Thursday 21 December 2017

BU MAEMUNAH


Streaming Visit Now

http://tvglobalstream.com

Waktu itu senja pukul 04.00 sehabis melakukan kegiatan praktikum Biologi aku menghampiri kantor Dosen. Aku kaget di kantor tersebut masih ada Bu Maemunah seorang diri mengutak-atik sebuah alat peraga untuk praktik. Bu Maemunah waktu itu kelihatan cantik dengan jilbab warna coklat sampai menjulur menutupi dadanya.

Sementara bawahan menggunakan “Siap Bu!” kataku serius. “ Baiklah kamu tunggu sini sebentar Ibu tak ke belakang dulu?” Ah mau apa Bu Maemunah pakai ke belakang segala, aku masih termangu-mangu pekerjaan apa yang harus kulakukan. Lima menit kemudian Bu Maemunah keluar dengan santainya. Lalu menuju pintu dan menutupnya, setelah itu dia melirikku sambil tersenyum.

“Din bantu Ibu ya?”, katanya pelan. “Bantu apa Bu?”, aku masih bertanya-tanya. “Jangan banyak Tanya, ayo ikut Ibu ..?

Tak kusangka Bu Maemunah menuntunku menuju ke kantor yang biasa tempat bu Maemunah menerima mahasiswa untuk konsultasi ataupun diskusi. “Duduk Din”, Bu Maemunah menyuruhku duduk di sebuah kursi yang tempat duduknya bulat dan tidak ada sandaran.

Tapi anehnya Bu Maemunah justru berada di belakangku, “Pejamkan mata Din”, kata Bu Maemunah. Aku merasakan tubuhkan didesak oleh tubuh seseorang dari belakang dan yang kurasakan adalah sebuah benda yang kenyal. Astaga! Pikirku, ternyata Bu Maemunah di belakangku menggosok-gosokkan teteknya di punggunggku sambil terengah-engah dan gilanya aku merasakan tetek tersebut tidak ditutupi BH, aku merasakan tetek itu begitu terasa dan ternyata benar sebab Bu Maemunah mengenakan kemeja putih lengan panjang yang tipis.

“Balikkan tubuhmu Din”

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Seketika itulah baru kali ini aku melihat tetek Bu Maemunah dengan sangat jelasnya, perlahan-lahan Bu Maemunah satu persatu membuka kancing kemejanya dan terlihatlah payudara itu. Gilanya Bu Maemunah kemudian mengangkat jilbabnya ke atas mengalungkannya dan terlihatlah tetek Bu Maemunah yang sebelumnya tak pernah aku lihat, bahkan mengira-ngira bentuk dan ukurannyapun aku kesulitan karena selalu tertutup jilbab. Tak kusangka gede amat, ku taksir 36 B. “Puas kamu Din” celotehnya.

“Aku tahu kau menginginkan ini, aku tahu kau selalu ingin melihatnya, menyentuhnya bukan. Sejak kamu masuk kuliah ini, aku tertarik padamu, kau mirip cowokku dulu, mu kan hisap tetek Ibu..?” Tanpa pikir panjang aku langsung sosor, karena inilah yang kutunggu-tunggu dari Bu Maemunah. Aku juga merasakan hal yang aneh, Bu Maemunah selalu baik padaku bahkan nilia-nilai ujianku selalu dapat baik, padahal nilaiku sebenarnya jelek.

Mulutku kini melumat tetek Bu Maemunah agak kendor memang tapi tetap indah, sesekali jilbabnya lepas dari lehernya dan menutupi teteknya. Tertutup jilbab dan kelihatan mengintip malah justru menarik. Pikirku. Lidahku mulai turun, menjalar ke bawah dan sampai di pusar, aku jilati hingga kudengar erangan Bu Maemunah sambil meremas payudaranya sendiri.

“Ohhh nikmat Din, ke bawah Din” pintanya. Aku langsung melorotkan rok hitamnya, ah tak ada celana dalam, ternyata Bu Maemunah ke belakang tadi melepas Cdnya, Gila! Aku langsung sosor, menjilati memeknya yang berbulu lebat dan kecoklatan.

“Ahh kau hebat Din.. terus nak, jilati…” Ah aku rasakan memek Bu Maemunah berdenyut-denyut dan ya ampun cairan keluar dari memek Bu Maemunah.

Tanpa disuruh, inilah saatnya menunjukkan kejantananku pada Bu Maemunah. Aku kemudian berdiri dan mendorong Bu Maemunah di atas meja, kini ia terlentang dengan jilbab yang masih utuh sementara BH, kemeja dan rok sudah aku preteli. Kontolku benar-benar sudah siap, aku langsung tancap, Bu Maemunah mengerang kenikmatan tubuhnya menggelinjing kenikmatan.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Jilbabnya yang kembali menutupi susunya aku singkap dan kuhisap kembali teteknya. “ooooohhhh nikmat luar biasa…” pikirku, meski sudah tak perawan, Bu Maemunah tetap Hot.

“ Din aku mau klimaks nih, cepet Din.. lebih kenceng!” Aku langsung tancap lebih keras, tubuhku mendidih. Alamak spermaku menyembur, dan Bu Maemunah mengerang keras tanda keenakan. “Sini nak, sisa spermanya biar Ibu lap pake jilbab ini” kata Bu Maemunah sambil menjulurkan kepalanya ke selangkanganku. Sejak peristiwa itu Bu Maemunah selalu minta bantuanku dan tentu saja masih tetap menggunakan jilbab, ada sensasi tersendiri.



No comments:

Post a Comment