapi tidak berhasil, akhirnya kedua bukit kembarku menjadi serangannya
“Aaahh sayaaang milikmu ternyataaa enaaakk” aku tidak menghiraukan kecuali hanya menangis sejadinya dengan tak berdaya.

Kunjungi Juga

Setelah beberapa menit dia mengejang

“Aaahhhhh memekmu benar-benar enaaakk sayaaang…aahhh..ssst..ahhhh” dia mengatakan sambil menggelinjang diatas tubuhku, aku sudah kehabisan tenaga dan membiarkan dia melumat tubuhku tanpa tersisa, setelah terpuaskan dia lepas kemaluanya dari vaginaku pelan-pelan dan menyeka keringatnya dengan handukku, dia melangkah untuk menghidupkan AC, saat dia berjalan aku memperhatikan tubuh mertuaku itu ternyata masih kekar dan atletis untuk orang seumur dia, ukuran penisnya sangat besar dibandingkan milik suamiku.

Setelah AC nyala dia menhampiriku dan berkata “Ma’af kan aku Sinta”, sambil dia tutup tubuhku dengan selimut yang sudah acak2an

“Aku sudah lama tidak mendapatkan ini dari ibu, ibu sudah lama sakit dan tidak bisa melayaniku” aku diam saja dengan pandangan kosong
“Sudah setahun ini aku tidak pernah melakukan ini…Sinta”, dia berbaring di sebelahku sambil mengelus rambutku dengan penuh perasaan
“Aku diam-diam telah memperhatikan hubungan kalian diatas ranjang selama ini Sinta” sambungnya
“Dan aku tahu, kamu tidak mendapatkan kebahagiaan itu bukan??” aku tidak menjawabnya meskipun itu benar, ternyata sosok yang selama ini terlihat dari jendela kecil diatas kamar itu ternyata dia.

Tetap dia mengelus rambutku dengan perasaan “Aku ingin sekali memberikan kebahagiaan itu padamu sayang, crupp” sambil mengecup mesra rambutku, aku tidak mengerti maksud dia, aku cuman diam seribu bahasa dan tidak berani menjawab, dia beranjak kemudian menatapku

“Mari kita ulangi lagi sayang?…aku masih mampu memberikan lagi” akupun masih diam dan lemas untuk menjawab ajakannya.
“Tidak seperti suamimu, dan kali ini kamu yang akan meraih kenikmatan itu sayang” dan anehnya kulihat penisnya masih tetap tegang dan tenagaku telah habis…aku yang terdiam mungkin dianggapnya setuju, aku merontapun akan sia-sia, akupun berada disimpang jalan dimana dia menawarkan sesuatu yang aku dambakan selama ini, akan tetapi dilain pihak hati kecilku menolaknya.

Dia singkap selimut yang menutupi tubuh polosku tapi tetap kutahan, dia biarkan dan membelai bibirku pelan2, kemudian dia kecup keningku, ciumanya mulai turun ke telingaku dan berbisik

“Mari kita nikmati ini sayaanghh”, lidahnya yang lembut mengalir di tengkukku dan berakhir di leherku….aku terdiam dan tak terasa karena cumbuanya atau karena pesona tubuhnya, selimut yang kutahan sudah terlepas, tanganya mulai meraba pinggangku bak seperti gitar, kemudian bibirnya mengecup bibirku tapi aku tidak memberikan balasan, dan ini seperti perkosaan yang ku restui karena aku diam saja dengan mata tertutup, tetapi setelah bibirnya menyentuh kedua bukit kembarku aku merasakan desiran yang sangat menggodaku, tapi aku berusaha untuk tidak bersuara meskipun kondisi itu merangsangku…

Serangan yang kedua ini lain, tidak ada kekerasan dan benar-benar lembuut, tanganya yang kekar telah membelai paha mulusku, dan ciumanya turun ke jari2 kakiku naik terus senti demi senti menyusuri menuju ke lutut dan berakhir di pangkal pahaku…oohh, apalagi ini, aku tidak pernah mendapatkan yang ini dari suamiku, dan ketika tanganya membuka pahaku aku tidak melakukan penolakkan dan malahan aku memberikan jalan dengan meregangkan pahaku…ohh aku terlena atau juga ingin tahu kelanjutan dari aksi yang belum pernah kurasakan,

kemudian aku merasakan lidahnya bermain disekitar pangkal pahaku kemudian menuju bibir vaginaku dan dengan pelan tapi pasti lidahnya yang kasar itu memainkan bibir vaginaku kemudian menyambar-nyambar klitorisku, dan oh rasa itu benar2 membakar diriku, aku sama sekali belum pernah mendapatkan perlakuan ini, sampai2 dinginya AC pun tak terasa, bersamaan dengan itu tanganya yang kekar membelai lembut buah dadaku, aku mulai mengeliat dan sesuatu yang tak kusadari muncul, tiba-tiba aku bersuara pelan

Kunjungi Juga

“Oh mmhh sssstss..” aku sudah nggak tahan mengeluarkan suara itu tanpa sadar
“Nikmatilah sayaaaangh,” kata mertuaku pelan dan dia lanjutkan menjilati vaginaku sampai aku merasa dibawa ke awang2, tanganku tanpa terasa memegang tanganya yang sibuk memilin kedua pentilku, tapi kidahnya yang kasar tetap menjilati vaginaku tanpa ada rasa jijik, kemudian jilatanya pindah ke buah dadaku dan tanganku tanpa sadar meremas rambutnya
“Emmmhhh…ssstss..oohhh” erangku semakin jelas

Dia telah berhasil membuatku terangsang hebat tetapi dia tidak segera memasukan penisnya kedalam vaginaku dan akupun heran kenapa tidak segera dia masukkan padahal aku sudah benar2 mengharapkannya, kurasakan penisnya yang tegang menempel di bibir vaginaku dan aku gak mungkin meminta dia memasukanya..ooh tanpa sadar kuberkata

“….Ehmm sssst, akuu ngggak kuaaaat ppaak emmhhssstt” tapi dia tidak menuruti untuk memulainya, bahkan ciumannya kembali turun ke perut, aku juga terangsang didaerah itu…dia benar-benar paham letak daerah sensitifku…ouh
“Kali ini kamu yang harus memulainya sayaaaang…” balasnya dan kembali menciumi vaginaku, Oh serangan itu lagi!

Aku terbawa ke awang2 lagi, aku mengeliat sambil kuremas rambutnya, aku sudah lupa kalau dia mertuaku dan aku bingung bagaimana car memulainya dan ketika dia puas dengan vaginaku, dia kembali menciumi buah dadaku sambil kuremas rambutnya

“Aaahh bapaaak bennarrr..ehh” selanjutnya kutarik wajahnya
“Emmh mariii pak…kitaaa teruuushkan paaak, aku juga menginginkanyahh emhhhh” dan kulumat bibirnya, lidah kami saling memilin satu sama lain sedangkan tanganya yang kasar tetap meremas dan memilin pentil bukit kembarku, akupun nggak kalah liarnya kubalik badanya kebawah, akupun posisi diatas dengan leluasa menggesekkan vaginaku yang sudah basah ke penis mertuaku yang tegang dari tadi, gerakanku semakin liar


Kunjungi Juga

“Ohhh pakkk terusss paakk…kumohonnn berikann akuu kepuasaannnhh” lenguhanku yang mengiba disambut ciuman pada buah dadaku dan remasan2 pada pantatku sehingga alat vital kami semakin beradu dan gerakanku semakin membuat gesekan2 yang erotis…ohhh basah sudah vaginaku terasa dan mulai kusambar penisnya yang masih dan segera kumasukkan kedalam vaginaku yang telah lama mendambakan dan itu inisiatifku sendiri…mungkin itulah yang dimaksud mertuaku untuk memuali…ah gila aku dibikin seperti cacing kepanasan olehnya

“Ooooh..ssssts” erangku sambil berusaha memimbing penisnya yang besar dan berotot itu
“Ssleeebbb…” penis itu mulai masuk dan benar2 nikmat saat itu, begitu seluruh batang penis itu menerobos masuk kedalam vaginaku, akupun melenguh
“Ohhh…emmmhh..sssts..paaakk…engghhh” mulai kutarik naik dan pelan oh betapa nikmat rasanya begitu pula saat kuturunkan pantatku hingga klitorisku menyentuh bulu2 kemaluan mertuaku disana ada gesekkan yang benar2 nikmat juga… “Ahhh..sssts pakkk eennaakk sssstts aahh” aku mengerang kenikmatan
“Ennaakk saayyaanghh? Nikmatilaahh sayaaang” katanya dan itu membuatku nyaman untuk meneruskan gerakan2 liarku diatas tubuh polos mertuaku, inilah hubungan intim yang ternikmat yang pernah kurasakan.

