Monday, 18 December 2017

BU WATIK




Kunjungi Juga



https://bio.izaygadget.com/


Seperti yang kujanjikan, beberapa teman kantorku akhirnya menjadi langganan pijatan Bu Rahmi setelah aku mempromosikannya. Rupanya pijatannya benar-benar disukai para pria. Termasuk Pak Watik, atasanku.


Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Bahkan ada dua temanku yang menanyakan kemungkinan untuk tidak sekadar mendapat layanan memijat dari Bu Rahmi tetapi lebih dari itu. "Kayaknya bisa nggak To kalau Bu Rahmi diajak begituan. Aku suka lho wanita tipe seperti dia. Sudah tua tapi tubuhnya masih bagus dan terawat," kata Rizal, teman sekantorku suatu hari setelah hari sebelumnya dipijat Bu Rahmi di rumahnya.

Rizal juga cerita, saat dipijat ia sempat menggerayang ke balik daster yang dipakai Bu Rahmi. Tetapi ternyata, kata Rizal, Bu Rahmi di samping memakai celana panjang ketat sebatas lutut juga memakai celana dalam rangkap. "Entah rangkap berapa celana dalam yang dipakainya. Aku sampai nggak bisa merasakan empuknya memek dia," ungkap Rizal menambahkan.

Mendengar ceritanya aku jadi ingin ketawa sekaligus bangga. Sebab ide memakai pakaian seperti itu saat memijat memang atas saranku. Karena kuyakin para pria pasti tertarik untuk iseng dan coba-coba. Tetapi agar Rizal menjadi penasaran dan tetap menjadi langganan pijat, kukatakan padanya kalau aku tidak tahu bisa tidaknya Bu Rahmi memberi layanan seks selain memijat.

"Selama ini sih aku hanya tahu ia tukang pijat yang baik dan pijatannya enak. Kalau sampai ke masalah itu saya tidak tahu. Mungkin kalau pendekatannya pas bisa saja ia mau melayani. Apalagi kan udah cukup lama ia ditinggal suaminya," ujarku.

Pria lain yang juga terang-terangan menyatakan ketertarikannya pada Bu Rahmi adalah atasanku. Bahkan setelah aku sering mengantar Bu Rahmi untuk memijat, karena Pak Watik lebih senang pijat di rumahnya, ia menjadi semakin dekat denganku. Aku juga dipercaya memegang sebuah proyek dengan nilai cukup besar, sesuatu yang belum pernah dipercayakan padaku.

Menurut Pak Watik, pijatan Bu Rahmi bukan hanya enak tetapi juga mampu menggairahkan kejantanannya. "Jangan cerita ke siapa-siapa ya. Saya dengan ibu sudah lama tidak jalan lho. Nggak tahu kenapa. Tetapi melihat pemijat tetanggamu itu dan mendapat pijatannya, sepertinya mulai agak bangkit. Suaminya sampai sekarang belum pulang?" kata Pak Watik ketika aku menghadapnya di ruang kerja.

Pak Watik mengundangku karena nanti malam jadwalnya dia dipijat Bu Rahmi. Tetapi menurut dia, istrinya juga ada rencana belanja ke supermarket dan menemui salah satu koleganya pedagang permata. Selain mengantar Bu Rahmi ke rumahnya, aku diminta bantuan menyopir mobil untuk mengantar istrinya.

Sebagai seorang bawahan terlebih karena kebaikannya mempercayakan sebuah proyek berdana besar kepadaku, kusampaikan kesediaanku. Namun sebelum aku keluar dari ruangannya ia kembali mencegah dan berbisik. "Eh Ton, kira-kira bisa nggak tukang pijat itu memberi layanan lebih? Kamu bisa bantu atur?"

Aku paham kemana arah pembicaraan atasanku itu. Maka seperti yang kusampaikan kepada dua temanku yang menjadi langganan pijat Bu Rahmi, kukatakan bahwa selama ini yang kutahu ia hanya berprofesi sebagai pemijat dan soal yang lain-lain belum tahu. Hanya kepada Pak Watik kukatakan akan mencoba melakukan pendekatan ke Bu Rahmi.

Setelah keluar dari ruang kerja atasanku, aku menemui Bu Rahmi. Sambil berpura-pura cemburu kuceritakan soal ketertarikan atasanku kepadanya. Tetapi juga kuceritakan tentang kebaikan Pak Watik termasuk kepercayaannya memberikan proyek besar di bawah penangananku.

Bu Rahmi cerita, setiap dipijat Pak Watik memang berusaha merayunya. Juga berusaha menggerayang ke balik pakaian seperti temanku yang lain. "Tetapi kelihatannya punya Pak Watik sudah sulit bangkit kok," ujar Bu Rahmi.

"Oh jadi cerita Pak Watik soal kemampuan seksnya yang sudah berkurang itu bener?" Kataku pura-pura kaget.

"Jadi enaknya sikapnya gimana Pak Anto. Dia kan atasan bapak dan juga baik sama bapak," ujarnya lagi.


Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/


Akhirnya dengan seolah-olah sebagai sesuatu yang sangat sulit untuk kuputuskan, kukatakan padanya bahwa karena kondisi kemampuan seks atasanku tidak normal maka sebaiknya Bu Rahmi membantunya. Saat memijat, sebaiknya tidak memakai celana dalam rangkap tiga dan juga tidak memakai celana panjang di balik daster yang dipakai.

"Maksud saya agar Pak Watik terangsang karena dia suka sama ibu. Memang resikonya Pak Watik jadi leluasa menjahili ibu sih. Tetapi niatnya kan untuk membantu menyembuhkan dia. Gimana menurut ibu?"

"Kalau itu yang terbaik menurut Pak Anto saya sih nurut saja. Tetapi Pak Anto jangan cemburu ya,"

Bu Rahmi langsung kupeluk. Kukatakan padanya bahwa sebenarnya aku sangat cemburu dan tidak suka tubuh Bu Rahmi diraba dan dipegang-pegang orang lain. Tetapi demi menolong atasanku itu dan demi membalas kebaikannya aku akan berusaha untuk tidak cemburu. "Asal yang ini jangan diberikan semua ke Pak Watik ya bu. Saya suka banget dengan yang ini," ujarku sambil meraba memek Bu Rahmi setelah menyingkap dasternya.

Tadinya aku berniat melepaskan hasratku untuk menyetubuhi tubuh montok tetanggaku itu. Tetapi setelah saling memagut dan hendak saling melepaskan baju, kudengar anak-anak Bu Rahmi pulang dari sekolah. Hingga kuurungkan niatku dan langsung kebur menyelinap lewat pintu belakang.

Seperti yang kujanjikan, sekitar pukul 17.00 kujemput Bu Rahmi dan kuantar ke rumah Pak Watik. Bu Rahmi memakai seragam baju terusan warna putih seperti yang biasa dipakai suster rumah sakit. Itu memang baju seragamnya saat memijat. Tetapi dari bentuk cetakan celana dalam yang membayang di pantatnya yang besar, kuyakin ia tidak pakai celana panjang dan celana dalam rangkap seperti biasanya. Rupanya ia benar-benar memenuhi janjinya untuk melayani Pak Watik dengan lebih baik seperti yang kusarankan.

Kulihat Pak Watik sedang menyiram bunga di halaman rumahnya saat aku datang. "Eh To, silahkan masuk. Tuh istriku udah uring-uringan karena sudah dandan dan siap berangkat," ujarnya mempersilahkan.

Benar Bu Watik sudah berdandan rapi dan siap pergi. Bahkan ia langsung menyerahkan kunci kontak mobil kepadaku. "Wah ibu takut Nak Anto telat datang. Soalnya selain belanja ibu kan harus ke rumah Bu Ramli, jadi takut kemalaman," kata Bu Watik.

Bu Watik menyapa Bu Rahmi ramah dan mempersilahkan masuk ke ruang tamu rumahnya. Ia meminta Bu Rahmi menunggu karena suaminya belum mandi. Bahkan kepada Bu Rahmi juga berpesan untuk istirahat di kamar tamu rumahnya kalau selesai memijat nanti ia belum pulang. "Santai saja Mbak Rahmi nggak usah sungkan-sungkan. Kalau mungkin nanti saya juga ikut dipijat," ujar Bu Watik yang langsung mengahmpiriku yang sudah siap dengan mobil Kijang keluaran terbaru milik keluarga itu.

Usia Bu Watik mungkin sebaya dengan Bu Rahmi. Atau boleh jadi lebih tua satu atau dua tahun. Namun dengan pakaian stelan jas tanpa kancing yang dipadu dengan kaos warna krem di bagian dalam serta celana panjang ketat warna hitam senada, wanita itu tampak berwibawa.

Bau harum yang lembut dari wangi farfumnya membaui hidungku saat ia masuk ke dalam mobil. Ia menyebut nama sebuah suoermarket ternama hingga aku langsung menjalankan mobil perlahan. Untung aku yang biasanya hanya memakai T shirt, tadi memutuskan memakai baju lengan panjang meski untuk celana tetap memilih jins. Hingga tidak terlalu canggung mengantar istri atasanku.

Ukuran dan bentuk tubuh Bu Watik nyaris sama dengan Bu Rahmi, tinggi besar. Kakinya panjang dan kekar. Hanya perutnya relatif lebih rata, mungkin karena rajin senam dan olahraga hingga tubuhnya tampak lebih liat.

Awalnya pembicaraan lebih bersifat formal. Tentang bagaimana sikap kepemimpinan suaminya di kantor dan bagaimana penilaianku sebagai bawahan. Namun lama kelamaan perbincangan menjadi lebih cair setelah topiknya menyangkut keluarga. "Sebentar lagi cucu saya dua lho Nak Anto. Sebab Menik kemarin telepon katanya sudah hamil," kata ibu beranak tiga itu.

"Kalau ngomongnya sama orang yang tidak tahu keluarga ibu nggak akan percaya kalau ibu sudah punya cucu,"

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/



"Lho kok?"

"Soalnya dari penampilan ibu, orang pasti mengira usianya belum 40 tahun. Soalnya ibu terlihat masih muda dan energik," kataku memuji.

"Ah bisa saja Nak Anto. Pujiannya disimpan saja deh untuk istri Nak Anto. Pasti istrinya cantik ya karena Nak Anto kan pandai merayu,"

Lewat kaca spion, wanita yang sehari-hari menjadi kepala sekolah di sebuah SD itu kulihat tak mampu menyembunyikan perasaan bangganya atas pujian yang kuberikan. Seulas senyum manis terlihat menghias wajahnya, wajah yang masih menyimpan sisa-sisa kecantikan di usianya yang sudah lebih dari setengah abad.

Melihat Bu Watik aku jadi ingat Bu Rahmi. Wanita itu pasti lagi sibuk memijat tubuh atasanku. Atau boleh jadi sambil memijat ia jadi terangsang karena tangan Pak Watik yang menggerayang ke paha dan selangkangan atau di memeknya yang kini hanya dibalut satu buah celana dalam.

Membayangkan semua itu aku kembali melirik Bu Watik yang ada di sebelahku. Perbedaan Bu Rahmi dengan Bu Watik mungkin hanya pada warna kulitnya. Kulit Bu Rahmi lebih terang dan Bu Watik agak gelap. Kalau teteknya, aku berani bertaruh payudara istri atasanku ini juga cukup besar ukurannya. Meski tertutup jas hitam dan kaos krem yang dipakainya, tonjolan yang dibentuknya tak bisa disembunyikan.

Di luar itu, yang pasti Bu Watik lebih wangi dan boleh jadi tubuhnya lebih terawat. Sebab ia memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk merawat tubuh dan membeli parfum mahal. Tetapi begitulah hidup, rumput tetangga memang selalu nampak lebih hijau dibanding rumput di halaman sendiri.

"Sudah berapa lama ya Pak Watik tidak menyentuh wanita berwajah manis ini? Ah aku juga mau kalau diberi kesempatan," ujarku membathin sambil melirik bentuk kakinya yang panjang dan tampak indah dibalut celana hitam ketat.

Gara-gara terus-menerus melirik Bu Watik, mobil yang kubawa nyaris menabrak becak. Untung Bu Watik mengingatkan hingga aku bisa sigap menghindar. "Makanya jangan meleng! Kenapa sih, sepertinya Nak Anto ngelihatin ibu terus deh,"

"Ee.. ee.. anu.. eee ibu cantik banget sih," jawabku sekenanya.

"Hush... orang sudah nenek-nenek dibilang cantik,"

Tanpa terasa mobil akhirnya memasuki pelataran parkir supermarket yang dituju. Tadinya aku berniat menunggu di tempat parkir sementara istri atasanku itu berbelanja. Tetapi Bu Watik memintaku menemani masuk ke supermarket. Bahkan ia menggamit lenganku sambil berjalan di sisiku layaknya seorang istri pada suami.

Sebagai anak buah dari suaminya, sebenarnya aku agak canggung. Tetapi karena Bu Watik terkesan sangat santai, aku pun akhirnya bisa bersikap wajar. Bahkan setelah berkali-kali tanpa disengaja lenganku menekan buah dada Bu Watik yang kelewat merapat saat berjalan, aku mulai nekad mengisenginya. Sambil berjalan, siku lengan kiriku sengaja kutekan ke teteknya hingga kurasakan kelembutan buah dadanya.

Entah tidak tahu ulah isengku atau tahu tetapi pura-pura tidak tahu, Bu Watik bukannya menghindar dari siku lenganku yang 'nakal'. Sambil terus melangkah di sisiku untuk melihat-lihat barang-barang di supermarket posisi tubuhnya malah kian merapat. Akibatnya tonjolan buah dadanya kurasakan ikut menekan lenganku. Aku juga mulai bisa memperkirakan seberapa besar tetek istri atasanku itu.

Sebenarnya aku kurang begitu suka mengaantar istri berbelanja. Sebab biasanya, istriku suka berlama-lama khususnya ketika berada counter pakaian. Begitu pun Bu Watik, hampir setiap baju dan gaun wanita yang menarik hatinya selalu didekati dan beberapa diantaranya dicobanya di kamar pas.

