Friday, 2 February 2018

Mahasiswi Cantik Adik Iparku


Sudah dua tahun saya menikah dengan istri saya. Di rumah saya kami tinggal bertiga dengan adik istri saya, karena janji kami terhadap keluarga istri saya untuk ikut menjaga adik istri saya itu saat kuliah. Setidaknya bisa menghemat biaya kost jika dia ikut tinggal bersama kami. Setelah adik ipar saya yang bernama Cici itu lulus SMA bulan Juli lalu, Cici tinggal bersama kami untuk melanjutkan kuliah.

Istri saya dengan Cici memiliki perbedaan umur yang cukup jauh sekitar 8 tahun, disaat kami menikah Cici masih belum terlihat ciri khas kewanitaannya, maklum dia terbilang tomboy. Setelah lulus SMA, Cici sudah terlihat lebih feminin dengan rambut lurus sebahu, kulit kuning langsat dengan mata sedikit sipit hampir mirip chinese karena masih berdarah Manado.

“Waah kamu udah jadi gadis tulen ya Cici, cantik lagi, gak kalah cantik sama Kakak kamu” saya bilang itu ketika dia baru sampai dirumah saya, kebetulan saya yang menyambut kedatangannya ketika istri saya sedang keluar rumah urusan Ibu-ibu PKK.

Kemolekan Cici ternyata menggoda birahi saya, setan hinggap dan membisikkan “Ayo kalau kakaknya bisa kamu dapat kenapa juga adiknya gak sekalian?”.

Adik saya mulai masuk kuliah, dan jika dirumah ikut membantu pekerjaan rumah tangga istri saya sehingga hampir setiap hari nampak aktifitas Cici didepan mata saya, apalagi jika Cici dirumah memakai pakaian yang minim, duuh makin naik aja birahi saya. Seringnya Cici memakai baju tidur dengan celana pendek sehingga kulit putihya yang terawat juga payudaranya yang perkiraan saya berukuran 34b sering menjadi curian pandangan saya.

Setan mulai merasuk diotak saya, saya atur strategi untuk menikmati kemolekan tubuh Cici dimulai dengan mencari cara mengintip ketika dia mandi. Saya membuat aturan supaya Cici mandi dipagi hari, maklum istri saya susah bangun pagi, nah disaat itulah saya bisa mengintip untuk melihat spesifikasi Cici. Wooow… boobs nya betul 34b cup type dengan pentil yang masih pink. Setan berbisik lagi “Hayoo kamu bisa”.

Cici sudah punya pacar yang sebenarnya istri saya sangat tidak setuju karena istri saya menganggap adik saya harus fokus kuliah, sehingga belakangan ini sering terjadi perdebatan antara Cici dan istri saya, dan saya hanya jadi penonton. Akhirnya hubungan Cici dan pacarnya putus karena istri saya melarangnya, hari hari berlalu nampak kesedihan di wajah Cici. Disaat istri saya keluar rumah dan hanya saya dan Cici dirumah saya coba tanya sama dia,

“Kok muka kamu murung Ci, gara gara gak boleh pacaran ya?”

“Ga tau lah bang” jawab Cici dengan muka datar.

Akhirnya lama-lama dia mau curhat sama saya. Saya coba curi-curi kesempatan dimulai dengan membelai-belai rambutnya, paling tidak membuat dia merasa nyaman curhat dengan saya. Aktifitas mengintip kamar mandi pun tetap saya jalankan.

Beberapa waktu yang lalu istri saya mendapat tugas untuk beberapa minggu diluar kota, Setan berbisik “Ini saatnya”. Pas kebetulaan adik saya sedang dikamar dan pintu kamarnya sedikit terbuka, saya lewati untuk ambil gelas untuk minum. Tak sengaja saya melihat Cici sedang meremas-remas buah dadanya diatas tempat tidur sambil menatap langit langit kamar. Niat mau ambil gelas saya urungkan, dan saya coba mengintip dari pintu kamar yang sedikit terbuka. Saya amati kurang lebih 15 menit, adik kecil saya mulai naik karena tangan Cici mulai masuk kedalam celana pendeknya.

Saya ketuk kamranya satu kali dan pintu langsung saya dorong untuk membuka, Cici kaget dan langsung duduk dari tidurnya sambil merapikan bajunya dan kedua tangannya masih di dadanya.

“Bang, bikin kaget aja, ada apa?”

Saya pura pura tanya, “Liat Gunting kuku gak?”

Cici bingung jawab “Dimana ya, tadi disini bang di meja samping tempat tidur” kata dia sambil mencari.

Saya dekati tempat tidurnya pura pura bantuin dia cari, secara tidak sengaja kepala saya nyundul payudara Cici karena saya coba cari dibawah kolong tempat tidur.

“Sorry Cici gak sengaja. Tapi enak” kata saya.

Muka Cici langsung memerah dan dia memalingkan muka. Setelah pencarian gunting kuku tidak ketemu, kami berdua menyerah dan saya duduk di tempat tidurnya. Rupanya Cici tidak pakai bra terlihat dari baju tidurnya yang transparan, terlihat ketika dia membelakangi saya. Saya tetap duduk tidak beranjak.

“Cici kok menghadap sana, itu kan tembok”

Dia berbalik badan, tangannya masih di dadanya.

“Iya bang” jawab Cici.

Saya coba curi-curi pandang, Cici pun bertanya, “Kenapa bang?”

“Kamu tadi lagi ngapain di kamar? Trus mukamu kok kaya orang terangsang?” kata saya balik bertanya sambil cengar cengir.

“Enggak bang gak ngapa ngapain” jawab Cici sedikit gagap.