Yang terjadi sekarang bukan lagi pemerkosaan kepadaku, aku sudah lupa diri mertuakupun sibuk dengan kedua bukit kembarku… dan aku sibuk menggoyangkan pantat dan pinggulku mengikuti iramanya, akupun menikmati permainan ini dan semakin liar karena aku juga menginginkannya, meskipun aku hanya menerima perlakuannya pada tubuhku,

“Oh sintaaa teruusss sayaaanghh” dia genjot vaginaku dari bawah “Ohhhh nikkkmatt paaak” racauku tanpa sadar, karena seluruh penisnya telah menyeruak masuk kedalam vaginaku dan itupun aku yang memulainya
“Iyyaahh sayaaang, sekaraaang giliranmu menikmatiiinyaaa” lanjutnya, posisiku diatasnya dan itu belum pernah kulakukan dengan suamiku dan dia menggenjot vaginaku dari bawah dengan penuh perasaan
“Oouh ssssstss emmhh paaakk” eranganku mulai timbul, gerakanku semakin binal serta tanganya yang kekar meremas kedua pantatku yang bundar, penisnya yang besar benar2 memenuhi lubang vaginaku, gerakanku semakin gila dan akhirnya kumenjerit
“Uhhh paaak akuu…akuu…gaaak kuaaattt” tetapi dia tidak berhenti menggerakkan penisnya tambah cepat menghujam vaginaku, sambil ciumanya mengarah pada kedua bukit kembarku dan aku semakin dibawa kepuncak kenikmatan
“Ouuhhh paaakk, eehhhmm ahhh” aku tergelepar seperti terbang ke awang2 seluruh persendianku lemas tetapi mertuaku mengetahui itu, dia dekap tubuhku yang lemas ini tapi tetap memberikan kenikmatan itu pada vaginaku dan bukit kembarku, Oh inilah yang selama ini kucari itu, dan mertuaku tetap menggenjotku, dia benar2 membawaku ke puncak kenikmatan yang selama ini belum kutemukan.

Kemudian aku tergolek lemas diatas tubuh kekar mertuaku, dia ciumi wajahku dengan lembut, dia membalikan badanku yang lemas, kukira saat itu dia ingin melampiaskan hasratnya karena cuman aku saja yang mendapatkan kepuasan, ternyata tidak, malahan dia melepaskan penisnya perlahan dari liang vaginaku yang sudah basah oleh cairan kenikmatanku, mungkin karena dia melihatku masih lemas, dia seka seluruh keringat di tubuhku dan cairan kenikamatan di vaginaku dengan handuk, kemudian dia keluar dari kamarku hanya memakai handuk tanpa berpakaian…..

mengapa perlakuan dia berbeda dengan suamiku yang biasanya langsung tidur mendengkur setelah berhubungan intim denganku….mengapa dia kuat sekali dan tidak egois dalam menggapai kenikmatan, yang terakhir malahan hanya aku yang mereguk kenikmatan dan dia yang mangantarkan aku untuk mendapatkanya.

Aku masih belum percaya bahwa kejadian barusan benar2 terjadi begitu saja dan tiba2 pintu kamarku terbuka lagi

Kunjungi Juga

“Sayang, kubawakan air minum, minumlah dulu biar badanmu segar” dituangkannya air putih kedalam mulutku, kemudian dia belai rambutku dan mengecupku, ketika aku mau bangun dilaranganya
“Istirahatlah dulu, kamu belum pulih betul…”
Dalam hatiku masih malu bercampur dengan perasaan puas telah menepis rasa benci pada dia, tetapi aku aku diperlakukan lembut olehnya dan setelah segar badanku diapun mengambilkan oleh2 yang tadi dibawanya
“Aku tadi membelikan baju untukmu nanti setelah kamu pulih dan segar cobalah bajunya…yah? kamu pasti cantik memakainya” ujarnya, sambil mengambil bungkusan oleh2 itu di meja riasku.
“Kejadian ini harus kita rahasiakan berdua, jangan sampai ada yang tahu…nduk” akupun bingung menanggapi perkataanya barusan, karena akupun takut jika mas Rido mengetahui ini semua, tadipun aku juga ikut andil dalam permainan itu
“Kasihan suamimu dan ibu, mereka gak perlu tahu…apakah kamu setuju?” tanyanya dan akupun akhirnya menganggukan kepalaku
“Ya sudah, sekarang bapak mau mandi dulu…kamu aku tinggal ya?” dan dia beranjak sambil mencium keningku, tiba2 kuberkata
“Pak aku juga mau mandi…” oh kenapa aku bisa mengatakan itu? Atau aku gak mau ditinggalnya, atau mungkin karena perlakuannya padaku, atau apa aku sudah terpesona pada dirinya…oh gila! Kenapa aku ini
“Baiklah…kamu gak usah berdiri sayang…” dia langsung membuka selimut dan menggendong tubuhku yang polos, akupun merangkul pundaknya yang berotot itu, oh romantis sekali dia…kenapa suamiku berbeda denganya.
“Kita mandi bersama hemm?” dan aku menganggukan kepalaku, ah kita berdua sudah benar2 gila, mungkin ini yang sebenarnya kudambakan saat malam pengantin dulu, dia begitu mesra dan romantis ternyata.

Langkah kaki mertuaku belum sampai kamar mandi, akupun memberikan kecupan pada pipinya sehingga dia berhenti sejenak dan berkata

“Kenapa Sinta? Kamu menginginkanya lagi sayang hemm?” pertanyaan itu tidak kujawab tetapi langsung kucium mesra bibirnya dan diapun membalas ciumanku dan melanjutkan berjalan ke kamar mandi…benar2 kuat tenaganya, pagutan2 kecil itu berlangsung hingga masuk ke kamar mandi.

Diturunkanya tubuh sintalku di dalam kamar mandi tanpa melepaskan ciuman kami dengan kuremas rambut kepalanya agar tidak terlepas, aku benar2 ingin memberikan kepuasan padanya seperti dia memberikan kepadaku, kemudian tanganku berusaha melepas lilitan handuk yang menutup batang penisnya, kuraba pelan oh ternyata penis itu masih tegak dan kekar…betapa bahagianya istrinya dahulu pikirku…kemudian kecupan turun pada puting yang menempel didadanya yang bidang untuk memberikan rangsangan

“Ahhh sayanghh aaapakah kaamu suudah pulihhh ?” tanganya yang kasar tidak mau kalah memberikan rangsangan juga di buah dadaku yang sintal dan tangan kananya meremas-remas pantatku yang bundar, akupun terangsang dan menjawab “Sssudahhh paakk, aakuu ingiinn lakukannnn lagiiihh sssts ahhh” racuku manja dan genit padanya
“Baik sayaaanghh” tangan kananya tiba2 meninggalkan pantatku dan memutar kran shower dibelakangku,

kemudian gemiricik air menelan desahan2 kita berdua, tanganku memilin dan meraba daerah2 sensitif miliknya begitu juga dia, bibirnya pun tidak kalah ketinggalan memberikan rangasangan pada tubuhku dan kita arungi kepuasan lagi berdua di kamar mandi itu dibawah guyuran air shower.