Namun aku yang biasanya jenuh dan menjadi bersungut-sungut, kali ini malah menikmatinya. Sebab sambil menunggu wanita itu memilih baju-baju yang hendak dibelinya, aku jadi punya banyak kesempatan untuk melihat bentuk tubuh istri atasanku itu. Saat kuamati dari belakang, wanita yang usianya sudah kepala lima itu ternyata masih lumayan seksi.

Dalam balutan celana ketat yang dipakainya, pinggul dan pantat Bu Watik benar-benar aduhai. Apalagi celana dalam yang dipakainya jadi tercetak sempurna karena ketatnya celana warna hitam yang dikenakan. Aku terus melirik dan mencari kesempatan untuk menatapnya saat Bu Watik membungkuk atau memilih-milih pakaian yang menjadikan posisi pantatnya menonjol.

Saat hendak mencoba baju yang diminatinya di kamar pas, Bu Watik menitipkan tasnya padaku sambil meminta berada tak jauh dari lokasi kamar pas. Lagi-lagi goyangan pinggul dan pantat besarnya menggoda mataku saat ia melangkah. Pikiranku jadi menerawang membayangkan Bu Rahmi. Ada perasaan cemburu karena kuyakin Pak Watik lagi berusaha merayu atau malah sudah berhasil menaklukkan Bu Rahmi dan tengah menikmati kemontokkan tubuh wanita itu. Ah andai Bu Watik bisa kurayu atau membutuhkan layanan seksku, ujarku membathin.

Aku merasakan adanya peluang untuk itu ketika kudengar Bu Watik memanggilku dari kamar pas. Dengan tergesa aku menuju ke kamar pas yang letaknya agak terpencil dan tertutup oleh display aneka pakaian di supermarket tersebut. Namun di lokasi itu, istri atasanku tak kunjung keluar dan menyampaikan maksudnya memanggilku hingga aku nekad melongokkan kepala dengan menyibak tirai kamar pas.

Ternyata, di kamar pas Bu Watik dalam keadaan setengah telanjang. Karena setelah mencoba baju dan celana yang hendak dibelinya ia belum memakai pakaiannya lagi. Hanya BH dan celana dalam krem yang menutup tubuhnya. Maka yang semula hanya bisa kubayangkan kini benar-benar terpampang di hadapanku.

Wanita yang usianya tidak muda lagi itu, benar-benar masih menggoda hasratku. Teteknya nampak agak kendur, tetapi besar dan bentuknya masih bagus. Pahanya mulus tanpa cela. Hanya meskipun perutnya tidak membuncit seperti perut Bu Rahmi, namun terlihat bergelombang dan ada beberapa kerutan. Maklum karena faktor usia. Sedangkan gundukkan di selangkangannya benar-benar membuatku terpana, besar dan membukit. Bisa kubayangkan montoknya memek Bu Watik dari apa yang tampak oleh cetakan pada celana dalam yang membungkusnya.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/


Dan anehnya kendati tahu akan kehadiranku, ia tak merasa jengah atau mencoba menutupi ketelanjangannya. Bahkan meskipun mataku terbelalak dan terang-terangan menjilati ketelanjangannya. "Ih kayak yang nggak pernah lihat perempuan telanjang saja. Nak tolong ke sales untuk bajunya ganti nomor yang lebih besar sedikit. Yang ini kekecilan," ujarnya tetap santai.

Saat kembali seusai menukar baju pada sales, Bu Watik memang telah memakai kembali celana panjang warna hitamnya. Tetapi di bagian atas tetap terbuka. Bahkan tanpa menyuruhku pergi, ia segera memakai pakaian yang kusodorkan untuk dicobanya dihadapanku. "Menurut Nak Anto, ibu pantes nggak pakai pakaian model seperti ini," ujarnya meminta komentarku.

"Ee.. ee bagus. Seksi banget,"

"Hus dimintai pendapat kok seksi.. seksi. Seksi apaan sih,"

"Ee maksud saya dengan pakaian itu ibu terlihat makin cantik dan seksi," kataku yang tidak berkedip menikmati kemewahan buah dadanya.

Entah karena pujianku atau menganggap baju itu memang sesuai seleranya, Bu Watik akhirnya memutuskan membelinya di samping beberapa stel pakain lainnya. Hanya ketika aku menemani di counter pakaian dalam dan ia memilih-milih BH nomor 36B, sambil berbisik kuingatkan bahwa nomor itu terlalu kekecilan dipakai olehnya.

"Ih sok tahu," ujarnya lirih.

"Kan tadi sudah dikasih lihat sama ibu,"

Bu Watik mencubit pinggangku. Tetapi tidak sakit karena cubitan mesra dan gemas. Kalau bukan ditempat keramaian, rasanya aku sudah cukup punya keberanian untuk memeluk atau mencium istri atasanku itu. Karenanya setelah membayar semua yang dibelinya, saat keluar dari supermarket lengannya kugamit untuk meyakinkannya bahwa aku pun tertarik padanya.

Seperti tujuannya semula, setelah dari supermarket Bu Watik berniat ke rumah temannya untuk urusan pembelian perhiasan. Tetapi menurutnya ia agak lapar dan ingin menu ikan bakar. Maka seperti yang dimintanya, mobil pun meluncur ke kawasan pantai di mana terdapat rumah makan yang berbentuk saung-saung terpisah dan tersebar dan khusus menjual aneka menu seafood.

Setelah memesan beberapa menu dan minuman, kami menuju ke salah satu saung paling terpencil dan tertutup rimbun pepohonan. Tadinya Bu Watik memprotes karena menurutnya tempatnya terlalu gelap dan terpencil. Tetapi saat tanganku melingkar ke pinggangnya dan kukatankan bahwa lebih gelap lebih asyik, protesnya yang boleh jadi cuma pura-pura segera berhenti dan hanya sebuah cubitan darinya sebagai jawabannya.

Dari pinggangnya tangaku meliar turun merayap di pantatnya. Dari luar celana ketat yang dipakainya, pantat besarnya kuraba. Bokongnya yang lebar masih lumayan padat, hanya agak sedikit turun. Dengan gemas kuusap-usap dan kuremas pantat Bu Watik. Lagi-lagi ia tidak menolak dan bahkan kian merapatkan tubuhnya. Maka setelah di dalam saung, ia langsung kupeluk dan kulumat bibirnya.

Sejenak ia tidak bereaksi. Hanya diam membiarkan lidahku bermain di rongga mulutnya. Namun setelah tanganku merayap di selangkangannya dan menelusup masuk ke dalamnya melalui risleting celananya yang telah kuturunkan, pagutanku di mulutnya mulai mendapatkan perlawanan. Bibir dan lidah Bu Watik ikut aktif melumat dan memainkan lidahnya.

Memek istri atasanku itu tak cuma tebal, tapi juga lebar dan membusung. Itu kurasakan saat telapak tanganku mengusap dari luar celana dalam yang dipakainya. Tetapi nampaknya tak berambut. Permukannya terasa agak kasar karena munculnya rambut-rambut yang baru tumbuh. Sepertinya ia baru mencukur bulu-bulu jembutnya itu.

Namun saat aku hendak lebih memelorotkan celana panjangnya agar leluasa meraba dan mengusap memeknya Bu Watik mencegah. "Jangan Nak Anto, nanti ada orang. Kan pelayan belum ke sini buat nganterin pesanan makanan kita," sergahya.

"Ii... ii.. iya Bu,"

Benar juga, ujarku membathin. Aku terpaksa menahan diri untuk tidak meneruskan niatku memelorotkan celana panjang yang dipakai Bu Watik. Hanya usapan dan rabaanku di busungan memeknya tak kuhentikan. Bahkan sesekali aku meremasnya dengan gemas karena keinginan untuk memasukkan jariku ke lubang nikmatnya tak kesampaian.

Diobok-obok di bagian tubuhnya yang paling peka, kendati masih di luar celana dalamnya, Bu Watik mendesah. Pelukannya semakin ketat dan lumatannya di bibirku makin menjadi. Rupanya wanita yang usianya sudah di atas kepala lima itu mulai terbangkitkan hasratnya.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Aku dan Bu Watik baru melepaskan pelukan dan segera berbenah setelah dari jauh kulihat dua pelayan wanita membawa nampan berisi makanan dan minuman yang kami pesan. Selembar uang pecahan Rp 20 ribu kusisipkan di nampan salah satu pelayan perempuan setelah mereka selesai menghidangkan yang kami pesan. "Terima kasih dan selamat menikmati," kata keduanya sambil melemparkan senyum dan beranjak meninggalkan saung yang kami tempati.

Tetapi bukannya makanan yang terhidang yang kuserbu setelah kedua pelayan meninggalkan saung. Dari arah belakang kudekati dan kupeluk Bu Watik yang duduk di tikar saung yang menyajikan makanan secera lesehan itu.

"Tidak makan dulu Nak Anto?" ujar Bu Watik.

Tetapi aku tak peduli pada apa yang dikatakan istri atasanku itu. Hasrtaku lebih besar untuk segera menikmati kehangatan tubuhnya ketimbang makanan yang tersaji. Hingga setelah membenamkan wajahku ke keharuman rambutnya, tanganku langsung meliar, Meremasi teteknya dari luar t shirt warna krem yang dipakai dibalik jaketnya yang tak terkancing.

Seperti tetek Bu Rahmi, susu Bu Watik juga sudah agak kendur. Tapi dari segi ukuran, nampaknya tak jauh beda. Besar dan empuk, entah bentuk putingnya. Sambil kuciumi tengkuk dan lehernya, tanganku merayap ke balik t shirt yang dipakainya. Kembali aku meremas teteknya dan kali ini langsung dari BH yang membungkusnya. Kelembutan buah dada Bu Watik baru benar-benar dapat kurasakan setelah aku berhasil merogoh dan mengelurkannya dari BH.

Bu Watik mulai menggelinjang dan mendesah saat aku meremas-remas teteknya perlahan dan memainkan puting-putingnya. Ia menyandarkan tubuh ke dadaku seakan memasrahkan tubuhnya padaku. "Sshhh....aaahhh..... sshhh....aahhh... ibu sudah lama tidak begini Nak Anto," ujarnya mendesah.

"Lho kan ada Pak Watik," kataku menyelidik.

"Dia jarang mau diajak dan sudah sulit bangun itunya,"

Meski sudah mendengar langsung dari Pak Watik aku agak kaget karena ternyata cerita atasanku itu benar adanya. Pantesan Bu Watik merasa tidak ada masalah meninggalkan suaminya dipijat wanita lain berdua di rumahnya.

Ternyata wanita yang ada dalam pelukanku ini sudah lama tidak dijamah suaminya. Membayangkan itu aku makin terangsang. Jas hitam yang dipakai Bu Watik kulepas dari tubuhnya. Namun saat hendak kulepas kaos krem yang dikenakan dibalik jaket, wanita istri atasanku itu mencegah. "Takut nanti ada yang ke sini Nak Anto," ujarnya.

Meski aku telah membujuknya bahwa tak mungkin ada pelayan yang datang kecuali tombol bel yang ada ditekan untuk memanggil, Bu Watik tetap menolak. Menurutnya ia tetap merasa was-was karena berada di ruang terbuka. "Kalau celana dalam ibu saja yang dibuka nggak apa-apa," katanya akhirnya.

Agak kecewa sebenarnya karena aku ingin melihat tubuh istri atasanku dalam keadaa bugil. Tetapi membuka celana berarti memberiku kesempatan melihat memeknya. Bagian yang paling ingin kulihat pada tubuh Bu Watik karena saat di kamar pas supermarket, bagian membusung di selangkangannya itu masih tertutup celana dalam.

Tanpa membuang kesempatan, segera kubaringkan Bu Watik di lantai saung yang beralaskan tikar itu. Kubuka kancing celana hitam yang dipakai dan kutarik risletingnya. Kini kembali kulihat gundukan memeknya yang masih dibungkus celana dalam krem. Aku menyempatkan membelai memek istri atasanku itu dari luar celana dalamnya sebelum menarik dan memelorotkan celana panjangnya. Benar-benar tebal, besar dan masih cukup liat.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Aku makin terpana setelah memelorotkan celana dalamnya dan membuat tubuh bagian bawah Bu Watik benar-benar bugil. Memeknya benar-benar nyempluk, membusung dan tanpa rambut. Kalau dibiarkan tumbuh mungkin jembut di memek Bu Rahmi masih kalah lebat. Namun Bu Watik rupanya lebih senang mencukurnya, hingga nampak gundul dan polos.

Memek tembemnya itu terasa hangat saat aku menyentuh dan membelainya. Tetapi sekaligus terasa kasar karena bulu-bulu jembutnya mulai tumbuh. Aku yang menjadi makin terangsang dan tak sabar untuk melihat itilnya, segera membuka posisi kaki Bu Watik yang masih merapat.

Ah lubang memeknya ternyata sudah lebar, menganga diantara bibir kemaluannya yang tebal dan berkerut-kerut. Bibir kemaluannya coklat kehitaman. Tetapi itilnya yang mencuat menonjol di bagian atas celah memeknya nampak kemerahan. Aku tak lagi bisa menahan diri. Langsung kukecup memeknya dengan mulutku. Memek Bu Watik ternyata sangat terawat dan tidak berbau. Ia mendesah dan makin melebarkan kangkangan pahanya saat lidahku mulai menyapu seputar bibir luar vaginanya.

Lidahku terus menjelajah, melata dan merayap seolah hendak melumasi seluruh permukaan tepian labia mayoranya. Bahkan dengan gemas sesekali bibir vaginanya yang telah menggelambir kucerucupi. Membuat Bu Watik mendesis mengangkat pantat menahan nikmat. "Aakkhhh... sshhh... shhh... aahhh.... ookkhhh.... ssshhhh," rintih wanita itu mengikuti setiap sapuan lidah dan cerucupan mulutku di memeknya.

Sambil mendesis dan mendesah, kulihat Bu Watik meremasi sendiri susunya dari luar kaos warna krem yang dipakainya. Rupanya ia sangat menikmati sentuhan awal oral seks yang kuberikan. Aku yang memang berniat memberi kesan mendalam pada persetubuhan pertama dengan istri atasanku itu, segera meningkatkan serangan. Dengan dua tanganku bibir memeknya kusibak hingga terlihat lubang bagian dalam kemaluannya. Lubang yang sudah cukup lebar dan terlihat basah.