Saya pegang tangannya dan coba saya turunkan dari dadanya, ehh sedikit nyenggol.

“Eh Ci, dua kali kena daging empuk nih, sorry ya”

Dia menundukkan kepalanya sambil geleng-geleng. Saya angkat dagunya biar bisa lihat mukanya yang memerah. Saya belai-belai juga rambutnya yang halus dan saya tarik tangannya supaya duduk lebih mendekat ke saya.

“Cici kok gak pake bra sih? Jangan-jangan gak pake CD lagi?!”

Tangannya yang saya pegang menjadi dingin dan mukanya kembali memerah. Kembali juga dia menundukkan kepalanya.

“Ah abang ini, kalo CD pake lah. Gak pake bra abis panas” jawabnya.

Saya belai-belai punggungnya dia mulai mengangkat kepalanya, saya beranikan belai wajahnya sambil menarik tangan kanan dia ke paha saya, tidak ada perlawanan. Saya belai juga lehernya dan terlihat matanya menjadi sayu ciri orang terangsang. Saya coba membuat suasana santai sambil bertanya,

“Kamu kangen pacar kamu ya?”

Cici mengangguk perlahan. Belaian saya tetap berlanjut, saya bertanya lagi,

“Hubungan kalian sudah dalem banget ya?”

Cici mengangguk lagi. Saya pindahkan tangan saya yang satu lagi membelai pahanya yang terbuka karena cuma pakai celana pendak. Gak ada perlawanan nih, coba saya rangkul dari samping dan tangan saya berusaha membelai bawah ketiaknya dan saya kecup kepalanya, tidak ada perlawanan juga. Saya tanya lagi,

“Enak gak Ci?”

Dia mengangguk lagi. Saya lanjutkan bergerilya, saya belakangi dia dan kedua tangan saya bermain di dadanya dan pangkal pahanya. Saya kecup tengkuknya sampai terdengar desahan halus Cici.

“Kamu suka Ci?”

Dia berbalik dan langsung memeluk saya erat-erat. “Ini dia saatnya” setan berbisik, saya peluk erat juga Cici dan saya cium keningnya. Kembali tangan saya meraba-raba punggungnya. Saya tidurkan dia. Ciuman saya mulai turun ke dadanya, tangan kanan saya nyelip kedalam baju tidurnya, wah masih mengkel boobsnya. Saya remas dan saya jepit pentil nya dan Cici mendesah.

“Aahhh Bang…”

Mulai saya buka kancing baju tidurnya sampai gunung kembarnya terkuak. Bentuknya sangat indah kalau dilihat dari dekat, gak cuma pas ngintip di kamar mandi.

“Kamu sering ya beginian sama cowokmu?”

Dia tidak menjawab, malah saya ditariknya sehingga menindih dia dan tangan Cici mulai membelai punggung saya. Saya ciumi payudara kirinya sambil tangan saya bermain di payudara kanannya. Tangan Cici turun ke pantat saya dan meremas-remas pantat saya. Saya masukkan tangan kanan saya ke celana pendeknya, oh rupanya pake CD. Saya selipkan lagi dibailik CDnya meremas-remas pantatnya. Ouhh… mulus sekali pantatnya. Saya coba bermain diselangkangannya, wooow… belum lebat rambut kemaluannya. Saya mainkan klitnya dan kedua pahanya menjepit tangan saya yang sedang bermain di Vaginanya.

Tanpa kata-kata saya buka baju saya dan celana saya, kembali saya melakukan rangsangan dan akhirnya saya buka celana pendek Cici. Saya tindih dia, dengan masih memakai CD saya coba gosok-gosokkan adek saya di selangkangan Cici. Saya turunkan wajah saya sampai ke selangkangannya sambil saya buka CD Cici. Saya gigit-gigit diatas bibir vaginanya sampai mulut saya bermain di vaginanya, terdengar Cici mendesah kuat, sudah mulai becek vaginanya. Saya duduk dan menarik tangannya ke penis saya, dia meremas-remas dan saya minta dioral. Dia mengeluarkan penis saya dan mulai mengisap dan menjilati penis saya. Saya turunkan CD saya sehingga kami berdua benar benar telanjang.

Saya mainkan dengan posisi MOT, supaya dalem masuknya saya silangkan kedua pahanya di kedua tangan saya. Cici mulai mendesah keras, dia minta posisi WOT. Waaah… mantab pas posisi dia diatas, penuh semangat naik turun sampai akhirnya dia ambruk di dada saya. Cici mendesah panjang dan menciumi dada saya. Penis saya masih menancap di dalam vagina Cici.

“Kamu udah Cin?” tanyaku, dia mengangguk.

“Abang belum nih” lanjutku.

“Gimana biar abang enak juga?” kata Cici.

Saya meminta untuk melakukan gaya doogie style. Cici bingung.

“kayak gimana tuh?”

Saya tuntunlah dia, saya suruh dia menungging, lalu saya tancapkan lagi penis saya yang masih tegang ke vaginanya. Saya genjot dengan kecepatan tinggi sampa Cici teriak-teriak. Saya tambah kecepatan genjotan saya samapi akhirnya dengan cepat saya cabut adek saya dan “croots… croots… crootts…” tumpah lahar putih di pantat mulus Cici.

Berdampingan kami di tempat tidur, sambil saya ciumi bibirnya. Lalu dia berkata,

“Bang yang barusan enak banget”

Kejadian tersebut berulang jika istri saya tidak dirumah, dan Cici juga semakin betah tinggal di rumah saya. Kejadian selanjutnya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, saya dan Cici sepakat untuk memakai kondom dan kami berjanji untuk saling memuaskan serta menjaga rahasia ini dari siapapun.

No comments:

Post a Comment