Pada permainan di kamar mandi itu kita berdua sama2 terpuaskan, bahkan aku sampai dua kali merasakan orgasme…gila!, padahal dalam kondisi berdiri mertuaku menuntaskan permainan itu, memang benar2 hebat tenaga dia. Setelah itu kita pun selesai dan keluar dari kamar mandi bersama dengan wajah yang sama2 ceria dalam kepuasan, akupun masuk ke kamarku dengan hati yang ceria tidak ada penyesalan atau apapun, kemudian dia selesai berpakaian dan mengatakan

Kunjungi Juga

“Sinta aku ke rumah sebelah mau melihat ibu…jangan lupa untuk menjaga rahasia kita berdua” ucapnya
“Baik pak, cruuppp!” kucium bibirnya dan diapun membalas secepat kilat ciumanku kemudian meninggalkanku.

Kubersihkan seluruh kamarku dan kuganti sprei yang acak2an bekas tempat kami berdua menenggak kepuasan tadi, kemudian kuperiksa oleh2 dari mertuaku, aku heran kenapa dari dia lagi kudapatkan bukanya dari mas Rido suamiku, kubuka bungkusan itu ternyata berisi baju2 tidur yang seksi tanpa lengan dengan bahan kain yang tipis, lingeri yang seksi dan kucoba semuanya….kenapa semua baju2 itu begitu pas dan kelihatan cocok padaku, aku semakin seksi dan cantik mengenakannya, kurasa harganyapun sangat mahal kulihat dari bahan dan mereknya…

”Ah kusimpan saja baju2 ini, pasti ada pertanyaan besar kalau kupakai saat ada mas Rido” pikirankupun sudah ingin menjaga rahasia hubungan itu agar ini semua bisa tersimpan dengan baik, inilah awal dari kegilaan itu semua.

Hari2 berikutnya kujalani dengan ceria daripada sebelumnya, entah kenapa aku menjadi periang…sampai2 ibu mertuakupun bertanya

“Kamu kelihatan beda beberapa hari ini Sinta…kamu lebih ceria dan cantik kenapa? Apa ada kabar dari suamimu?” tanyanya saat kusuapi dia
“I iya bu, mas Rido menelepon tadi malam…katanya dia mau pulang” jawabku berbohong, padahal aku tidak mendapatkan kabar apapun dari dia…uh aku jadi kesal karenanya, kok suamiku gak ada kasih kabar juga kepadaku, apa dia sudah lupa telah memiliki istri
“Sinta kok melamun?” tegur ibu mertuaku membuyarkan lamunanku
“Maaf bu, aku tadi lupa belum membersihkan rumah” jawabku seadanya
“Bu saya balik dulu yah, setelah makan ibu tiduran saja yah?” cepat2 aku berpamitan sebelum dia tanya2 hal lain
“Nanti obat ini diminum ya bu, sudah Sinta siapkan di sebelah ibu” kataku
“Iya Sin, terimakasih yah” jawab mertuaku, akupun keluar dari kamarnya kemudian kucoba kucari ayah mertua ternyata dia belum kembali dari berolah raga, dia rajin untuk berolah raga lari2 dipagi hari.

Entah rasanya diriku ada rasa kangen denganya, sudah tiga hari ini dia tidak menggodaku lagi, padahal tiap saat aku sudah berdandan cantik untuknya supaya dia tertarik melihatku dan memulai permainan itu, sampai2 waktu mencuci bajupun kusengaja tidak menggunakan mesin cuci dan apabila dia bertanya akan kujawab mesinya rusak…kupakai baju yang minim dan sexy untuk menarik perhatiannya, memang usahaku berhasil dia mendekatiku dan menggodaku, tapi ternyata dia hanya membantuku menimbakan air untuk mencuci saja, dan tidak ada kelanjutanya…ah sebel jadinya, udah gak berhasil mengajaknya ke tempat tidur, malahan badanku capek semua.

Sampai esok harinya keinginanku itu tidak terkabulkan, dalam hal ini tidak mungkin aku yang memulai duluan untuk memintanya, aku benar2 mendambakan sentuhan itu lagi…ah aku benar2 sudah tergila2 padanya.

Akupun berusaha melupakan rasa itu dengan menyibukkan diri membersihkan seluruh isi rumah, kemudian aku mandi dengan pintu kamar mandi terbuka sedangkan pintu belakang sengaja tidak kukunci dengan harapan dia masuk seperti dulu, ternyata itu tidak terjadi…ah sudahlah tepisku, akupun masuk kekamar untuk berganti baju, belum sempat selesai ternyata pintu depan ada yang mengetuk akupun mengambil handuk untuk menutup tubuhku yang telanjang, entah waktu itu aku kok merasa ayah mertuaku yang datang, karena jam segitu dia biasanya selesai untuk joging keliling kampung, kemudian kuberlari ke pintu depan ternyata benar, akupun segera membuka pintu

“Oh bapak…kok tumben kesini?”matakupun berbinar-binar melihatnya
“Iya nih aku bawain kamu sesuatu…” jawabnya sambil memberikan padaku bungkusan
“Apa ini pak?” tanyaku
“Cuman makanan kecil tadi kubelikan waktu dijalan” jawabnya
“Masuk dulu pak ?” pintaku dengan genit padanya dan kuberanikan tanganku menggandengnya masuk, ah menantu yang kurang ajar dalam hatiku
“Aku barusan mandi habis bersihin rumah jadi belon sempet pake baju” godaku padanya
“Baik kalau begitu…bapak juga pengen kopi buatanmu nih” hatikupun berbunga-bunga melihat dia memasuki rumahku
“Aku mau numpang mandi disini ya Sin? Gak apa2 kan?” kilahnya padaku

Kunjungi Juga

“Ya gak apa2 to pak…lagian inikan juga rumah bapak…aku ganti baju dulu pak” jawabku sambil kedua tanganku pura2 membetulkan ikatan rambutku membuat buah dadaku menonjol sehingga handuk yang melilit tubuhku terangkat keatas yang akhirnya tubuh polosku bagian bawah terlihat sedikit, memang gerakan itu sengaja kulakukan, kulihat matanya memandangiku berbinar melihat sekelebat belahan pangkal pahaku tanpa penutup apapun berlalu dengan langkah sexi yang kusengaja untuk menarik libidonya, kemudian diapun langsung berjalan ke kamar mandi sambil melepaskan kausnya…dia juga tak mau kalah memamerkan kekekaran tubuhnya didepanku, akupun tertegun melihat tubuhnya yang masih menawan, begitu kekar dan jantan.

Akupun dikamar bingung memakai baju yang mana…ini adalah saat yang di tunggu2 olehku dan dia juga, akhirnya kupakai baju pemberianya, daster tipis yang sexi serta celana dalam yang menerawang, kukenakan tanpa memakai bra didalamnya untuk merangsang dirinya agar berbuat semaunya padaku, tidak lupa kupakai parfum sehingga membuat tubuhku wangi dan segar, kemudian baru kumasak air untuk membuatkan kopi untuknya.

Dari dapur kulihat dia telah selesai mandi “Kok cepet pak mandinya ?” sergahku padanya, karena kopi yang kusiapkan belum selesai

“Iya Sin…habis gak ada yang nemenin sih…” kelakarnya saat keluar dari kamar mandi
“Iih bapak bisa aja…yaudah bapak tunggu saja di ruang tamu nanti Sinta temenin minum kopinya gimana ?” jawabku genit, aku pun bingung blingsatan dengan keadaan itu, entah rasanya aku takut kehilangan kesempatan lagi denganya.