Ke celah lubang nikmat itulah lidahku kujulurkan. Terasa asin saat ujung lidahku mulai memasuki lorong kenikmatannya dan menyentuh cairan yang keluar membasah. Aku tak peduli. Ujung lidahku terus terulur masuk menjelajah ke kedalaman yang bisa dijangkau. Bahkan di kedalaman yang makin pekat oleh cairan memeknya, lidahku meliar. Melata dan menyodok-nyodok. Akibatnya Bu Watik tak hanya merintih dan mendesah tapi mulai mengerang.

"Aahhkkkhhh.... aaahhh.... oookkkhhhh... enak banget Nak Anto. Oookkh.. terus.. Nak, aaakkkhhhhh," erangnya kian menjadi.

Bahkan ketika lidahku menjilat itilnya, tubuh istri atasanku itu mengejang. Ia mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya. Seolah menjemput lidahku agar lebih dalam menggesek dan mendesak ke kelentitnya. Kesempatan itu kugunakan untuk menempatkan kedua tanganku untuk menangkup dan menyangga pantatnya. Dan sambil terus menjilati itilnya kubenamkan wajahku di permukaan memeknya sambil menekan dan meremas-remas pantatnya.

Kenikmatan tak tertahan yang dirasakan Bu Watik akibat jilatan-jilatan di kelentitnya membuat gairah wanita itu makin memuncak. Kakinya mengelonjot dan menyepak-nyepak sambil erangannya makin menjadi. Bahkan kepalaku dijambaknya. "Ahh.. ahhh.. ooohh ....aaaauuuhhhhh.... enak.. sshhh.... sshhh.... aahhh enak banget. Ibu nggak tahan Nak Anto, aaahhh.... aahhhh," sesekali tangannya berusaha menjauhkan kepalaku dari memeknya.

Tetapi aku tak peduli. Jilatan lidahku di itilnya bukannya kuhentikan tetapi makin kutingkatkan. Bahkan dengan gemas, bagian paling peka di kemaluannya itu kucerucupi dan kuhisap-hisap. Akibatnya ia tak mampu bertahan lebih lama. Pertahanannya jebol. Kedua pahanya yang kekar menjepit kencang kepalaku dan menekan hebat hingga wajahku benar-benar membenam di memeknya.

Berbarengan dengan itu ia memekik dan mengerang kencang namun tertahan. Cairan kental yang terasa hangat juga kurasakan menyemprot mulutku uang masih menghisap itilnya. Saat itulah aku tahu Bu Watik baru saja mencapai puncak kenikmatannya. Rupanya, upayaku untuk membuatnya orgasme tanpa mencoblos memeknya dengan kontolku berhasil.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Setelah beberapa lama, nafas Bu Watik yang sempat memburu berangsur pulih seiring dengan mengendurnya jepitan paha wanita itu di kepalaku. Hanya ia tetap terbaring. Mungkin tenaganya terkuras setelah puncak kenikmatan yang didapatnya. Kesempatan itu kugunakan untuk menyeka dan membersihkan mulutku memakai serbet makan yang tersedia bersama sejumlah menu makanan yang belum sempat kami sentuh.

Aku baru saja menenggak habis segelas teh manis hangat yang sudah diingin saat Bu Watik menggeliat dan terbangun. Kulihat ia tersenyum padaku. Senyum yang sangat manis. Mungkin sebagai ungkapan terima kasih atas yang baru kuberikan dan sudah lama tidak diperoleh lagi dari suaminya. "Nak Anto sudah lapar? Kalau lapar makan dulu deh," ujarnya.

"Saya sudah kenyang kok Bu," jawabku.

"Kenyang apa, wong baru minum teh saja kok,"

"Bukan kenyang karena makanan. Tetapi karena menjilati memek ibu yang mantep banget," candaku sambil menatapi busungan memeknya.

"Ih dasar. Ibu bener-bener nggak tahan lho Nak Anto. Soalnya sudah lama banget nggak dapat yang seperti tadi," ujarnya tersipu.

Rupanya ia juga baru sadar bahwa bagian bawah tubuhnya masih telanjang. Celana dalam warna krem miliknya yang teronggok segera diambil dan Bu Watik berniat untuk memakainya. Namun aku langsung mencegah. Kurebut dari tangannya dan kulempar agak jauh darinya. "Jangan ditutup dulu dong Bu. Saya masih belum puas lihat punya ibu," kataku sambil mengusap memeknya.

"Nak Anto tidak pengin makan dulu?"

"Nanti saja ah. Perut saya sih belum lapar. Tapi kalau yang ini sudah lapar sejak tadi," ujarku sambil menurunkan risleting celanaku dan mengeluarkan isinya dari celana dalam yang kupelorotkan.

Kontolku keras dan tegak mengacung sempurna. Urat-uratnya terlihat menonjol melingkari sekujur batangnya yang hitam dan berukuran lumayan besar. Bu Watik tampak terpana melihatnya. "Punya saya hitam dan jelek ya Bu," kataku memancing.

"Bukan.. bukan karena itu. Tapi ukurannya.. kok gede banget,"

"Masa? Tapi ibu suka sama yang gede kan?" Kataku sambil merubah posisi duduk menggeserkan bagian bawah tubuhku mendekat ke istri atasanku. Aku berharap ia tak hanya menatap senjataku tapi mau mengelusnya atau bahkan mengulumnya. Sementara tanganku tetap merabai dan mengusap-usap memeknya yang tebal.

Bu Watik ternyata cepat tanggap dan mengerti apa yang kuinginkan. Batang zakarku digenggamnya. Tetapi ia hanya mengelus dan seperti mengamati. Mungkin ia tengah membandingkan senjata milikku dengan kepunyaan suaminya. "Beda dengan milik bapak ya bu. Punya saya memang sudah hitam dari sananya kok," candaku lagi.

"Ih.. bukan begitu. Punya Nak Anto ukurannya nggilani. Kayaknya marem banget," ujarnya tersenyum. Wajahnya tampak dipenuhi nafsu.

Akhirnya, Bu Watik benar-benar melakukan seperti yang kuharapkan. Setelah mengecu-ngecup topi baja kontolku, ia mulai memasukkan ke dalam mulutnya. Awalnya cuma sebagian yang dikulumnya. Selanjutnya, seluruh batang zakarku seperti hendak ditelannya. Mulutnya terlihat penuh karena berusaha memasukkan seluruh bagian tonggak daging milikku yang lumayan besar dan panjang.

Wanita istri atasanku itu ternyata cukup pandai dalam urusan kulum-mengulum. Setelah seluruh bagian batang kontolku masuk ke mulut, ia menghisap sambil menarik perlahan kepalanya. Begitu ia melakukannya berulang-ulang. Aku mendesah oleh kenikmatan yang diberikan. "Oookkhhh... sshhh.... oookkkhhhhh.... enak banget... aakkkkhhhh.... terusss.... aaakkkkkhhhhhh," desisku.

Sambil terus melumati batang kontolku, tangan Bu Watik juga menggerayang dan memainkan biji-biji pelir milikku. Kalau bukan di rumah makan mungkin aku sudah mengerang dan melolong oleh sensasi dan kenikmatan yang diberikan. Sebisaku aku berusaha menahan agar tidak sampai rintihanku terdengar orang lain.

Untuk melampiaskannya, aku mulai ambil bagian dalam permainan pemanasan yang dilakukannya. Aku harus bisa mengimbangi permainan Bu Watik. Kedua pahanya kembali kukangkangkan dan wajahku kembali kubenamkan di selangkangannya. Bu Watik sebenarnya belum sempat mencuci memeknya setelah lendir kenikmatannya keluar saat orgasme sebelumnya. Tetapi aku tak peduli. Memek wanita yang sudah dipanggil nenek itu kucerucupi.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Bahkan jilatan lidahku tidak hanya menyapu bagian dalam lubang memek dan kelentitnya. Tetapi juga melata di sepanjang alur liang nikmatnya yang menganga namun juga ke tepian lubang duburnya. Saat aku menjilat-jilat tepian lubang anusnya Bu Watik menggerinjal dan memekik tertahan. Mungkin kaget karena tak menyangka lidahku bakal menjangkau bagian yang oleh sementara orang dianggap kotor.

Tetapi itu hanya sesaat. Setelah itu ia kembali melumati dan menghisapi batang kontolku sambil mendesah-desah nikmat. Karenanya aku makin fokus dan makin sering kurahkan jilatan lidahku ke lubang duburnya sambil sesekali meremasi bongkahan pantat besarnya.

Pertahananku nyaris jebol saat mulut Bu Watik mulai mencerucupi biji pelir kontolku. Untung Bu Watik mengambil insiatif menyudahi permainan pemanasan itu. Ia memintaku segera memasukkan rudalku ke liang sanggamanya. "Ahhh... sudah dulu ya. Sudah nggak kuat pengin merasakan batang Nak Anto yang gede ini nih," kata Bu Watik seraya melepaskan batang kontolu dari genggamannya.

"Ii.. iiya bu, saya juga sudah pengin banget merasakan memek ibu,"

Aku mengambil ancang-ancang di antara paha Bu Watik yang mengangkang lebar. Lubang bagian dalam kemaluannya yang menganga terlihat kemerahan . Sepertinya lubang nikmat Bu Watik telah menunggu untuk disogok. Memang sudah lama tidak ditengok karena kemaluan suaminya yang mulai loyo. Kepala penisku yang membonggol sengaja kuusap-usapkan di bibir luar memeknya yang sudah amburadul bentuknya. Bahkan ada sebentuk daging mirip jengger ayam yang menjulur keluar. Entah apa namanya karena aku baru melihatnya.

Bu Watik mendesah saat ujung penisku menyentuh bibir kemaluannya. Meski nafsuku kian membuncah melihat memek tembemnya yang menggairahkan, aku berusaha menahan diri. Bahkan ujung topi baja rudalku hanya kumainkan untuk menggesek dan mendorong gelambir daging mirip jengger ayam di memek Bu Watik. Sedikit menekannya masuk dan menariknya kembali.

Akibatnya Bu Watik merintih dan memintaku untuk segera menuntaskan permainan. "Ayo Nak Anto... jangan siksa ibu. Masukkan kontolmu.. ssshhh... aahh... sshh ahhh ayo nak,"

Blleeessseeekkk... akhirnya batang kontolku kutekan dan benar-benar masuk ke lubang memeknya. Karena sudah lumayan longgar dan banyaknya pelicin yang membasah di lubang memeknya, batang kontolku tidak mengalami hambatan berarti saat memasukinya. Bagian dalam lubang Memek Bu Watik terasa hangat dan sangat becek.

Setelah batang zakarku benar-benar membenam di kehangatan liang sanggamanya, kurebahkan tubuhku untuk menindih tubuh montoknya. Bibir istri atasanku yang merekah perlahan kukecup dan akhirnya kulumat. Saat itulah sambil terus mengulum dan melumati bibirnya, mulai kuayun pinggulku dan menjadikan batang kontolku keluar masuk di lubang memeknya.

Bu Watik juga mulai mengimbanginya. Tak kalah hot, lidahku yang menyapu rongga bagian dalam mulutnya sesekali dihisap-hisapnya. Bahkan ia mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Aku baru mulai merasakan kelebihan yang dimiliki Bu Watik. Bukan cuma tubuhnya yang matang akibat usia senja namun masih menggairahkan. Tetapi kerja otot bagian dalam memeknya juga lebih terasa. Berdenyut dan seperti memerah batang kontolku.

Kini giliran aku yang dibuatnya mengerang. Nampaknya istri atasanku telah benar-benar matang dalam hal urusan ranjang. Untuk melampiaskannya, kuremas gemas teteknya yang besar dari luar kaos yang dipakainya. Bahkan karena kurang puas, kaosnya kusingkap dan sepasang payudaranya kurogoh dan kutarik keluar dari kutangnya. Pentil-pentil teteknya yang berwarna coklat kehitaman kupelintir dan kumain-mainkan dengan jariku.

Blep... blep.... blep... begitu suara yang kudengar setiap kali ayunan pinggulku menyentuh selangkangan Bu Watik. Di samping bunyi kecipak karena lendir yang kian membanjir di liang sanggamanya. "Sshhh... ssshh ...aahh .... aahh terus nak.. aahh enak banget. Kontolmu enak bangat Nak Anto,"

"Memek ibu juga enak. Empotannya mantep banget,"

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Bu Watik tersenyum. Wajahnya kian memerah. Kembali kulumat bibirnya sambil tak lepas tanganku menggerayangi buah dadanya. Saat itu kurasakan tangan Bu Watik mencengkeram pantatku dan mulai menekan-nekannya. Dan kursakan tempo goyangan pinggulnya makin cepat. Rupanya ia mulai mendekat ke puncak gairahnya.

Aku yang juga mulai kehilangan daya tahan segera mengimbanginya. Berkali kontolku kutikamkan ke lubang memeknya dengan tekanan yang lebih kencang dan lebih bertenaga. Bu Watik memekik dan mengerang. "Aaauuww... aaakhhh ,,,, aakkkhhh enak banget... aaakhhh.... terus... sayang .... aaaakhhh ... ya.... aaakhhh memek ibu enak bangat disogok begini... aaaaakkkkhhhh .... sshhhh... sshhh... aaahhhhh," rintihan dan suara Bu Watik makin tak terkontrol.

Aku jadi makin terpacu. Bukan cuma mulutnya yang kucium. Tapi ujung hidungnya yang bangir dan dahinya juga kucerucupi dengan mulutku. Bahkan lidahku menjelajah ke lehernya dan terus melata. Lubang telinga Bu Watik juga tak luput dari jilatan lidahku setelah menyibak rambutnya.

Tubuh Bu Watik kian mengejang. Kedua kakinya yang kekar dan panjang membelit pinggangku dan menekannya. Kedua tangannya memeluk erat tubuhku. Rupanya ia hampir sampai di garis batas kenikmatannya. Aku yang juga sudah mendekati puncak gairah makin meningkatkan tikaman- tikaman bertenaga pada lubang sanggamanya.

Akhirnya gairah Bu Watik benar-benar tertuntaskan. Cairan yang menyembur di lubang memeknya dan cengkereman kuku-kukunya di punggungku menjadi pertanda kalau ia sudah mendapatkan orgasmenya. Tetapi aku terus mengayun. Kocokan batang kontolku di lubang memeknya yang makin banjir tak kuhentikan. Bahkan makin kutingkatkan karena kenikmatan yang kian tak tertahan.