Setelah selesai kuantarkan kopi ke ruang tamu kulihat dia hanya menggunakan sarung saja sambil duduk di sofa

“Ini pak kopinya, silahkan diminum…” kataku sambil aku membungkukan badan agar terlihat belahan buah dadaku di hadapanya, diapun tersenyum lebar
“Loh kok kopi yang ini sih Sint?” katanya, akupun bingung dibuatnya
“Maksud bapak kopi apa ? Sinta gak ngerti pak” jawabku padanya, akupun masih berdiri merunduk dan bingung, aku yakin dia melihat buah dadaku tanpa berkedip karena kusengaja gak pake bra dan memang itu yang kuharapkan
“Duduklah sini manis akan kuberitahu kopi yang mana” tanganya pun membelai tanganku sambil menuntunku duduk disampingnya, ketika ku duduk disofa dasterku yang minim itu jadi terangkat sehingga pahaku yang mulus terlihat jelas dan kuregangkan sedikit sehingga terlihat menantang
“Pak, nanti dilihat orang loh, pintunya masih terbuka”, ingatku padanya
“Oh iya sebentar ya kututup dulu biar aman…” diapun melepaskan pelukannya dan tidak hanya ditutup tapi sekalian dikunciny pintu rumahku…ah berarti dia kesini memang untuku, kemudian dia duduk kembali disampingku
“Kopi yang kuminta adalah kopi milikmu manis” katanya, akupun bingung
“Bapak memang suka bikin aku bingung, katanya mau ngasih tau apa sih?” tanyaku dengan genit,

kubarengi dengan menurunkan paha kanaku, sehingga dudukupun semakin terbuka dan CD ku sedikit terlihat olehnya

“Kamu cantik sekali Sinta pakai baju ini” dia melihat seluruh tubuhku dari atas sampai kebawah seperti ingin melucuti semua yang kukenakan
“Pak yang tadi apa kok belum dijawab…bapak memang suka bikin aku penasaran” tanyaku manja sambil kutempelkan buah dadaku ke bahunya dan mencubit mesra pinggangnya, membuat dia jadi berani meletakkan tanganya yang kasar di atas pahaku dan aku diam saja membiarkan apa yang akan terjadi, berarti aku memberikan lampu hijau kepadanya untuk berbuat semaunya padaku
“Masih penasaran sayang hemm?” bisiknya ditelingaku tanganya mulai naik ke pangkal pahaku sehingga dasterku tersingkap semakin keatas, terlihat menerawang vaginaku yang dibalut celana dalamku yang tipis, sentuhan itu mulai merangsangku
“He emhh sssts…ppaak” jawabku setengah manja dan blingsatan karena tanganya yang kasar itu sudah bermain di pangkal pahaku
“Tanganku udah menyentuh kopi yang kuminta itu sayanghhh” diapun menjawab pertanyaanku sambil mengelus2 permukaan vaginaku yang masih tertutup CD ku yang tipis dan mulai mendaratkan ciuman di leherku
“Sssssts emhhhh…akuupun maauu punyaaa bapaaakk ennghh” tanganku akhirnya berani juga menggerayangi pahanya dan menemukan penisnya yang tegang dibalik sarung, ternyata didalam sarung dia tidak memakai apa2 lagi…

oh jadi dia sudah siap juga berhubungan intim denganku

Kunjungi Juga

“Milikilah Sinntaa…kapanpuunnhh kammu mauu sayaanghh” bisiknya sambil mencium daerah buah dadaku, akupun memberikan jalan kepada bibirnya untuk menciumi buah dadaku dengan menarik bagian atas dasterku yang elastis kebawah sehingga kedua bukit kembar ku bisa leluasa menerima ciuman ganasnya, tanganya sudah mulai menyusup kedalam CDku dan meraba lembut vaginaku, aku memberikan jalan padanya dengan meloloskan Cdku hingga terlepas tanpa sadar, tangan kananku meremas-remas rambut kepalanya sedang tangan kiriku mengelus tangan dia yang bergerilya di memeku

“Ohhh paakkk kitaaa pindah ke kaamar Sinntaa saajaa hemmhh” ajaku manja padanya “Kenapa gak disini aja shhayanghh” jawabnya menengadah padaku
“Ntarr kalau ada yang tahu gimana sayanngh? Aku gak mau hubungan kita terganggu…kalau dikamar kan aman” jelasku padanya sambil mengelus tanganya yang masih sibuk di permukaan vaginaku
“Baiklahhh…kamu benar sayang” diapun berdiri maka terlepaslah sarungnya dan dibiarkanya, melihat itu aku juga berdiri dan kulolosi dasterku ketika melihatku sudah polos dia memeluku dan mencium bibirku akupun membalas dengan binalnya, tubuhku yang tak tertutup sehelai benang itu di gendong nya menuju ke kamar tanpa melepaskan ciuman kami

Begitu memasuki kamar saat itulah kudikenalkan permainan baru untuku, tubuh polosku diletakan dikasur terlentang kemudian dia naik ke ranjang dengan arah berlawanan dari atas kepalaku jadi posisi kita saling berbalikan, kemudian kami berhadapan dan dia berkata

“Kukenalkan permainan baru padamu sayaang…kamu tinggal mengikuti apa yang kulakukan” katanya akupun heran mengapa posisinya seperti itu ? ditengah keheranan ciumanya langsung melumat bibirku, akupun menerima apapun itu dan percaya kepadanya untuk membawaku kepuncak kenikmatan.

Ketika berciuman kedua tanganya meraba kedua bukit kembarku dari atas kepalaku dan beberapa saat memilin puntingnya, akupun mengikuti gerakanya dengan gerakan yang sama…Ohhh ternyata benar, aku menikmatnya “Ssssttss emhh” erangku sambil ciuman kami semakin liar

Kemudian dia melepaskan ciumanya dan bibirnya menuju ke dua bukit kembarku, awalnya dicium lembut tapi lama kelamaan dia lumat habis pentilku

“Ouuhhh…sssstts enaaakk paaakkhh” lenguhanku terdengar jelas, kemudian didepanku terpampang dadanya yang bidang, maka kulakukan apa yang dia lakukan kepadaku yaitu menciumi kedua puntingnya
“Emmhhh…yahh beeggiiituuu saayaangghh” diapun mengerang kenikmatan, dan tanganku mengikuti gerakan tanganya yang meraba perutku turun kepaha dan pantatku yang bahenol kemudian meraba pangkal paha kami masing2 dan berakhir pada sentuhan2 lembut di vaginaku, oh benar2 permainan baru dan imbang karena kita sama2 merasakan apa yang dilakukan pasangan intim kita saat itu juga…

aku menggelinjang kenikmatan dan tanpa berhenti memberikan rangsangan yang sama padanya

“Ahhhmmmhh ennaaak saayaaanghh?” tanyanya padaku
“Emmmhh ssssstttss iyyaaahh paaakk emmmhh ssssts” jawabku seadanya

Ciuman2 kami masih pada puting susu dan itu memberikan rangsangan hebat kepadaku sedangkan tangan kami saling meraba pada daerah sensitif kami masing2, ini benar2 permainan yang sangat membakar birahiku
Kemudian ciumanya bergerak kebawah pusarku, terus turun didaerah pangkal pahaku dan dijilati dengan lembut bibir vaginaku…ah awalnya aku tidak bisa mengimbanginya, ketika dia lumati dan membelah vaginaku…aku terangsang hebat, aku mengeliat seperti cacing kepanasan, kucengkeram tubuhnya erat2 dan pantatku berputar-putar mengikuti jilatan lidahnya yang kasar pada klitorisku