Puncaknya, Bu Watik kembali mencengkeram pantatku. Kali ini dengan sekuat tenaga ia berusaha menahan agar pinggulku tidak dapat bergerak dan kontolku tetap membenam di lubang memeknya. Saat itulah, otot-otot bagian dalam vaginanya terasa mencengkeram bagitu hebat dan bergelombang. Serasa memerah dengan kuatnya. Aku merintih dan melolong panjang. Pertahanku menjadi jebol dan maniku menyemprot sangat banyak gua kenikmatan istri atasanku. Bersama peluh membanjir, tubuhku ambruk di atas tubuh montok Bu Watik dengan nafas memburu.

"Nanti ikan bakar dan kepiting saos tomatnya minta dibungkus saja Nak Anto. Sayang kalau tidak dimakan. Tapi jangan lupa piring-piringnya dibuat kotor dengan masi dan lauk yang lain, hingga sepertinya kita sudah benar-benar makan," kata Bu Watik setelah merapikan kembali baju yang dipakainya.

Kami meninggalkan rumah makan saung di pinggir pantai setelah membayar di kasir dan meninggalkan lembaran dua puluh ribu rupiah sebagai tip kepada petugas yang membereskan serta membungkuskan makanan yang memang tidak kami makan. Dari spion, wajah Bu Watik kulihat sangat cerah. Pasti karena kenikmatan yang baru direguknya serta nafsunya yang lama tertahan telah tersalurkan.

"Apa lihat-lihat. Wanita sudah tua kok masih diajak ngentot," kata Bu Watik yang memergoki ulah mencuri-curi pandang ke arahnya lewat spion. Tetapi perkataannya itu bukan karena marah.

"Usia boleh saja sudah kepala lima. Tetapi wajah ibu masih cantik dan tubuh ibu masih sangat merangsang. Mau deh tiap malam dikelonin ibu," ujarku menggoda.

"Bener tuh,"

"Sungguh Bu. Saya bisa ketagihan deh oleh empotan memek ibu yang dahsyat tadi,'

"Ibu juga suka sama batang Nak Anto. Besar dan panjang. Kalau mau kapan-kapan kita bisa mengulang. Kalau ada kesempatan nanti saya SMS," ujar Bu Watik.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Aku sangat senang karena sudah mendapat peluang untuk terus bisa menyetubuhinya. Tangan Bu Watik kuraih dan kugenggam. Bahkan sempat meremas susunya sambil mengendalikan kemudi. Hanya Bu Watik mengingatkan bahwa ulahku bisa menyebabkan kecelakaan hingga aku kembali berkosentrasi pada setir mobil yang kukendarai. Ah, memek wanita tua ternyata masih sangat nikmat.

Sampai di rumah Pak Watik sudah tidur di kamarnya. Sedang Bu Rahmi, terlihat berbincang dengan Yu Sarti, pembantu di rumah itu. Setelah berbincang sebentar, aku dan Bu Rahmi pamit pulang. Hanya sebelumnya Bu Watik memberikan bungkusan lauk yang belum sempat kami makan sewaktu di rumah makan. "Buat oleh-olah anak di rumah Bu," kata Bu Watik.

Di jalan, saat membonceng sepeda motor dan kutanya tentang ulah Pak Watik, Bu Rahmi cerita bahwa atasanku itu benar-benar genit. Selama dipijat, kata Bu Rahmi, ia terus merayu dan berusaha menggerayangi. "Tapi tidak saya ladeni lho Pak Anto," ujar Bu Rahmi meyakinkanku.

"Pasti Pak Watik maksa untuk bisa megang memek ibu kan? Soalnya dia kemarin bilang pengin banget lihat punya ibu,"

"Iya sih tapi hanya pegang. Dan karena terus maksa akhirnya ibu kocok," ungkap Bu Rahmi jujur.

Aku tertawa dalam hati. Sementara suaminya hanya bisa meraba memek wanita lain dan dipuaskan dengan dikocok, istrinya malah sampai orgasme dua kali disogok penis laki-laki lain. Bahkan istrinya berjanji untuk mengontak agar bisa mengulang kenikmatan yang telah kami lakukan.

Sampai di rumah anak-anak Bu Rahmi sudah tidur. Dan mungkin karena terangsang gara-gara memeknya digerayangi Pak Watik, Bu Rahmi memaksaku untuk singgah di rumahnya. Untuk menolak rasanya kurang enak. Karena biasanya aku yang sering memintanya untuk melayaniku.

Rupanya nafsu Bu Rahmi sudah benar-benar tinggi. Di kamarnya, saat ia mulai mengulum batang kontolku dan tanganku menggerayang ke selangkangannya, memeknya sudah basah. Bahkan saat tangaku mulai mencolok-colok lubang nikmatnya, Bu Rahmi kelabakan. Memintaku untuk segera menuntaskan hasratnya.

Tetapi aku berusaha bertahan. "Punya saya belum terlalu keras Bu. Nanti kurang enak. Kalau ibu menjilatnya di sini, pesti cepat kerasnya," kataku sambil mengangkat dan memperlihatkan lubang anusku," kataku.

Sebenarnya, kontolku kurang keras karena sebelumnya telah dipakai melayani Bu Watik di rumah makan. Namun keinginan untuk dijilati di bagian anus, mendapat tanggapan serius Bu Rahmi. Ia langsung berjongkok di tepi ranjang dan berada selangkanganku. Dan tanpa ragu atau merasa jijik, langsung menjulurkan lidahnya untuk menyapu biji pelirku dan diteruskan dengan menjilat-jilat lubang duburku. Rasanya geli-geli nikmat dan membuat tubuhku merinding.

Akibatnya aku dibuat kelojotan. Dibuai kenikmatan yang diberikan Bu Rahmi. Terlebih ketika ia mulai mencucuk-cucukkan lidahnya ke lubang duburku. "Aaakkhhhhh... aakkhh.. enak banget .... oookkh enak banget. Saya suka suka banget ngewe sama ibu. Oookkkh ... nikmat,"

Dirangsang sebegitu rupa kontolku makin mengeras. Tetapi Bu Rahmi terus saja menjilati dan mencerucupi anusku. Ia melakukannya sambil meremasi dan mengocok-ngocok kontolku yang makin terpacak. Takut keburu muncar sebelum dipakai menyogok lubang memeknya, aku meminta Bu Rahmi menghentikan aksinya.

Tubuh montoknya langsung kutarik dan kutelentangkan di ranjang. Dalam posisi mengangkang, aku langsung menungganginya. Bleesss... kontolku langsung membelesak di lubang nikmatnya yang basah. Ia agak tersentak. Mungkin karena aku menggenjotnya secara tiba-tiba. Namun ia tidak mengeluh dan malah mendesah nikmat.

"Ah... sshh... aahh.. enak banget. Marem banget kontolnya Pak Anto,"

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Dan lenguhannya makin menjadi ketika aku mulai memompanya. Aku mencolok-colok dan memaju-mundurkan pinggangku dengan tempo cepat. Tubuh Bu Rahmi terguncang-guncang dan susunya yang besar bergoyang-goyang. Gemes dan merangsang banget melihatnya. Aku jadi tergerak untuk meraba dan meremas-remasnya sambil menikmati kehangatan lubang nikmatnya.

Aku sudah beberapa kali menyetubuhi Bu Rahmi. Tetapi sepertinya tidak pernah bosan. Memek Bu Rahmi meskipun sudah lumayan longgar tapi tetapi terasa kesat dan liat. Terlebih bila ia sudah memain-mainkan otot-otot bagian dalam lubang vaginanya. Erangan dan desahannya juga selalu mengipasi nafsuku.

Cukup lama kami saling memacu. Sampai akhirnya Bu Rahmi mengisyaratkan bahwa ia hampir memperoleh orgasmenya. Maka kocokan dan sogokan kontolku di lubang kemaluannya kian kutingkatkan. Berdenyut-denyut batang kontolku dibuatnya saat Bu Rahmi mulai mengimbangi dengan empotannya. Akhirnya Bu Rahmi memperoleh apa yang didambanya dan aku pun sama. Spermaku menyemprot dan membasahi liang vaginanya. Tubuhku ambruk di kemontokan tubuh wanita yang basah oleh keringat.

Bagian 1



Pada suatu siang, aku, sang Terkhun berpengalaman yang suka bertualang, sedang makan siang dis ebuah warung soto didepan sebuah SMA, masih di kota *****. Sekedar mengisi perut, juga sekalian mengintai mangsa, siapa tahu ada yang dapat di”petik”. Ketika aku selesai makan, terdengar bel sekolah itu, pertanda jam belajar di SMA itu sudah berakhir. Tak lama, mulai banyak siswa-siswi sekolah itu yang keluar dari gerbang.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

“cewek-cewek sini cantik-cantik ya…” kata seorang tukang becak kepada dua orang rekannya yang kebetulan juga sedang makan di warung itu.

“iyo, aku sering nganter mereka pulang, wah ayu-ayu tenan… montok-montok!” salah satu temannya menimpali.

“wah, aku jadi pengin ngrasain mereka.” Kata satu lagi tukang becak yang memakai topi.

“hush! Jangan gitu.. mereka itu orang baik-bak kok dibayangin kayak gitu..” kata tukang becak kedua.

“siapa bilang baik-baik mas…” kata bapak pemilik warung itu ikut nimbrung. Aku hanya duduk sambil mencuri dengar, pura-pura tidak tertarik.

“ada tukang becak temen kalian yang cerita sama saya, kalo dia pernah nganterin sepasang siswa siswi disini ke hotel dekat sini kok! Ngapa lagi sekolah disini ke hotel nek ora ameh dho kenthu!” ketiga tukang becak tadi manggut-manggut mendengarnya.

“parahnya lagi, gurunya juga ada yang kayak gitu lho! Padahal pake jilbab. Jangankan cuma di hotel, lha itu kejadiannya disini je. Kenthu di warung ini!” kata pemilik warung.

“waaahh boong kalo ituu… gak mungkin!!” kata tukang becak itu yidak percaya.

“weeee… kok nggak percaya tho mas, pas itu sore, mau maghrib, sekitar dua bulan yang lalu, kan warungnya sudah saya tutp trus saya udah dirumah, nhaaaa pas itu saya mau ambil uang hasil warung yang ketinggalan di warung sini, lha, pas saya same kok saya liat didalem udah ada orang kenthu! Ternyata dua-duanya guru disini. Lha wong saya sudah apal guru disini kok!” kata pak pemilik warung itu. “nhaaa!! Tuh, yang cewek keluar tuh, yang suka kenthu!” kata pak pemilik warung sambil menunjuk ke sebuah sosok yang berjilbab, baru keluar dari gerbang.

Aku turut memalingkan wajahku, melihat seorang ibu guru muda yang berwajah cantik, nampak santun dengan jilbab dan baju seragam batik dan rok panjang biru tua. Tubuhnya sekal dan pantatnya montok. “waaah.. kalo itu saya tahu, dia itu bu Sulasmih, guru disini! Rumahnya di perumahan ***** indah!

Saya sering nganterin dia pulang! Wah, jadi dia binal juga tho! Tapi ya pantes… suaminya kan pelaut, jarang pulang…” kata pak becak yang pakai topi.

Pikiranku segera mengalahkan suara percakapan seru di warung itu. Aku segera mendapatkan sebuah ide untuk menikmati tubuh seorang guru berjilbab yang ternyata binal. Segera aku membayar makanku ketika melihat sang ibu guru berjilbab beranjak pergi bersama seorang temannya sesama guru. Aku segera tancap gas mengikuti ibu guru cantik itu.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Dua pekan lebih setelah percakapan di warung itu, semua persiapan sudah matang. Aku sudah tahu kapan dia dirumah dan situasi rumahnya. Aku juga tahu hari apa saja pembantunya pergi keluar rumah. Lingkungannya yang sepi juga sudah kupastikan. Aku berencana akan mendapatkan kenikmatan jepitan memek guru muda cantik berjilbab itu dengan memerasnya, berpura-pura memiliki foto dari aibnya ketika melakukan hubungan badan dengan rekan gurunya di warung soto. Nama rekan gurunya, adalah Pak Roy, guru olah raga yang konon playboy.

Hari itu hari rabu sore, aku datang kerumahnya. Saat itu aku tahu adik perempuannya yang sekarang tinggal bersamanya biasany apergi pengajian se kompleks rumahnya, dan ibu Sulasmih yang montok berjilbab itu pulang pagi karena tidak ada jadwal mengajar. Aku memperkirakan tidak begitu sulit menikmati tubuh sang guru berjlbab semok ini karena memang sudah ada dasarnya kalau dia ini jarang dilayani kehidupan seksnya oleh suaminya yang pelaut.

Kupencet bel 2 kali, baru terdengar jawaban dari dalam. Bu Sulasmih sendiri yang membukakan pintu, memakai jilbab hijau muda panjang menutupi dada, dan daster putih bermotif bunga-bunga batik.

“permisi bu, saya Anto (tentu saja aku menyamarkan nama asliku). Ada perlu sebentar dengan bu Sulasmih.” Kataku mantap. “boleh saya masuk?

“beliau dengan sedikit bingung mempersilahkan aku masuk, dan duduk di sofa diruang tamu. “ada perlu apa yah?” tanya bu Sulasmih. Pikiranku tidak langusng bisa merespon karena melihat tubuhnya yang sintal ada didepanku. Pahanya dan pantat wanita muda berjilbab semok itu samar-samar terlihat montok, ketika dia tadi berjalan kedalam rumah didepanku, karena dasternya yang tipis

“begini bu… ini masalah pak Roy dan ibu…” kataku to the point. (gimana nggak, lha aku sudah horny berat)

Ibu guru yang cantik dan berjilbab itu langsung gelagapan. “ada…ada apa ya, dengan pak Roy?” tanyanya. Jelas berpura-pura.

“begini bu, saya tu punya gambar yang menampilkan ibu dan pak Roy.. itu lho, yang ada di warung soto. Nah, saya bingung, mau saya serahkan istrinya pak Roy, eh, pak Roy belum punya istri kan? Mau saya serahkan suami ibu, suami ibu ada di luar negri. Makanya saya kesini mau minta alamat surat suaminya ibu, agar bisa saya kirimi gambar ibu dan pak Roy…”

Bu Sulasmih yang cantik itu terperanjat mendengar kata2ku (yang kulebih2kan karena memang aku tidak punya gambar2nya). Dia langsung salah tingkah dan bingung. “jangan… jangan pak… jangan berikan ke suami saya… waktu itu kami berdua khilaf…” kata bu Sulasmih . suaranya gemetar. Terlihat matanya mulai berkaca-kaca, membuatku semakin horny.

“wah, gimana yah bu, saya kan ingin jadi warga negara yang baik… atau…” kataku memancing.

“apa saja mas, saya berikan.. asal jangan serahkan gambar2 saya…” bu Sulasmih mengiba.

“ohh… gitu ya… apa ya… uang, saya punya banyak… kendaraan saya juga punya…” kataku pura-pura berfikir.

“apa aja pak… maafkan saya pak…” kata bu Sulasmih. Air mata mulai mengalir dipipi wanita alim berjilbab lebar itu.

“mmmm….” Aku pura-pura berpikir lagi. “ahaa!!” kataku seolah mendapat ide. Segera aku meraih tangan halus wanita alim berjilbab itu yang duduk tidak jauh dariku, dan aku tarik dia untuk duduk tepat disisiku.

Ibu guru alim ini berontak tapi tak mampu memberi perlawanan yang berarti melawan tenagaku yang kuat serta gertakan dan bentakan dariku. “ibu juga harus muasin aku, bikin aku ngecrot dengan tangan ibu.” Kataku sambil menaruh tangan halus wanita montok berjilbab itu tepat di kontolku diluar celana jeans, lalu kugerakkan naik turun mengelus batang kemaluanku yang sudah tegang.

:jangaaan…” katanya lirih. Aku tetap memaksanya. “udah, nikmati aja… kamu udah lama ditinggal suamimu kan… pasti kamu rindu kontol kan? Dari pada gambarmu kusebarkan…” kataku sambil mengancam. Lama kelamaan, entah karena pasrah atau memang mulai terangsang, tangan halus ibu guru montok berjilbab itu mulai bergerak sendiri. Aku mendesah panjang keenakan.


Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

“auuughh… coba dibuka sekalian retsleting celanaku bu… biar lebih enak…” kataku memerintahkan bu Sulasmih, dia menuruti lalu membuka retsleting celana jeansku dan dengan lembut mengeluarkan dan mengelus-elus kontolku. Desahan terdengar dari bibir indahnya. Kerinduan wanita alim berjilbab itu akan seks mulai bangkit. setelah kontolku terasa cukup tegak dan keras, aku raih kepalanya yang masih memakai jilbab, lalu dengan sedikit memaksa aku tekan kepalanya mendekat diatas batang kontolku. Wanita montok berjilbab ini memejamkan matanya ketika kontolku kutempelkan ke wajahnya dan kutepuk2kan ke pipinya yang halus.

“mulutnya dibuka bu.” Kataku. Batang kontolku sudah kutempel dan kugesek-gesekkan di bibirnya yang masih terkatup. Dia tidak segera mau membuka bibirnya. “ayo bu… daripada gambarnya tak sebarin…” kataku. Mendengar ancamanku, perlawanannya mengendur dan pelan-pelan ia membuka bibirnya, membiarkan kontolku masuk sedikit demi sedikit ke mulutnya. “aaahh.. ” desahku. Terasa hangat ketika rongga mulut ibu guru berjilbab itu penuh oleh kontolku. Kupegang kepalanya yang masih terbungkus jilbab putih, lalu pelan-pelan kugerakkan kepalanya naik turun, memompa kontolku. Lama-lama ibu guru muda montok berjilbab itu tanpa dorongan dariku menggerak-gerakkan kepalanya sendiri. “mmmhhh…” aku mengerang. Wanita berjilbab ini sepertinya sangat hebat dalam blow job. Selain mengulum dan memompa kontolku, kuperintahkan jua dia menjilatinya dan mengulum buah pelirku juga. Sensasi tersendiri kurasakan ketika melihat wanita cantik berjilbab ini menjilat-jilat kontolku dan mengemut-emut buah zakarku dengan wajah merah padam. Marah, malu, risih, takut, namun juga birahi, dan kerinduan akan kontol menyatu jadi satu, membuat wanita cantik berjilbab ini semakin cantik.

“auh.. uh.. uuh ..” aku terus merintih menahan kenikmatan semantara Bu Sulasmih sibuk dengan aktivitasnya

“ah .. mmhh.. Bu… ayooo bu… mau sampai buu…” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak

Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot kontolku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu. Kepalaku langsung terangkat keatas, tubuhku terhempas di sandaran sofa. Tanganku kencang mencengkeram kepalanya yang masih terbungkus jilbab.

Rasanya seperti sedang melayang, wanita cantik bertubuh seksi berjilbab itu menelan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku. Bu Sulasmih lalu mengangkat kepalanya. Tatapan matanya liar, namun seolah hendak ia kendalikan. Segera dia menjauh dari tubuhku dan kontolku yang masih berkedut-kedut, lalu meraih tissue dimeja dan mengelap bibirnya yang masih ada sisa spermaku.
“saya sudah melayanimu kan, sekarang tolong mas… berikan gambarnya…” kata Bu Sulasmih. Tubuhnya masih bergetar. Nafasnya masih memburu. Aku tahu wanita cantik montok ini masih ada dalam genggaman nafsu birahi, sementara kenikmatan yang kuraih itu bukanlah kuanggap sebagai final, namun baru pemanasan.

Secepat kilat aku mendekatinya yang terkejut dan berusaha menghindar, namun terlambat, ketika tanganku kembali mencengkeram bagian beakang jilbabnya.

“bu…” kataku penuh nafsu. “saya mau tubuh ibu…” kataku ditengah deru nafasku dan nafasnya yang menggebu.

Setelah wajah kami berhadapan langsung aku menciuminya dengan kasar dan ganas penuh birahi. Dia yang awalnya menjerit-jerit akhirnya justru mendesah-desah ketika seluruh bagian wajahnya kujadikan sasaran ciuman. Bahkan sesaat kemudian wanita montok berjilbab ini membalas ciuman-ciumanku dengan tak kalah ganasnya. Aku segera menindih tubuh sintalnya yang masih terbalut jubah panjang putih diatas sofa. Kami berpelukan dan aku kembali mencium bu Sulasmih, lalu melumat bibirnya sementara tanganku bergerilya melepaskan kancing jubahny ayang berada dibagian belakang jubahnya satu demi satu. Setelah lepas semua, langsung kulepaskan jubah itu. Bu Sulasmih yang sudah pasrah dan terhanyut dalam nafsu birahinya, tdak memberikan perlawanan. Justru diantara nafasnya yang memburu, ibu guru muda montok berjilbab itu sempat mengangkat tubuhnya sedikit agar memudahkanku melolosi jubahnya. Segera jubah itu lepas sekalian celana dalam pink berenda yang ia pakai.

Akhirnya didepanku tampak seorang ibu guru muda berjilbab bertubuh montok berbaring pasrah. Nafasny amemburu didera nafsu birahi. Tubuhnya yang sudah lama tidak disentuh lelaki menggelora. Aku meraih kontolku yang sudah kembali menegang dan mengocokny apelan. “aku akan segera menggenjotmu, ibu guru berjilbab yang cantikk..” kataku. Bu Sulasmih hanya memandangku dengan tatapannya yang marah namun bercamur birahi. Ia menggigiti bibir bawahnya seakan menahan nafsunya agar tidak terlepas. Jilbab dan BH hitam yang masih belum kulepas membuatnya semakin erotis, ditambah gerakan-gerakan tubuhnya yang seakan menahan derai birahi.

Sulasmih merintih minta ampun ketika aku melumat telinganya dari luar jilbab yang masih ia kenakan. Tak lama, aku mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. “maaasshhh… udaaaaahhh….heeeeghhh… akuu nggaak tahaaaaan…” wanita berjilbab itu mulai meracau jalang. Aku semakin diatas angin. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Sulasmih bergoyang sambil meracau binal.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

“aiiiihhh….emmmmhhh!!! udaaaah… maaasss… “. Setelah itu kepalaku turun hingga berhadapan dengan memeknya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan memeknya yang sudah banjir itu. Gadis alim berjilbab bertubuh semok itu semakin kelojotan tidak karuan. pahanya dibukalebar sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam memeknya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Sulasmih semakin mengejang hebat

“sshh.. aahh.. teruuussss maaassss…aaahhh…ampuuunnn…”

Sekitar lima menit kusapu memeknya, aku melepaskan memeknya dan kembali keatas mengulum bibirnya. Tubuhku menindih tubuh sintal ibu guru muda berjilbab itu. Pahanya sudah mengangkang. Memeknya terlihat haus akan kontol. Aku membuka celanaku lalu meraih kontolku dan kugesek-gesekkan di memek nikmat ibu guru montok berjilbab itu.

“masukkan ya bu…” kataku.

“iyaaaah…masukiiin…ibu dah gak tahaaaaannn…” dengan terengah-engah ibu guru muda itu menggerak-gerakkan pinggulnya seolah tak sabar menerima kontolku. Pelan-pelan kudorong kontolku menerobos goa miliknya yang masih sempit karena jarang sekali digunakan oleh suaminya yang jarang pulang.

“auuuhhh…aiiihhh…enaaak… gateeelll…enaaaakk..” wanita muda berjilbab itu meracau dan merintih jalang ketika kontolku mulai memompa memeknya yang sempit. Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.

“slep.. slep..slep.. slep..slep.. slep..slep..” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Sulasmih. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.

“uh..ah..mm..ssh..terus masshh..mmh” desah wanita berjilbab yang menjadi binal itu sambil meremas pantatku. Kontolku terasa semakin menegang. Tak terasa sudah dua puluh menit kami “bergoyang”. Bu Sulasmih sudah beberapa kali orgasme, karena kurasakan beberapa kali memek sempitnya berdenyut keras mencengkeram kontolku. Cairan kemaluannya sudah mengalir deras membasahi sofa. Wanita berjilbab ini terlihat menggelepar-gelepar, kewalahan menghadapi stamina kudaku.

“ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. udaahh maassss mmh ..enaakkhh..” rintih Sulasmih terpejam. Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karena juga merasakan sesuatu yang akan keluar.

“sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,

“aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.

Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang kembali keluar mengguyur kontolku didalam memeknya. Ternyata bersamaan dengan orgasmeku, Bu Sulasmih sang Ibu Guru muda berjilbab bertubuh montok itu menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis. Setelah mengambil nafas beberapa saat, baru aku mencabut kontolku dan segera mengenakan kembali celanaku, membiarkan bu Sulasmih itu lemas terlentang di sofa.

“berikan gambarnya.” Kata bu Sulasmih lirih, ketika dia sudah mendapatkan sedikit tenaga. Ia sudah kembali duduk di sofa. Jubahnya belum ia kenakan, hanya ia gunakan untuk menutup tubuh bawahnya. Tubuh bagian atasnya ia tutup memakai jilbab panjangnya.

“gambar apa?” kataku tersenyum menang. Wanita cantik berjilbab itu kaget.

“aku hanya tau kalau ibu sudah pernah melakukan hubungan sama pak Roy dari informasi dari orang yang melihat ibu. Saya tidak punya gambar apa-apa tentang itu.” Kataku lagi. Sebelum ibu Sulasmih mulai marah, aku segera mengeluarkan kartu As yang baru saja kubuat.

“tapi bu… saya tadi berhasil merekam secara sembunyi2 kegiatan kita…” ibu Sulasmih kembali kaget mendengar aku mengeluarkan kartu baru. “jangan lagi…” bisiknya sambil menangis.

“tidak apa-apa bu… saya tidak meminta banyak…” aku senang dengan keadaan ini. Aku sudah menang besar.

“Saya hanya minta ibu tidak melaporkan kepada siapa-siapa tentang apa yang terjadi barusan, dan…” aku kembali tersenyum senang.

“jika saya kangen, saya ingin menikmati remasan memek ibu lagi…” kataku. Bu Sulasmih terdiam. Ia terisak.

“bagaimana bu?” ia beberapa saat tidak menyahut, namun kemudian dia mengangguk. Aku tesenyum. Tanpa berkata apa-apa lagi, aku pergi dari rumah sepi itu, senang karena telah mendapatkan satu lagi budak seks.

Hampir seluruh batang kontolku masuk ke mulutnya. Kembali Kudorong pantatku ke atas dan ke bawah, sehingga kontolku keluar masuk dimulutnya. “mhh..hkgghh… gghh..” lenguhan bu Sulasmih tertahan tidak bisa keluar karena kontolku memenuhi mulutnya. air liurnya membuat kontolku licin, dan keluar sampai membasahi jilbab putihnya..

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/





Bagian 2



Pagi itu, kembalis etelah beberapa pekan aku tidak menjenguknya untuk hunting cewek berjilbab lain, aku menelponnya. Sabtu ini aku ingin kembali menikmatinya, sang guru montok berjilbab yang memeknya masih sempit, bu Sulasmih.

“halo..” jawab bu Sulasmih ditelepon.

“halo bu Sulasmih sayang.. aku nih, wawan.. kangen bu.. tar sore pulang ngajar tak jemput yaa..” “……” guru montok berjilbab itu diam saja di line seberang.

“halo bu.. jawab donk..” kataku merayu.

“kurang ajar kamu.. apa belum puas?!” kata bu Sulasmih diline seberang. Ia berbisik, tapi dari suaranya yang gemetar aku tahu dia menahan marah. Ah, gak peduli. Nyatanya juga dia ikut menikmatinya..

“hehehe.. udah, bu… nikmati aja… tar jangan lupa bawa baju ganti yaa… tak jemput sepulang sekolah.” Kataku, lalu menutup telepon.

Akhirnya Motor besarku membawa kami berdua keluar jogja, ke kota wonosobo dibawah pegunungan Dieng yang dingin di daerah jawa tengah. Waktu sudah jam 20.00 ketika aku mengetuk pintu homestay itu. Homestay yang ini sudah kukenals ejak lama. Bahkan sang bapak pemilik homestay bisa menyediakan “teman tidur” jika kita kesana sendirian tanpa teman.