“Ooouhhhmmmhh ssst paaakkhh ennnaakkhh…” erangku gak karuan, setelah beberapa saat baru kubisa menguasai diri dan tanpa jijik lagi langsung kukulum kepala penisnya, kumasukan kedalam mulutku
“Oouuuhh yaaahhh teeeruusss ssayaaaanghh..”erangnya, dia juga terangsang ketika kulakukan itu dan membuatku bersemangat untuk memberikan rangsangan pada penisnya seperti apa yang dia lakukan pada vaginaku…

Kunjungi Juga

Bergantian kita memberikan rangsangan pada bagian alat vital kami yang paling membawa kita pada puncak rasa nikmat…oh benar2 permainan baru yang fantastis….dan aku bisa dua kali orgasme saat itu Ketika vaginaku mula berdenyut-denyut kali ketiga kuinginkan permainan yang sesungguhnya

“Ssssstt paaak dimasukin yah punya bapak ?” pintaku padanya
“Baaik saayangh kamu sudah nggak tahaann ?” katanya sambil menciumi vaginaku yang sudah basah, diapun pindah kesampingku
“He ehhh…bapak pinter sekali…aku boleh diatas pak ?” pintaku sambil kugenggam penisya yang tegang dan kukocok lembut
“Tentu sayaaang” jawabnya, pahaku yang jenjang langsung melangkahi tubuhnya yang polos tepat diatas kemaluanya…penisnya kusambar dan kuarahkan pada vaginaku

Ku gesek2 kan penisnya pada bibir vaginaku dan kucium bibirnya, kitapun berciuman liar sembari tangannya meremas remas kedua bukit kembarku dan penisnya semakin tegang siap untuk menerobos masuk vaginaku

“Sssleebb…” penisnya memasuki vaginaku
“Ooouhh ssstss eenaaakk pakk” racauku sambil kuturunkan pelan2 pantatku sehingga penis yang besar itu masuk semua kedalam vaginaku

Tubuh kitapun bersatu, kamipun mulai memacu dan memompa kelamin kita… dan aku dibawanya kembali ke awang2…kadang aku diatas dan terkadang dibawah

Ketika aku diatas, aku benar2 menikmati penisnya yang bisa memenuhi vaginaku…goyangan pantatku pun liar…oh nikmatnya
Dan ketika vaginaku mulai berdenyut2 hebat akupun melenguh panjang “Aaaaahhkuu mmaauuu kelluaaar paaakk…”
Dia langsung membalikan tubuhku dibawah dan menghentakkan penisnya cepat “Kiiitaa saamaa2 yaaanngghh…” racaunya ketika diatas

“Baaaiikkhh paaak eemmmhh” lenguhku dan aku gak kuat menahannya…kurasakan sesuatu yang sangat nikmat menyerangku dan tanpa sadar kugigit dadanya…desiran yang benar2 nikmat bertubi2 menyerangku
“Aaaahhh akkuuu jugaaa saaayaaanghh…aaaahhh” dia pun tersentak hebat beberapa kali diatas tubuhku, setelah itu pantatnya bergoyang memutar sehingga desiran itu datang lagi menyerangku
“Oooouhhh ppaaaakk” erangku yang kedua kali, penisnya tetap memberikan gesekan2 erotis didalam vaginaku sampai kita berdua terkulai lemas

Bibirnya mencium mesra bibirku, akupun membalasnya sebagai rasa terimakasih padanya…lama kita saling berciuman untuk menuntaskan rasa kangen padanya akupun menahanya ketika penisnya mau dicabut

“Enntaar ajaaa paaakk, Sinta masih kangen” pintaku sambil menahan pantatnya agar penisnya gak tercabut
“Iyaa Sint, bapak juga” jawabnya sambil menusuk nusukan perlahan lahan ke dalam vaginaku yang masih ada sisa denyutan kenikmatan

Sejak kejadian itu kami sering mengulangi perbuatan itu secara sembunyi2, terkadang dia yang datang kekamarku sewaktu suamiku tidak ada dirumah, bahkan akupun sering mendatangi kekamarnya atau kita lakukan dikebun belakang rumah apabila suamiku berada dirumah.

Cerita Sexs,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sedarah Sex,Cerita Tante Bokep,Cerita Ngentot Panas,Cerita Remaja Bugil,Cerita Sex Terbaru 2017

Terima Kasih Telah Memuaskanku Maya




Cerita Sex Rasa Terima Kasih Telah Memuaskanku Maya – “Hallo, Mas Dani, ini aku..” suara renyah seorang wanita dengan logat khas Jawa terasa bagai batu batere yang langsung mengembalikan energi.



Dengan penuh semangat aku bangkit dan membalas sapaan si penelpon yang sejak sepekan terakhir memang sudah sangat kurindukan.

“Kamu di mana May, kapan sampai, naik apa, trus aku jemput di mana..?” saking rindunya, aku memborbardirnya dengan pertanyaan yang langsung dibalas dengan tawa terkekeh-kekeh.

Thursday, 25 January 2018

Ngentot sama guruku sampai hamil


kejadian ini terjadi saat gue
masih duduk di kelas 3 SMA.
gue ari, sekolah di salah satu
SMA favorit dikota S. setiap
hari rabu dan jum'at gue ada
kegiatan les privat di rumah guru fisika gue. guru gue ini
adalah primadona bagi kaum
laki-laki disekolah, umurnya 25
tahun, cantik, seksi, dan sudah

Ngentot Ibu Kandung



Hallo semua, namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakan dan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di kedah, dan tinggal di rumah di kawasan elite di keah utara dengan ibu, adik dan pembatuku. Sejak mula lagi aku dan adikku tinggal bersama nenekku di kedah, sementara ibu dan ayahku tinggal di KL karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Persekutuan, dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal di KL, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Kedah karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir.

Saat itu aku baru lulus SPM dan sedang menunggu pengumuman hasil periksaan di Kedah, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, meminta aku untuk selalu menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memang pandai sekali menjaga tubuhnya dengan senamerobik dan renang, sehingga walaupun usianya hampirl 39 tahun, ibuku masih terlihat seperti wanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dan dada yang masih terlihat padat dan berisi walaupun di wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan hingga kemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan. Aku mulai memperhatikan ibuku karena setiap aku jemput dari tempat senamnya ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesai dan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaian setelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengan dandanan seksinya, otak ku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuh ibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaian senam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masih padat berisi.

ngentot dengan teman chat



Perkenalkan dulu bagi pecinta cerita sex dewasa indonesia ini nama gw Novi Gelis!huehuehue…gw dari Bandung dan gw mempunyai teman chating yang selalu setia menemani gw sepanjang malam namanya dedy dia anak Jakarta! Dedy merupakan anak yang baik dan ceplas ceplosan kalau ngomong di chat! dan pembicaraan Kita sudah melewati masa-masa hehehe..sensor dulu yahhh dan kadang berakhir dengan cyber sex! Bukan hanya sekedar chat sex tapi juga sex yg memuaskan, yah walaupun hanya di chat. Akhirnya setelah sekian lama, gw lah yg memberanikan diri datang ke ibu kota untuk menemuinya. Sekalian hangout gitu! Dan malam ini, Dedy berjanji akan mengajakku makan malam bersama.

Monday, 8 January 2018

BU FAT





Namanya Ustadzah Fatimah tapi biasa di panggil Bu Fat. Umurnya kutaksir sekitar 50 tahunan. Meskipun tidak begitu cantik namun mukanya selalu terlihat bersih. Wajahnya hanya dilapisi mik-up tipis dengan lips-gloss pada bibirmya serta farfum berwangi kembang selalu tercium dari tubuh Bu Fat. Maklum sudah berumur, badan Bu Fat sedikit gempal dan sepasang buah dadanya pun besar dan terlihat masih montok .

Seperti biasa pagi itu Bu Fat datang ke rumahku untuk mengajar ngaji anakku. Aku pun mempersilahkannya masuk.