“eh, mas wawan… silahkan maasuk mmas..” kata pak ayip, pemilik homestay. “kamar atas sudah siap mas, tinggal ditempati saja.” Kata pak ayip lagi. untung saja tadi aku sempat sms ke pak ayip, sehingga sudah disiapkan kamar.

“oke pak, sip lah.” Jawabku. Memang uang dimana2 berkuasa, begitu juga dengan di homestay itu.

“ini temannya ya mas?” kata pak ayip, melihat bu Sulasmih yang masih memakai jilbab putih dan seragam coklat gurunya. “cantik yah.. temen mas wawan cantik2..” kata pak ayip. Aku hanya tersenyum. Wah, duda ini kayaknya butuh menyalurkan hasratnya nih, kataku dalam hati. Timbul niat binal di kepalaku, tapi nanti aja kusampaikan, sekarang nikmati dulu..segera kugandeng bu Sulasmih yang terlihat enggan naik ke lantai 2 homestay itu, dimana kamr yang disewakan berada.

Didalam, segera kunyalakan tv memutar vcd porno yang sudah disiapkan dari rumah. Bu Sulasmih hanya duduk terpaku diranjang. “mandi dulu aja bu, biar seger..” kataku pada bu Sulasmih. Bu Sulasmih tidak mwenjawab, namun beberapa saat kemudian dia beranjak mengambil baju ganti dan handuk dari tasnya dan berjalan ke kamar mandi. “jilbabnya dipakai lagi bu..” kataku. Tubuh wanita itu dengan jilbabnya semakin menggairahkan.

Beberapa lama kemudian terdengar ketukan di pintu. Ternyata pak ayip yang datang membawa minuman susu hangat untuk kami lalu segera pergi. Kuletakkan susu itu di meja. Tak lupa segera kububuhkan obat perangsang ke susu milik bu Sulasmih, dan jamu kuat tahan lama buatku. Yah, bukannya letoy sih, cuman pengen menikmati bu guru montok berjilbab ini sepuasnya heheh..

Beberapa lama kemudian, bu Sulasmih keluar dari kamar mandi. Terlihat wajahnya lebih segar, walaupun masih tetap dengan pandangan yang galak padaku. Aku sih santai saja, tar juga dia luluh..

Duduk disebelahku diranjang, kupandangi wanita montok berjiolbab itu. Bu Sulasmih sudah berganti pakaian, sekarang memakai gamis ungu terusan dengan kancing didepan dari leher sampai pinggangnya. Jilbab putihnya kembali ia kenakan sesuai permintaanku. Segera aku cium pipinya yang halus, tanpa penolakan yang berarti dari bu Sulasmih. dia sedikit akan menghindar, namun tidak bisa karena kurangkul pundaknya. Kuambil susu miliknya yang sudah kububuhi obat perangsangd an kuberikan padanya. Awalnya dia agak sungkan, tapi kemudian dengan sedikit rayuan, dia meminumnya, dan setelah itu aku juga meminum susu milikku.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Beberapa lama, setelah kami berdua menonton vcd porno ditv, terdengar nafasnya mulai memburu. Wah, obat perangsangnya mulai bekerja nih, pikirku. Kebetulan, kontolku juga sudah berdiri tegak. Segera kulepas celanaku dan mengeluarkan kontolku. Bu Sulasmih melirik tajam kearah kontol besarku yang mengangguk-angguk perkasa,s etelah keluar dari sarangnya. Kukocok2 kontolku agar semakin nikmat sambil kuelus2 kepalanya yang memakai jilbab.

“bu… bantu aku..” kataku sembil mendesah merayu. Bu Sulasmih menatap mataku. Dari matanya yang sayu terlihat wanita berjilbab itu sudah terangsang berat, namun ia segera berpaling kembali melihat tv, bisa kupastikan untuk menjaga harga dirinya. “Kocokkin kontolku Bu,” pintaku. Dia hanya diam. Segera Kutarik tangannya dan kuletakkan diatas kontolku sambil tanganku yang lain berpindah dari kepalanya yang berjilbab, pindah ke pinggulnya dan mengelus2nya supaya cepat birahi wanita sekal berjilbab ini bangkit. Awalnya tidak ada reaksi, tapi beberapa saat kemudian Bu Sulasmih menggenggam batang kontolku. Pelan2 dia mengelus-elus dari kepala sampai kepangkal kontolku. Aku merasa menang, karena bu guru muda berjilbab yang tadinya jual mahal akhirnya mau memberiku kenikmatan.

Aku melepaskan seluruh pakaianku lalu memeluk tubuh Bu Sulasmih yang sedang mengelus2 kontolku. kuselipkan tanganku masuk kebalik jilbabnya dan Kubuka kancing gamisnya, wanita montok ini diam saja. Kususupkan tanganku kebalik jilbab dan bajunya, masuk kebalik BHnya. Kuraba-raba buah dadanya. Kulihat, bu Sulasmih menggigit bibir bawahnya keenakan. Perlahan-lahan buah dadanya mengeras. Cukup lama aku meraba-raba buah dadanya, kemudian kutarik Bhnya hingga terlepas. Setelah terlepas, terlihatlah buah dadanya yang padat dan mengeras. Aku melanjutkan lagi meremas-remas buah dadanya. Bu Sulasmih mulai mendesah-desah merasakan nikmat, tangannya semakin cepat mengocok kontolku.

Sekitar lima belas menit berlalu aku segera merubah posisi. Kubuka lepas semua kancing gamisnya, dan segera kulolosi baju terusan wanita berjilbab berkulit putih halus itu tanpa perlawanan yang berarti, lalu kodorong tubuhnya hingga terlentang diranjang. Hanya jilbab yang menutup kepalanya dan celana dalamnya saja yang melekat menutupi selangkangannya. Bu Sulasmih menutupkan tangannya ke matanya, seolah tidak punya kemampuan untuk melawankus ehingga hanya mampu menutup matanya pasrah akan apa yang aku lakukan. Kutindih tubuhnya dari atas lalu kukecup bibirnya, kujulurkan lidahku mengisi rongga mulutnya yang terbuka. Awalnya dia pasif, namun beberapa menit kurangsang, Bu Sulasmih mulai menyambut hisapan mulut dan gerilya lidahku dengan hisapan dan jilatan lidahnya. Aku tahu wanita cantik berjilbab ini sudah takluk pada diriku.

Setelah cukup lama berpagutan, kuputar tubuhku. Membentuk posisi 69. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan selangkangannya berada dibawah wajahku. Kujulurkan lidahku menjilati bagian bawah perutnya, sambil tanganku melepas celana dalam Bu Sulasmih. Kudengar lenguhan perlahan Bu Sulasmih disertai terangkatnya pantat guru cantik berjilbab bertubuh putih ini, memudahkan aku melepaskan celana dalamnya dan meleparkannya ke lantai kamar. Lidahku bergerak turun menyapu bibir memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis.

“Ohh.. waann.. jangaanhh.. ouhh.. aduhh.. Enakk,” desahnya ketika aku mulai menjilati memeknya yang basah, membuatku semakin bersemangat menjilati memeknya. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya yang sebesar biji kacang.

Saat aku menjilati lubang memeknya, kunaik turunkan kontolku sehingga menampar2 wajah bu Sulasmih. Terasa tangan kiri bu Sulasmih memegang dan mengocok-ngocok kontolku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus buah pelirku dengan lembut. Sesaat kemudian terasa lidah Bu Sulasmih menjilati kontolku, lalu memasukkan kontolku ke mulutnya. Hampir seluruh batang kontolku masuk ke mulutnya. Kembali Kudorong pantatku ke atas dan ke bawah, sehingga kontolku keluar masuk dimulutnya. “mhh..hkgghh… gghh..” lenguhan bu Sulasmih tertahan tidak bisa keluar karena kontolku memenuhi mulutnya. air liurnya membuat kontolku licin, dan keluar sampai membasahi jilbab putihnya.

Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu. Aku bangkit dan berdiri dilantai kamar. Kutarik tubuh wanita berjilbab yang cantik yang sudah lemas itu hingga pantatnya berada ditepi ranjang. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Kurapikan jilbab putihnya, kulilitkan ke lehernya agar tidak menggangguku menjilati buah dadanya yang sekall, sembari kuarahkan kontolku tepat ke lubang memeknya.

“Ja.. Jangan.. Mas..” kata wanita berjilbab itu memelas. Aku tak memperdulikan kata-katanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala kontolku menyeruak masuk.

“Aiiihh… ahhh.. ahh!” Bu Sulasmih berteriak lebih keras ketika aku mendorong lebih keras. Akupun lebih bersemangat mendorong pantatku dan amblaslah seluruh batang kontolku ke lubang memeknya yang sangat sempit. Kontolku serasa dijepit sempitnya lubang memeknya. Beberapa detik kubiarkan kontolku di dalam memeknya.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Kupandangi wajahnya yang menerawang `memandang langit2 sambil terengah2. Dengan perlahan-lahan kuangkat pantatku lalu kuturunkan lagi. Membuat kontolku keluar masuk dilubang memeknya. Aku kembali merasakan nikmat yang dulu pernah kurasakan dirumah wanita berjilbab ini.

“Ohh.. udahh.. ampuunhh.. aduuhhh.. Mas.. aduhh.. mhh..,” jeritan dan teriakan penolakannya berubah menjadi rintihan dan desahan antara menolak namun juga menikmati. Nampak jelas mata wanita berjilbab ini sayu memandangku, antara benci namun juga nikmat. Aku tahu bu Sulasmih kembali menikmati persetubuhan ini. Lama kelamaan Pantatnya mulai digerakkan naik turun mengikuti gerakkan pantatku. Nampak bu guru berjilbab ini tak mampu melawan rasa nikmat yang ia rasakan. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kurasakan memeknya berkedut-kedut dan otot-otot memeknya menegang. Tangannya mencengkeram seprei dengan keras.

“Ohh.. Mas.. Akuu.. Mauu.. aduuhh..,” desahnya terputus. “Mau keluar sayang,” sahutku. Bu Sulasmih memandangku sayu sambil nafasnya memburu.. “Aku juga Bu,” imbuhku. Semakin cepat kudorong-dorong pantatku. “A.. Akuu.. aahh… Enaaakkk… aku Ke.. Luarr,” teriaknya keras. Untung saja tempat ini kedap suara.

Kurasakan cairan hangat merembes didinding memeknya. Sedetik kemudian kurasakan kontolku berkedut-kedut. Dan Crott! crott! crott! Kutumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang memeknya. Dan tubuhku ambruk menindih tubuh putihnya.

Kira-kira satu jam kami tertidur. Akupun terbangun dan melihat Sulasmih masih tertidur pulas, telanjang dengan jilbab yang masih ia kenakan. ia terbangun ketika aku lagi asyik menjilati lubang memeknya.

“Oh.. Mas.. Apa yang kamu lakukan,” tanyanya. “Aku pingin setubuhi kamu lagi sayang,” sahutku sambil meneruskan jilatan mautku.

“mmmhh… uhhh..” Bu Sulasmih merintih dan refleks membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga aku lebih leluasa menjilati memeknya. Beberapa menit berlalu kusuruh dia menungging. Aku mengambil posisi dibelakangnya. Dari belakang, aku menjilati lubang anusnya, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang memeknya. Rintihan wanita cantik berjilbab berkulit mulus itu semakin keras.

Setelah kurasa cukup, kuarahkan kontolku ke lubang memeknya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku. Sedikit demi sedikit kontolku masuk ke lubang memeknya. Semakin lama semakin dalam kontolku memasukinya, sampai seluruhnya amblas, tertelan lubang memeknya. Akupun mendorong pantatku maju mundur, membuat kontolku keluar masuk dari lubang memeknya.

“Ohh.. aduuhh.. mmhh… Nikk.. Matt.. Mas.. Enakk,” jeritnya tertahan. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kutarik kontolku dari lubang memeknya hingga terlepas. Kemudian kugenggam kontolku dan kuarahkan ke lubang anusnya.

“Jangan, Mass sakitt, ja.. “jeritnya sambil meringis. Belum habis dia bicara, kudorong pantatku dengan keras. Dan Bless! Seluruh batang kontolku masuk ke lubang anusnya. Kukocok lubang anusnya dengan irama pelan semakin lama semakin cepat, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang memeknya. Dan Bu Sulasmihpun merasakan sensasi yang luar biasa dikedua lubangnya. Jeritan-jeritannya berganti dengan desahan-desahan nikmat penuh nafsu.

Aku semakin bersemangat mendorong-dorong pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme. Sepuluh menit kemudian kontolku menyemburkan sperma didalam anusnya. Dan tak lama berselang Bu Sulasmih menyusul, tubuhnya mengejang hebat. Kemudian Bu Sulasmih terkulai lemas dan tertidur.

sekitar jam 7 pagi aku terbangun dan bergegas ke kamar mandi membersihkan badan. Mengingat kejadian tadi, bersetubuh dengan Bu Sulasmih, membuat nafsu birahiku bangkit lagi. kontolku yang tadi telah layu, kini tegang dan mengeras. Setelah mengelap tubuhku dengan handuk akupun bergegas keluar kamar mandi. diluar, ternyata aku menemukan pak ayip yang berdiri didepan pintu yang terbuka membawa nampan berisi teh manis dah roti, melongo melihat Bu Sulasmih yang masih tertidur lelap, telanjang denrgan jilbab yang masih ia kenakan. pak ayip terkejut melihatku dan langsung salah tingkah.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

“eh.. mas.. anu.. ini.. saya bawa ini.. susu.. eh, teh mas..” kata pak ayip terbata-bata. aku tersenyum dan segera memintanya untuk menaruh nampan beserta isinya yang ia bawa kemeja di kamar. saat ia keluar kamar, segera aku mengejarnya. aku jadi punya ide baru nihh.. eheheheheheh..



Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/


Bagian 3



“ada apa pak? Maaf.. saya gak sengaja..” jawab pak Ayip terbata-bata ketika aku menyusulnya.




“ooh, santai aja pak..” jawabku sambil tersenyum. “malah saya mau menawarkan sesuatu sama bapak.” Jawabku lagi.

“menawarkan? Apa pak?” tanya pak ayip bingung.

“begini…” kataku, lalu membisikkan sesuatu rencanaku, yang kuminta pak ayip bisa menyiapkannya. Pak ayip berpikir sebentar, lalu berkata, “siap pak! Kalo kayak gitu mah, bisa.. bapak udah punya banyak temen.. 2 jam lagi, siap!” katanya pasti.

“bagus pak. Siip! Tak tunggu yah, kabarnya..” kataku. “berees..” kata bandot tua itu lalu mohon diri sambil tersenyum mesum. Aku juga tersenyum seperti itu eheheheheh. Bakalan huebat liburanku ditempat ini. Segera aku kembali kekamar untuk membangunkan bu Sulasmih.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * *

jam 08.30, ketika kami berbenah (jariku sempat membuat bu Sulasmih mendapat orgasme dua kali lagi di kamar mandi ketika kami mandi bersama. Bu guru sekal berjilbab itu mengerang-erang dan merintih-rintih mesum) ada sms masuk ke hpku. “mas, semua sudah siap. Datang saja ke alamat berikut.” Ternyata pak ayip yang sms. Wah, sudah siap semua untuk rencanaku.

Setelah semua selesai, segera kuajak bu Sulasmih pergi dari homestay itu. Tanpa berkata apa-apa bu guru berjilbab itu ikut. Mungkin karena sudah kutaklukan sehingga dia pasrah apapun yang terjadi. Kuajak dia ke alamat yang diberikan pak ayip, memasukis ebuah desa dipinggiran wonosobo, dimana alamatnya adalah sebuah rumah yang berada dipojok desa. Jarak rumah itu dengan rumah terdekat lumayan jauh, karena ada hutan jati diantaranya. Segera aku masuk kek halaman rumah itu, dan mengetuk pintu.

“silahkan masuk mas!” pak Ayiplah membuka pintu. Ketika aku masuk, didalam sudah ada beberapa orang lain. Tepatnya ada dua orang pria dan seorang gadis berkerudung dengan tubuh yang montok. Pak Ayip mengenalkan kedua pria tadi sebagai Joni dan Panjul. Sementara gadis muda yang wajahnya lugu memakai kerudung putih dan baju seragam sma putih lengan panjang serta rok abu2 panjang itu bernama Seruni.

“bagaimana pak, dah siap?” tanya diriku ke ak ayip.

“oh, siap mas, diruang dalam.” Kata pak ayip. Lalu aku mengajak bu Sulasmih masuk mengikuti pak ayip. Joni dan Panjul mengikuti kami, nampak panjul berjalan paling belakang sambil menggandeng tangan seruni yang nampak enggan ikut.

Sampai diruang dalam, aku puas melihat kerjaan pak ayip. Setting tempat sudah ia siapkan, sebuah ruangan kecil dengan papan tulis sedang didinding, dan beberapa kursi dihadapannya. Kasur busa kumal juga sudah terbentang disebelah kursi. Eheheheheh. Disini aku akan membuat bu Sulasmih berpura2 menjadi guru yang akhirnya diperkosa murid2nya. Bahkan papan tulisnya juga sudah digambari alat kelamin pria dan wannita. Ceritanya wanita berjilbab itu mengajar pelajaran biologi, namun harus menurut apa yang diharapkan siswanya.

“emoh! Aku gak mau!” kata bu Sulasmih menatapku marah. “sudahlah bu.. ibu cuman inggal berpura2 jadi guru biologi, trus mengajar tentang reproduksi..” kataku sambil membujuk. “daripada ada apa2 sama ibu… lihat tuh, bapak2 itu kayaknya sudah gak tahan..” kataku mengancam.

“tapi jangan diapa-apain..” kata bu Sulasmih. Suarany abergetar menahan marah dan takut. “santai aja bu,,” jawabku.

Akhirnya, pelajaran pura-pura itupun dimulai. Bu Sulasmih yang sudah kumina kembali memakai baju guru coklatnya serta jilbab putihnya didepan kelan membawa bambu untuk menunjuk gambar, lalu aku, pak ayip serta dua rekanna duduk di kursi menghadap wanita berjilbab itu, dengan seruni dibarisan paling depan. Ternyata seruni sudah memakai baju sma, berupa jilbab putih, baju putih lengan panjang isos dan rok coklat. Wah, bisa menikmati anak sma lagi nih eheheheheh.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Bu Sulasmih yang tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan, berusaha seformal mungkin dalam menjelaskan. Padahal, pak ayip dan teman2nya sedikit2 berkomentar jorok dan ada saat tentang contoh kontol, mereka bertiga langsung memegang kontol2 mereka sendiri sambil mengatakan siap diapakai contoh. Seruni yang duduk didepan sendiri kulihat hanya diam sambil merah padam wajahnya. Aku tersenyums ambil etrus merekam dengan handycam ku.

Tiba ketika bu Sulasmih menjelaskan masalah memek, pak ayid dan rekan2 langsung berteriak2 kalo mereka mau contoh yang riiil. Mereka berteriak2 untuk wanita berjilbab itu memperlihatkan memeknya agar pelajaran semakin lancar, kata mereka.

“ayo buu… buka buu.. masak guru gak mau kasih contoh ke murid2nya..huuu… guru apa itu..” kata joni sambil terkeeh.

“iyaa benaaar.. apa mau kami saja yang mbuka contohnyaa..” kata panjul juga sambil tertawa. Bu Sulasmih kebingungan. Wajahnya yang khawatir melihatku, namun kubiarkan saja. Terlihat matanya sudah berkaca2. Namun, ektika pak ayip dan teman2 masih tertawa2 dan aku sibuk dengan handycamku, wanita berjilbab itu langsung berlari berusaha ke pintu depan. Wah, wanita ini ketakutan bener, ternyata. Eheheheheh..

namun, sebelum melewati kami, ketiga orang itu menyergapnya. Pak Ayip mendekapnya dari belakang sambil memegang dia mendekap mulutnya. Joni memang tanganya yang meronta-ronta sedangkan Panjul menunduk kebawah sambil memegang kakinya. Bu Sulasmih memberontak sekuat tenaga. Tapi pemberontakan itu ternyata membuat ketiga laki-laki itu makin bernafsu saja. Mereka menarik bu Sulasmih kembali ke depan ruangan, menghimpitnya sambil berdiri di depan papan tulis dan menggerayangi tubuh Wanita berjilbab yang sexy itu semaunya.

Joni langsung merenggut baju coklat bu Sulasmih sampai kancing2nya terlepas, lalu dengan paksa melepasnya berikut bra yang menutupi dadanya sehingga payudara Wanita berjilbab yang sangat indah itu dengan ukuran 36B dan puting kemerahan yang sangat sexy terpampang dihadapannya. Jilbab putihnya yang membuat bu Sulasmih nampak semakin anggun dan manis tidak dilepas, namun disampirkan ke pundaknya saja. Tanpa menunggu lama segera Joni menjamah payudara Bu Sulasmih. Diplintirnya puting Wanita berjilbab itu yang sebelah kiri.

Pak Ayip juga mulai beraksi. Tangannya merengkuh payudara Bu Sulasmih yang kanan. Dia juga ikut mengagumi keindahan dada Wanita berjilbab itu, sehingga dengan bernafsu terus-menerus dijamahnya.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Melihat temannya sudah mulai beraksi, Panjul juga tak mau kalah. Rok panjang coklat Bu Sulasmih diangkatnya keperut lalu diturunkannya CD pink yang membalut kemaluan Bu Sulasmih. Dibentangkanya kedua tungkai itu, lalu diarahkanya mulutnya kearah memeknya. Lidah Panjul menerobos kedalam rongga kemaluan Wanita berjilbab itu. Diperlakukan seperti itu membuat Bu Sulasmih merintih dan mendesah-desah. Aku tahu wanita alim guru sebuah sma itu ingin menjerit, namun rangsangan ketiga pria itu membuatnya susah bernafas hingga tidak mampu menjerit. Apa lagi pak ayip lalu menutupkan tangannya ke mulut bu Sulasmih. Lambat laun rontaan Bu Sulasmih mulai melemah, dan terlihat wanita berjilbab itu mulai terbawa suasana, diliputi nafsu birahi. Aku tahu perasaannya yang halus terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh ketiga lelaki itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan mereka.

Pak Ayip lalu melepas tanganya dari mulut Bu Sulasmih, lalu fokus kedada Bu Sulasmih.Remasan tangan-tangan nakal diekujur tubuhnya membuat Wanita berjilbab itu tak kuasa untuk tidak mendesah

“OH..oh…..jangaann.. wawaanhh.. toloongg.. auhh.. “Katanya sambil menatapku sayu

“Nikmati aja,bu. Enak kan.. dinikmati saja.. tar juga ibu dapet enaknya…”ucapku sambil tersenyu

“janganhh.. auuhh… tolongg.. AHHH…..” Bu Sulasmih tak melanjutkan ucapannya. Dia berteriak Karen

Panjul sekarang sudah mengorek-ngorek memeknya dengan 2 jarinya.

Aku lalu berjalan, terus mensyuting adegan tersebut. kuarahkan handycamku kedepan ruangan dimana Bu Sulasmih sedang digerayangi oleh 3 lelaki, masih memakai jhilbabnya, didepan papan tulis.

Bu Sulasmih nampak tak berdaya, wajahnya menatap sayu dan terus mendesah2. Sesaat kemudian, desahannya tertahan oleh lumatan Pak Ayip. Pak ayip terus menciumi bibir bu Sulasmih dengan liar, dan nampak wanita berjilbab itu kewalahan mengimbanginya. nampaknya bu Sulasmih, guru alim berjilbbab yang biasanya pendiam dan pemalu, sudah sangat bernafsu sekali karena rangsangan ketiga pria itu. Momen itu tidak kusia-siakan, kuarahkan handycamku kewajahnya yang asik dilumat Pak Ayip.

Aku melirk kearah seruni yang dari tadi duduk didepan, melihat secara jelas liveshow yang sedang terjadi. Wajahnya merah padam. Mulutnya membuka sedikit, dan mendesah tanpa mampu berkata apa2. Aku sudah diberitahu oleh pak ayip, bahwa Joni akan membawa pacarnya yang masih sma yang lugu, jadi wanitanya bisa bervariasi. Namun kata pak ayip, jangan berharap gadis itu masih perawan karena kabarnya si Joni sudah memerawaninya dipinggir sungai ketika seruni pulangs ekolah. Akus egera duduk disebelahnya, membuat ia terkejut. Namun segera aku merangkul pundaknya, sambil terus merekam liveshow yang etrjadi.

Kemudian ketiga laki-laki itu mengiring dan mendudukkan Bu Sulasmih dimeja yang ceritanya dijadikan meja guru yang agak rendah. Mereka semuanya sangat terpesona menatap tubuh telanjang Bu Sulasmih. Dada Wanita berjilbab yang besar itu nampak naik turun seiring desahn nafasnya.

Pak Ayip yang memang sudah sangat bernafsu langsung melepas dan celananya hingga telanjang. Walau badannya kurus namun kontolnya lumayan besar juga. Dengan kasar ditariknya kepala Bu Sulasmih kearah kemaluannya. Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Bu Sulasmih, kepala kontol Pak Ayip telah terjepit di antara kedua bibir mungil Bu Sulasmih. Wanita berjilbab itu dengan terpaksa mencoba membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu mulai mengulum alat vital Pak Ayip ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki itu itu melek merem keenakan.

Joni juga mulai melepaskan pakaiannya satu-persatu hingga bugil. Kontolnya lebih besar dari Pak Ayip. Pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu Dipegangnya tangan Bu Sulasmih dan menempelkannya pada kontolnya. Sambil mengoral Pak Ayip,tangan Bu Sulasmih juga mengocok-kocok kontol Joni hingga membuat pemiliknya mendesah merasakan kelembutan tangan Wanita berjilbab itu. Bu Sulasmih tampak sibuk, mulut dan tanganya dipaksa bekerja dengan cepat.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

saat Panjul melepas bajunya, ternyata kontolnya jauh lebih besar dari kedua lelaki itu. Bentuknya panjang dan hitam dengan diameter yang besar. dikocoknya batang gede itu dengan perlahan-lahan, sambil melihat kawan2nya memaksa bu Sulasmih melayani mereka.

Kemudian kuarahkan handycam kearah Bu Sulasmih. Dia tampak makin cepat mengoral Pak Ayip. Pak Ayip juga mendesah makin lama-makin keras. nampaknya dia akan segera orgasme. Dengan buru-buru ditariknya kontolnya dari mulut Wanita berjilbab itu lalu tumpahlah spermanya membasahi lantai, bersamaan dengan ejekan2 kami bertiga. Eheheheheh.. ternyata sudah perjaka tua, gak bisa tahan lama pula eheheheh..

Pak ayip langsung lemas dan mengambil tempat duduk dikursi paling belakang sambil mengelus2 kontolnya yang mengecil. Kini tinggallah Joni dan Panjul yang mengeliling Bu Sulasmih. Bu Sulasmih juga terkejut kala melihat kontol besar Panjul. Namun terlihat Bu Sulasmih tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Panjul menatap muka Wanita berjilbab itu yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu.

Lalu mereka memulai aksinya. Joni membaringkan tubuh Bu Sulasmih terlentang diatas meja dan dengan berdiri dengan kontol pas diantara selangkangan wanita berjilbab itu, ia mulai berusaha memasuki tubuh Bu Sulasmih. Bu Sulasmih hanya bisa pasrah dan mendesah2 kala sebuah kontol yang lumayan besar berusaha menerobos dinding kemaluannya. Tangan kanan Joni menggenggam batang kontolnya yang besar itu dan kepala kontolnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris dan bibir kemaluan Wanita berjilbab itu. Hal itu Bu Sulasmih merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Joni terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Bu Sulasmih yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran kontol Joni yang besar itu.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Momen itu kembali menjadi sasaran handycamku. Sengaja ku-zoom kearah memek Bu Sulasmih yang sepertinya tidak sanggup menampung kontol Joni. Beberapa saat kemudian, dengan pelahan-lahan kepala kontol Joni itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Wanita berjilbab itu. Ketika kepala kontol lelaki Ambon itu menempel pada bibir kemaluannya, Bu Sulasmih bergetar hebat. Belum sempat dia mengkondisikan tubuhnya, tiba-tiba dengan kasar Joni menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Wanita berjilbab itu. “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh”, Bu Sulasmih menjerit disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangannya mengepal dengan kencang menahan sakit dan nikmat yang ia rasakan.