BU ENNOK




Hari itu aku berangkat pagi-pagi ke sekolah. Biasa, mau nyontek PR teman. O,ya aku sekolah di SMA negeri di kota X. sekolah ini termasuk unggulan, namun bukan dalam hal akademisnya melainkan dalam hal ekskulnya. setiap pulang para siswa terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari. Karena termasuk sekolah baru, guru yang mengajar umumnya masih muda. Mereka rata-rata berumur lebih dari 37-40 tahun.

Jam 6 pagi aku sampai di sekolah, segera kucontek PR temanku yang terlebih dahulu datang. Tidak terasa aku mengerjakan PR hingga bel masuk berbunyi. Untungnya PRku selesai lebih dulu. Pelajaran pertama biologi. Aku sih enjoy aja mengikutinya apalagi gurunya manis, masih muda lebih tinggi sedikit dariku dengan berat badan yang ideal, dan berjilbab. Dia baru mulai mengajar 3 hari yang lalu. Kami biasa memanggilnya Bu Ennok. Pagi itu Bu Ennok datang memakai baju warna hitam dan jilbab dengan warna sama. Dia menggunakan jilbab selengan. Selain mengajar biologi, dia juga menjadi pengurus UKS maklum sekolah kami masih baru minim SDM.

Ibu Nisa


Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/


Cerita ini benar apa adanya tanpa menambahkan bumbu-bumbu yang berlebihan atau merubah karakter seseorang. Hanya nama atau lokasi yang disamarkan.Namaku Deenee, umurku 28 tahun dan aku bekerja freelance di beberapa media elektronik di Jakarta. Di hari minggu diawal tahun ini aku berniat mencuci mobil di bengkel cuci langgananku.

Hampir setiap minggu, aku selalu mencuci mobil di bengkel tersebut. Sehingga ada beberapa langganan tetap yang aku kenal di bengkel ini, salah satunya Ibu Nisa. Ibu Nisa berumur 48 tahun, wajahnya tidak cantik tapi sensual menurut aku, wajahnya sekilas mirip dengan Nunung pemain Srimulat, tinggi kira 165cm dan berat tubuhnya proporsional dengan tingginya, kulitnya kuning langsat, buah dadanya lumayan besar, rambutnya panjang hingga menyentuh pinggang & tubuhnya yang ramping dan semampai. Tidak menampakan kalo Ibu Nisa sudah punya dua anak yang berumur 15 tahun & 10 tahun.

Info ini aku dapat dari seringnya aku berbincang-bincang dengannya jika bertemu di bengkel. Hari itu kita bertukar nomer HP dan berjanji untuk saling menghubungi dan janjian kalau mau mencuci mobil. Singkatnya beberapa minggu ke depan kita selalu janjian untuk ke bengkel cuci. Aku ingat hari Selasa tanggal 29 Januari 2008 sekitar pukul 10.pagi, HP-ku bergetar dan aku menerima sms dari Ibu Nisa yang mengatakan bahwa Ibu Nisa minta pertolonganku untuk menjemputnya di bengkel langganannya di daerah Cipete dikarenakan mesin mobilnya mogok. Aku menyetujui dan mengatakan akan tiba dalam waktu kurang lebih satu jam.

Sesampainya di bengkel Ibu Nisa langsung naik, hari ini Ibu Nisa mengenakan rok panjang semata kaki warna hitam, kemeja stretch warna cream, rambutnya yang panjang digelungnya sehingga membentuk sangguk cepol sederhana.

"Kamu ada acara hari ini Dee?", Ibu Nisa bertanya padaku.
"Ada bu, kenapa?", Tanyaku, balik.
"Tolong anter aku ya ke kantor, kalo kamu sore bisa Ibu mau pulang bareng."
" Oke bu", jawabku sambil tersenyum.

Aku mengantar Ibu Nisa ke kantornya di kawasan Senayan, lalu aku pergi menuju ke tempat aku bekerja. Menjelang sore aku menerima SMS Ibu Nisa yang menanyakan kesediaanku menyampernya ke kantornya. Aku langsung menyanggupi menjemputnya pukul 16.30. Sepanjang perjalanan aku membayangkan menyetubuhi Ibu Nisa yang cantik menuruntuku. Penisku menjadi tegang membayangkan menyetubuhinya. Tak lama kemudian Ibu Nisa sudah bersamaku didalam mobil.

" Kamu mau temenin Ibu belanja ga Dee", tanyanya.
" Boleh bu", jawabku singkat. Lantas aku langsung menuju Supermarket di Mall di kawasan Pondok Indah.

Kancing atas kemeja Ibu Nisa yang terbuka membuat belahan dadanya yang besar nampak kalau dia membungkuk mengambil barang belanjaan di rak bagian bawah. Aku taksir ukurannya 34 tapi entah dengan cup-nya B, C atau D.

" Dee kamu ngeliatin apa ampe bengong", membuyarkan lamunanku.
"Eh..ngga bu", jawabku gugup.
"Jangan bo’ong... pasti tadi ngintip kemeja ibu ya", balasnya sambil mencubit pipi aku.
"Habis kebuka sih, jadi aku ga sengaja ngeliat bu", jawabku sekenanya.
"Nakal kamu...", balasnya tersenyum sambil merapatkan kemejanya tapi tidak mengancingkannya.

Singkatnya aku tiba di depan rumah Ibu Nisa dan menurunkan semua belanjaannya dirumahnya. Rumahnya yang kecil berarsitektur minimalis dan halaman tertata rapi tampak membuat suasana menjadi sejuk. Ibu Nisa menawarkan untuk mampir dan menyuguhkan minuman dingin, lalu pamit untuk mengganti baju dan membersihkan diri.
Tak lama kemudian Ibu Nisa keluar mengenakan celana pendek dan kaos tank top ketat dan membuat buah dadanya sedikit menyembul keluar dari kaosnya. Rambutnya masih tergelung dengan rapi.

"Koq sepi sih rumahnya bu, pada kemana anak-anak?", tanyaku.
"Iya anak-anak lagi nginep di rumah neneknya, pembantuku lagi masak di dapur belakang", jawabnya.

Ibu Nisa mengajakku ke ruang tengah biar bisa mengobrol sambil nonton televisi. Ibu Nisa adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya beberapa tahun lalu dan diwariskan usaha peninggalan suaminya yang makin berkembang waktu dikelolanya.

"Maaf bu, makan malam udah siap", kata pembantunya.
"Yuk makan dulu Dee, ibu tahu kamu pasti belum makan malem", ajaknya sambil menggandeng tanganku dan mengajakku kearah meja makan.

Singkat cerita setelah makan, aku kembali duduk diruang tv dan menyalakan DVD American Pie yang baru aku pinjam dari teman kantorku. Ibu Nisa duduk persis disebelahku. Bau harum parfumnya sungguh menggoda hasrat birahiku. Penisku mulai menegang perlahan dan mengeras. Aku duduk di pinggir sofa dan tiba tiba Ibu Nisa menyandarkan tubuhnya ke tubuhku.

"Eh ibu..", kataku gugup. Ibu Nisa hanya tersenyum dan menarik lenganku memeluk pinggangnya.
"Ndak pa-pa kan Dee aku nyender gini?", tanyanya.
Aku mengangguk mengecup keningnya. Penisku semakin tegang dan keras. Terasa sekali menyentuh lengan Ibu Nisa.

"Koq ‘ade’mu keras sih Dee?’’, tanyanya sambil mengelusnya pelan.
"Habis Ibu wanginya nafsuin sih", jawabku sekenanya.
Ibu Nisa berdiri dan menghadap kearahku.

"Kamu bisa aja, ibu khan dah 48 Dee.", ujarnya.
"Iya emang ibu dah 48 tapi masih ayu dan nafsuin", kataku sambil tertawa.

Ibu Nisa mencubit pahaku. Kudekatkan wajahku dan kucium pipinya mendekati bibirnya. Ibu Nisa tidak menolak lalu aku mencium lembut bibirnya. Ibu Nisa membalas ciumanku. Aku beranikan diri meraba punggungnya dan Ibu Nisa meraba celanaku.

"****** kamu ngacengnya keras banget Dee", katanya sambil mengelus penisku dari luar celana jeansku.
"Tetek ibu juga gede", ujarku sambil meraba dan meremas pelan payudaranya. Payudaranya berukuran 34 dengan cup DD.

"Sss... Deee... teruuss remes say..", desahnya menikmati pijatan tanganku di payudaranya. Tangannya membuka ikat pinggangku, kancing jeans serta retsuliting celana jeansku. Tangannya bergerilya di underwearku.

"Mmmm... Ibu Nisa enak banget...", desahku sambil memelorotkan celanaku.
Ibu Nisa melepas tank top-nya dan tampaklah payudaranya yang besar terbungkus bra warna hitam berenda. Aku kagum diusianya tubuhnya terawat, kulitnya bersih dan payudaranya masih tetap kencang. Mungkin karena senam BL yang dijalaninnya rutin setiap minggunya.

"Ibu sexi banget sih.", ujarku sambil mendekatinya dan merogoh bra-nya. Saya langsung menjilati payudaranya dan mengigit kecil putingnya yang coklat.
‘’Ouuuuhhhh Deeee... isep say... jilat pentilnya Deee.. Aahhh... sss", desahnya sambil memeluk kepalaku.

Tangan Ibu Nisa merogoh celana dalamku dan mengelus batang penisku.
‘’Ohh Dee... besar juga ya ****** kamu", ujarnya sambil terus mengelus elus penisku.

Ukuran penis-ku tidak terlalu istimewa, aku pernah mengukur panjangnya hanya kurang lebih 18 sentimeter dan lingkarannya 6 sentimeter.

Ibu Nisa terus mengelus penisku dan tanganku mulai merogoh celana pendeknya dan ternyata Ibu Nisa mengenakan G-string warna hitam. Kuraba vaginanya yang hanya ditumbuhi rambut tipis sehabis dicukur. Kuraba vaginanya dan kumainkan clitorisnya.
Ibu Nisa mendesah dan makin kencang kocokan tangannya di penisku. Kurebahkan tubuhnya dan kubuka celananya, kugeser tali G-stringnya dan langsung saja lidahku menjilati dinding vaginanya dan sesekali memainkan clitorisnya.

"OOhhhhhh... ssssshhhhh... nikmattttt... Deee... jilat say... jilat terus memek ibu’,’ pintanya.
Aku terus melumat vagina dengan lidahku dan sesekali menghisasp clitorisnya.
Tubuh Ibu Nisa menegang, kakinya menjepit kepalaku.

Setelah sekitar 10 menit Ibu Nisa mendesah dan merintih nikmat, tiba-tiba tubuhnya bergetar dan menegang.
"Deeee. .. ibu mau keluarrr.. aaAHHH...YYEESS.. DEEE’,’ desahnya setengah berteriak. Tubuhnya bergetar, tangannya menahan kepalaku agar tetap di vaginanya.
Aku terus menjilati vaginanya.

"Duhh... Deee, geli say... auuuww.. .ngilu say... aahhh’’, tubuhnya terus meronta dan tangannya ingin sekali menyudahi permainan lidahku. Aku makin senang Ibu Nisa makin tersiksa dengan kenikmatannya sendiri. Ibu Nisa terus meronta ronta.
Dan akhirnya, " Deee. .. ampunn say... ibu ndak kuat ngilu banget...", Desahnya.
Aku menyudahi permainan lidahku di selangkangannya.
Aku berdiri dan tersenyum, Ibu Nisa tergeletak lemas, tersenyum dan mencubit pahaku.

"Kamu nakal banget sih Dee, udah minta ampun masih aja diterusin", ujarnya manja.
Ibu Nisa memintaku untuk duduk di sofa dan membuka celanaku. Tangannya meraba batang penisku yang masih terbungkus celana dalam dan sesekali menciumnya.

"Ouuhhh bu... aku buka aja celananya ya.", ujarku sambil menarik turun underwearku.
Ibu Nisa menciumi dan menjilati ujung kepala penisku dan tangannya terus mengelus dan mengurut batang penisku.

"aaahhhh... ibu... yes...", desahku ketika Ibu Nisa mengulum lalu menghisap batang penisku dan memainkan lidahnya di seputaran batang dan kepala penisku.

Ketika tanganku hendak memegang kepalanya ditepisnya tanganku.
"Kamu diem aja Dee.", katanya sambil terus menhisap dan menikmati penisku.
Aku hanya bisa pasrah menikmati permainan mulut seorang wanita seumur Ibu Nisa.
Ibu Nisa terus menghisap batang penis dan buah zakarku serta menjilatinya, sesekali dia menjilati lubang pantatku tanpa rasa jijik. Terasa geli namun aku menikmatinya.

"Oouuhh bu nikmat banget sepongannya... aahhh.. sshhhh... mmppphh", desahku.
"****** kamu lumayan Dee.", ujarnya lalu kembali melakukan permainan mulutnya di penisku.

Setelah beberapa lama, "Dee kamu ga keluar-keluar say?’’, tanyanya sambil mencium bibirku.
"Aku kalo disepong agak lama keluarnya bu...", Jawabku sambil meraba payudaranya.
Ibu Nisa membuka celana dalamnya dan mengangkangi tubuhku. Tangannya membimbing batang penisku menuju vaginanya. Tubuh Ibu Nisa mulai naik turun dan sesekali memutar pantatnya.

"Ouuuhh... Dee. .. enak banget... ssshhh. .. aahh.. Yess. .. isep tetek ibu say..", mintanya dengan nikmat. Aku membuka kaitan branya dan terpampang dua bukit kembar yang menantang siap untuk dimainkan. Kujilati putting sebelah kiri sesekali kuhisap dan kugigit kecil sambil tanganku meraba dan meremas payudaranya yang sebelah kanan. Kulakukan bergantian.

"Aaaahhhhh... mmmpphhhhh... Deeee... Ibu senang... enaakkk..", rintihnya sambil terus menaik-turunkan tubuhnya. Setelah beberapa lama, aku menggendongnya dan merebahkannya di atas karpet.

"Deee... entot ibu say. ****** kamu nikmat banget Deee.", ujarnya lirih. Lalu aku sedikit memiringkan tubuhku sehingga batang penisku sedikit miring dan memainkan vaginanya dengan kepala penisku, sesekali kuhujamkan seluruh batang penisku kedalam vaginanya.

"Deee..kamu gila... diapain memek ibu say .. aaahhh.. enak...", desahnya sambil meremas remas pantatku. Sesekali bola matanya hanya terlihat putihnya saja.
"Bu Nisa... sshhh memek ibu hanget banget.", Jawabku sambil terus menggenjot tubuhnya dengan ritme teratur.
"AH Deee... terus say... Ahhh", desahnya setengah berteriak ketika aku mulai menggenjot tubuhnya sedikit lebih cepat.
"Deee... Ahhh ibu ga kuat. .. oouuhhh. .. aku mau kelua.., Arghhh... Dee terus entot Saya... Ya.. ya...", jeritnya bersamaan dengan tubuhnya yang menegang dan bergetar menandakan Ibu Nisa mendapatkan klimax nikmat yang kedua kalinya.

"Oohhh Deeee... kamu gila. Memek ibu diapain tadi say?", tanyanya.
Aku hanya tersenyum sambil kubimbing tubuhnya dan memintanya untuk tengkurap dan pantatnya sedikit kuangkat serta kakinya sedikit kubuka. Aku berlutut dibelakangnya dan kubimbing masuk penisku ke liang vaginanya yang masih berdenyut akibat dari orangasmenya tadi.

Hanya setengah dari batang penisku saja yang kumainkan didalam liang nikmatnya. Setelah beberapa lama. Aku setengah berdiri menekuk luntutku dan kembali menghujam liang vaginanya dari belakang dengan penisku. Aku melakukan dengan ritme dan perlakuan yang sama dengan sebelumnya.

"Deee.. .kamu gila... Enak banget say... ****** kamu berasa banget say. Oohhh... terus say... keluarin sayang... keluarin. .. aaahhhhh.. entot aku say... uhhh... kalo kayak gini aku bisa nagih Dee... ouuhhh enak banget... terus Dee.. Entot memek aku Dee... Uhhhh enak banget ngentot ma kamu... ****** kamu deee... enak..", Ibu Nisa terus meracau dan tangannya meremas keras bantal yang diambilnya dari atas kursi.

Terasa batang penisku akan mencapai titik puncaknya.
"Ouuhh bu... aku mau keluaarr... aaahh...", desahku. Tiba-tiba Ibu Nisa melepaskan tubuhnya dan segera berbalik dan ibu jarinya menekan ujung bawah kepala penisku dengan keras.
"Bu... ahhhh ngilu...", desahku menjerit sambil meringis menahan ngilu yang teramat sangat.
Ibu Nisa tidak melepaskan tekanan jarinya hingga nafas dan tubuhku kembali rileks.

"Kenapa sih bu? koq pake diteken ****** aku... ngilu banget!", tanyaku penasaran dengan apa yang diperbuatnya, Ibu Nisa hanya tersenyum dan memintaku untuk menyetubuhinya lagi. Kubimbing tubuhnya membentuk posisi doggy style, lalu kumasukan penisku ke liang surganya.

"Dee... mmpphhh... Dee... ngentotin aku... ahhh... mmmm Deeee", desahnya. Kepalanya bergerak tak beraturan, rambutnya yang tergelung rapi terlihat mulai berantakan.
"Aaahh Dee... aauuhhh... Dee...", jaritnya ketika rambutnya sedikit kujambak bersamaan dengan masuknya penisku kedalam vaginanya dengan keras.
Terus kugenjot liang vaginanya sambil sesekali rambutnya yang panjang kutarik dan kujambak pelan seperti memegang tali kendali kuda. Tak lama kemudian tubuhku mulai menegang dan penisku terasa akan memuntahkan lahar panasnya.

"Bu Nisa... aku mau keluar bu. Aahhh aku ga tahan lagi... aaahhh... ibuuu...", desahku. Ibu Nisa melepaskan penisku, membalikkan tubuhnya dan berlutut di hadapanku. Mulutnya langsung menghisap, menjilati serta tangannya turut mengocok batang penisku.

Tiba tiba tubuhku bergetar dan, "cret cret cret...".
"Oohh bu... aku keluar... Ahhhhhh...", desahku setengah berteriak bersamaan dengan muncratnya spermaku didalam mulut Ibu Nisa. Kedua tanganku memegang lehernya dan agak menjambak rambutnya. Air maniku tumpah didalam mulutnya dan sebagian menetes keluar disela sela bibirnya. Ditelannya semua air maniku dan Ibu Nisa menjilati sisa sperma yang masih menetes dan membersihkan ****** aku dengan lidahnya.

Aku terduduk lemas di sofa dan keringat menetes dari tubuhku. AC diruangan serasa menjadi tidak terasa sejuk karena panasnya permainan tadi. Aku sungguh tidak menyangka kalo Ibu Nisa akan menelan semua sperma yang aku keluarkan, aku hanya bisa tersenyum dan memeluk tubuhnya yang tergeletak lemas di pangkuanku.

"Makasih ya Bu...tadi nikmat banget.", kataku sambil mencium keningnya.
"Ibu juga terima kasih ya say... udah lama aku ndak ML kayak gini sejak suami ibu ndak ada. Kamu gila Dee... ****** kamu nikmat banget..", ujarnya dan menciumku serta batang penisku.

Tak terasa sudah jam 22.30, berarti sudah hampir dua jam kita memacu hasrat birahi.
Aku pamit pulang dan dihadiahi pelukan dan ciuman mesra dari Ibu Nisa. Dalam perjalanan pulang alu menerima SMS yang isinya, "Permainan kamu gila Dee... Ibu suka. Kalo nagih gimana nich?" Lalu aku balas, "Yah kan ibu tinggal telp atw sms saya aja kita bisa janjian kalo kita berdua ga sibuk."
Ibu Nisa mengiyakan dan dalam 10 menit aku tiba dirumah.

Keesokan harinya aku diminta kekantornya untuk mengambil titipan yang dititipkan di meja resepsionis. Aku buka titipan itu ternyata Ibu Nisa memberikan jam tangan merk Levi’s yang aku impikan dan aku mengucapkan banyak terima kasih melalui SMS dikarenakan beliau sedang meeting.

Demikian sedikit kisahku dengan Ibu Nisa. Bagi para pembaca wanita dewasa yang ingin memberikan kritik, saran dan ingin berkenalan, curhat dapat melalui 17tahun2.com, pasti akan saya balas.

Tamat



Wednesday, 3 January 2018

Gadis-gadis Kecilku



Cerita ini bermula ketika aku berumur 32 tahun, aku waktu itu sudah bekerja sebagai kepala bagian di sebuah perusahaan BUMN, penghasilanku lebih dari cukup. Apapun bisa kupenuhi, hanya satu yang belum dapat kuraih, yaitu kebahagiaan keluarga, atau dengan kata lain punya istri dan punya anak. Aku hidup sebagai bujangan, kadang untuk memenuhi hasrat biologisku, aku mencarter wanita malam yang kesepian.

Di Ewe Adik Sendiri



Nama gw Molly, umur gw 19 tahun, kata temen gw wajah gw cantik (kalau mau bukti banyak yang mau jadi pacar gw di campus). gw mau ceritain kejadian yangsangat tidak menyenangkan dalam hidup gw. dientot sama adik gw sendiri, namanya ical. umurnya 13 tahun gini ceritanya : Waktu itu malam minggu. rumah gw lagi ada banyak orang sampe jam 2 maleman gitu. adik gw udah ngantuk pas jam 9. terus nyokap gw nyuruh tidur sama gw. nah, pas dia masuk kamar gw, dia gak tidur-tidur. akhirnya gw duluan dah yang tidur. terus pas jam setengah 10, jadi sepi rumah gw. nyokap bokap malah pergi ke Bogor malam malam (katanya sih mereka perginya selama 4 hari doang). nah, dirumah cuma ada gw sama adik gw. NAH... Kejadiannya pas disini. pas gw tidur , gw ngerasa ada yang meremas nenen gw sama nyubit nyubit puting gw.. saat gw sadar, ternyata itu adik gw . pas gw belum ngomong apa apa, dia ngomong gini "kak, pliss. aku entotin kakak sekali aja" katanya. terus gw bilang gini "eh, enggak enggak. kamu gak boleh nakal. ntar kakak aduin ke mama" kata gw. terus dia ngomong gini "kalo enggak boleh, rahasia kakak aku sebarin ke orang ntar".

Namaku Eki



Namaku Eki , Aku ingin membagi pengalaman seksku , yang aku alami kira - kira 11 tahun yang lalu , ini adalah pengalaman yang sangat mendebarkan sekaligus menggairahkan buatku.Waktu itu Aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta usiaku 23 tahun , tinggi 175 cm berkulit sawo matang badanku atletis karena kegemaranku berolahraga bola basket , selain menjadi team inti di kampusku aku juga tergabung dalam sebuah club basket yang cukup diperhitungkan pada waktu itu.

Bagiku masa - masa itu tidaklah sulit untuk mencari pacar , karena selain luasnya pergaulanku , aku juga termasuk orang yang berada , aku memiliki kendaraan pribadi sebuah mobil Jeep buatan Amerika dengan modifikasi yang sedang trend masa itu.