Tanpa membuang waktu Joni langsung memompa kontolnya, seluruh batang kontolnya amblas ke dalam liang memek Bu Sulasmih. Rambut lebat pada pangkal kontol lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir kemaluan Bu Sulasmih, tak kuasa menahan diri, dari mulut Wanita berjilbab itu terdengar jeritan halus tertahan.

Panjul yang sedari tadi hanya menonton mulai ikut bergabung. Diremasnya dada Bu Sulasmih yang bergoyang-goyang, lalu dimasukkan kemulutnya. Dengan ganas Panjul melumat dada Wanita berjilbab yang besar itu sehingga membuat pemiliknya makin mendesah kencang

“Oh…wawaan.. e..naakk.. a..duuh.. ouhh..”Ujarnya terbata-bata sambil memandangku. Aku yang hanya menjadi penonton mulai terangsang juga melihat adegan tersebut..

Kemudian Joni membalik tubuh Bu Sulasmih lalu diposisikan menungging. Butir-butir keringat sudah membanjiri tubuh mulusnya, juga jilbab putih yang ia pakai. Joni kembali mengenjot Bu Sulasmih dengan posisi doggystyle. Tak berapa lama kemudian,Joni menaikkan tempo permainannya, disodoknya Bu Sulasmih sesekali digoyangnya ke kiri dan kanan untuk variasi, tak ketinggalan tangannya meremasi pantatnya yang montok. Wanita berjilbab itu semakin menggeliat keenakan, desahannya pun semakin mengekspresikan rasa nikmat bukan sakit.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

“oh..terusss..terus.. enaakk…ohhhhh…….hhhhhhh”teriak Bu Sulasmih makin kuat. Panjul maju kedepan dan mengarahkan kontol supernya kemulut Bu Sulasmih untuk menahan jeritan Wanita berjilbab itu. Bu Sulasmih membuka mulutnya dan melahap benda besar itu. Mulutnya yang kecil tidak mampu menampung ukuran kontol Panjul yang memang luar biasa besarnya. Sambil mencengkeram kepala bu Sulasmih yang masih terbalut jilbab, Dia muju mundurkan bibir mungilnya dikontol Panjul. Kamera kudekatkan ke wajah Wanita berjilbab itu yang tengah dipaksa mengulum kontol Panjul, mulutnya penuh terisi oleh batang besar itu sehingga hanya terdengar desahan tertahan.

Aku ternyata mulai ikut terangsang menyaksikan tubuh putih mulus nya Wanita berjilbab itu diperlakukan dengan kasar oleh 2 orang lelaki ambon itu, tapi aku tidak mau langsung bergabung karena ingin menuntaskan rekamanku ini. Aku sibuk mondar-mandir diseputar ranjang untuk mengambil gambar.

Joni nampaknya sudah mulai mendekati puncak,dipercepatannya sodokannya sambil meremas pantat Bu Sulasmih dengan keras. Bu Sulasmih juga membalas sodokan itu dengan mengoyangkan pinggulnya makin cepat,dia juga mau orgasme. Tak sampai 10 detik Wanita berjilbab itu melepaskan mulutnya dari kontol Panjul dan meleguh panjang : “Ah…aku keluar…rrrrrrrrrrrrrr……………….”
Joni masih terus memacu panisnya diantara orgasme Bu Sulasmih, remasan tanganya makin kuat kepantat Bu Sulasmih. Kemudian, sambil meleguh nikmat dicabutnya kontol hitamnya dari memek Bu Sulasmih, sehingga menyemprotlah spermanya ke rok Wanita berjilbab itu yang tersibak sepinggang.




Habis itu dia menyingkir. Bu Sulasmih juga tersengal-sengal mengambil nafas, didepan kontol Panjul yang masih tegak berdiri. Tanpa memberinya kesempatan istirahat, Panjul langsung mengambil posisi dibelakang bu Sulasmih untuk menggarapnya. Dibentangkannya paha Wanita berjilbab itu,lalu dia siap-siap penetrasi.

“Aduhh.. bentar maass.. masih lemes.. aduhh…” pinta Bu Sulasmih memelas. Tapi Panjul tidak memperdulikannya dan mulai menghunjamkan batangnya kememek Bu Sulasmih. Kasihan juga si Bu Sulasmih pikirku. Belum habis aku berpikir kudengar Wanita berjilbab itu teriak panjang,ternyata batang Panjul yang sangat besar itu sudah merebos kecelah-celah memeknya.

“Aduh pelan-pelan mass.. Sakit.. aduhhhhhh…..” Bu Sulasmih memelas. Tapi hal itu membuat Panjul makin gila,dengan paksa dimasukkanya kontolnya keliang basah itu. Bu Sulasmih terus-menerus menjerit-jerit hingga batang itu menerobos masuk ke dalam liang vaginnya. Kemudian Panjul segera mendorong dengan sekuat tenaga sehingga seluruh barang miliknya amblas seluruhnya, sampai kedua pahanya yang hitam itu menekan dengan ketat paha putih mulus Wanita berjilbab yang terkangkang itu.

“Aadduuuhh…, sakiittt…!”, terdengar Bu Sulasmih menjerit saat batang itu menerobos masuk.

Setelah semua kontol Panjul masuk dia tak kuasa mendesah “ohh…nikmat sekali memekmu,Bu Sulasmih.. oohh..”.

Lalu dengan perlahan disodoknya memek sempit Bu Sulasmih tanpa mengenal belas kasihan, Panjul mulai memaju-mundurkan pantatnya, sehingga kontolnya yang besar itu, keluar masuk berulang-ulang kedalam kemaluan Wanita berjilbab itu. Sambil melakukan itu ia berkata, “Waahh, eenaak niih masih sempit…!” Sementara kedua tangannya mulai mengelus-elus dan meremas-remas payudara serta membelai-belai seluruh badan Wanita berjilbab itu.

Aku tidak mau melepaskan momen tersebut, Maka aku semakin mendekat kearah ranjang sambil terus mengarahkan handycam merekam Bu Sulasmih, wanita berjlbab hasil hutinganku, dikerjai batang besar daris eorang pemuda pengangguran di Dieng, jawa tengah.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/


Bagian 4



Sambil berusaha memasuki memek Seruni dengan mencengkeram erat pinggul Seruni, Joni mencium punggung Seruni yg membelakanginy. Sangat susah kepala kontol Joni menerobos memek Gadis berjilbab itu, padahal sudah sangat basah. Tapi Joni tetap memaksa, dengan sekali sentakan kasar, Joni menarik tubuh Seruni kebawah, hingga batangan Joni amblas ditelan memek Siswi SMA berjibab itu.

“Aduh…pelan-pelan mass.. sakiitt..” Seruni merintih karena merasa kesakitan..
aku sudah merasa nafsuku ada diubun2 dan harus segera dilampiaskan. Sesaat kupandangi Seruni, gadis berjilbab yang nampak lugu yangs edang melihat liveshow hardcore dihadapannya, sambil diam dan menggigit2 bibir bawahnya. Segera aku berdiri dan menuju ke meja disudut ruangan, meletakkan handycamku agar semua peristiwa diruangan itu terekam jelas. Langsung setelah itu kubuka semua bajuku, bersiap untuk mengeksekusi gadis manis berjilab yang lugu didepan ruangan itu.

Aku kembali duduk disebelah Seruni, lalu dengan pelan kuremas dada Seruni. Gadis berjilbab itu terkejut karena sentuhanku dan berusaha mengelak remasan tanganku. Gadis manis berjilbab yang lugu itu menggeleng dan berusaha bangkit meninggalkanku, tapi kurangkul pundaknya agar dia tidak pergi. Aku terus makin berani, kuremas dan kucium dada Seruni yang masih terbungkus kemeja putih seragam SMAnya juga jilbab putihnya. Ia meronta namun seranganku mengalahkan tenaganya.

“jangan mass. . emohh. . seruni gak mau. . hh. . . “ucap Seruni lirih. Mendengar suaranya yang sangat lugu, Aku malah makin bernafsu dan melanjutkan aksiku dengan meraba-raba pantat Seruni. Joni yang juga kembali on fire mendekat, lalu bergabung bersama kami. Aku dengan tergesa-gesa membuka kemeja putih Seruni dengan melepaskan satu-persatu kancingnya. Payudara Siswi SMA berjibab itu tampak sesak ditutupi oleh bra yang kekecilan yang Seruni gunakan. Dengan cekatan Joni melepaskan bra Seruni dengan membuka kaitnya dibelakang. Kini terpampanglah dada Seruni -yang putih mulus dengan puting mencuat tegak- dihadapan kami berdua.

“wah Seruni, dadamu gede juga yah. . sering diremes2 yah?” Kataku sambil tanganku terus meremasi payudara Seruni. Siswi cantik lugu yang berjilbab itu hanya bisa menggeliat2 dan meronta tak berarti karena tenaga belianya kalah jauh ketimbang tenaga dua orang laki2 yang berahi. Puas meremas, Aku langsung melumat payudara Seruni. Seruni memekik dan mendesah saat mulutku menyapu setiap inci dada Seruni yang sebelah kanan. Joni tak mau ketinggalan dilumatnya wajah cantik dan lugu Seruni sampai jilbabnya berantakan, sambil satu tangannya merayap kedada Seruni yang satu lagi.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

“Aaaghhh…, sshhhhh…, sshhhhh…, mmhhhh…. !”

Seruni mendesah-desah antara penolakan namun juga birahi yang mulai hadir. Sambil melumat dada Gadis berjilbab itu, tanganku merayap kebawah dan menyingkap paksa rok abu-abu seruni sampai CD gadis lugu berjilbab itu terlihat. Segera aku menggosok-gosok memek Seruni dari luar. Seruni kontan mendesah makin panjang, apalagi jari-jariku mulai merayap ke memek Seruni yang sudah basah melalui celah-celah CD- Seruni. Sementara itu Joni juga mulai mengikutiku, melumat, menjilat dan meremas payudara Seruni. Siswi SMA berjibab itus emakin kelojotan.

Seruni yang sudah semakin bernafsu sekali kini tidak berontak. Dia hanya pasrah mengikuti saja permainan kami. Seruni tak menolak kala kami mengiringnya ketepi kasur busa butut, tak begitu jauh dari Bu Sulasmih yang sudah disenggamai Panjul di kasur itu. Joni duduk berselonjor diujung ranjang. Ditariknya kepala Seruni yang masih memakai jilbab dan dipaksanya seruni mengoral kontolnya. Seruni langsung jatuh menungging dihadapanku, lalu Joni menampar-namparkan kontol besarnya kewajah seruni, sampai Seruni membuka bibir merahnya. Pelan-pelan Joni memaksa kontolnya masuk kemulut Seruni. Kontolnya bergetar merasakan jepitan bibir mungil Gadis berjilbab itu. Mulut Seruni tak mampu menampung semua kontol itu, walau sudah mentok menyentuh tenggorakan Seruni, tetap saja ada sisanya kira-kira satu jari lagi. Satu tangan Joni mulai memegangi kepala Seruni dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga Seruni gelagapan. Gadis lugu berjilbab itu terlihat tersedak-sedak dan ingin muntah, namun Joni tetap memaksanya mengoral kontol besarnya.

“Eemmpp. . emmphh. . nngg. . !” Seruni mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak Joni tidak perduli.

Dari belakang, aku yang sudah sangat bernafsu menyibakkan rok abu-abu panjang Seruni yang tadi sempat turun, lalu menurunkan celana dalam Seruni. kumasukkan jariku kememek Seruni sehingga membuat Siswi cantik lugu yang berjilbab itu bergetar. Kuarahkan mulutku menyentuh bibir memek Seruni. Terasa tubuh Seruni bergetar hebat kala kujilati memek Seruni yang sudah basah. Posisi Seruni yang menungging membuatku dengan mudah menjelajahi seluruh memek Gadis berjilbab itu.
“Ehm…ehm…ahmm…. “hanya itu yang keluar dari mulut Siswi SMA berjibab itu yang masih dijejali oleh kontol Joni. Semakin kuat Aku menjilati memek Seruni, nampak semakin kuat pula Gadis berjilbab itu menghisap kontol Joni, karena terdengar Joni makin mendesah, lalu dia melepaskan kontolnya dari mulut Seruni.

“Aku ga mau langsung keluar. Aku masih mau merasakn jepitan memekmu”katanya sambil menopang tubuh Seruni. Belum habis dia berkata, kujejalkan kontolku memasuki tubuh Seruni. Mulut Siswi cantik lugu yang berjilbab itu menganga mengeluarkan desahan meresapi setiap senti kontolku memasuki memeknya. Kusodok-sodok Seruni dari belakang dengan posisi doggy. Kontolku dengan leluasa menerobos dinding memek Seruni, membuat seruni merintih-rintih birahi. Tak terdengar lagi penolakan dari mulut gadis cantik lugu yang masih memakai baju dan jilbabnya saat sekarangs edang kusetubuhi.

“Eenghh. . aduuhh.. masszhh.. mmhhh!!. . oohh!” desah Seruni sambil ikut memacu pinggulnya kearah batangku. Aku makin bersemangat memacu Seruni sambil sesekali kuremas panta sekal Seruni dan kubelai kepalanya yang masih memakai jilbab SMAnya. Dari depan, Joni mulai melumat dada Seruni yang bergoyang-goyang dihadapannya. Sambil menopang tubuh Seruni, joni melumat-lumat dada Seruni. Dia nampak sangat menyukai benda itu, sehingga tanpa henti diremas dan dihisapnya kuat-kuat.
Sambil terus kusodok-sodok memek legit seruni, kuarahkan pandangan kesamping, disana kulihat Panjul sedang melolong keras sambil mencengkeram paha bu Sulasmih yang terlentang dibawahnya. Bu Guru berjilbab itu juga mengerang ketika kontol besar panjul melesak masuk mentok ke memeknya, menyemburkan sperma hangat. Setelah beberapa saat, Panjul segera lunglai dan jatuh terduduk, membuat kontolnya terlepas dari memek bu Sulasmih. Bu Sulasmih juga tersengal-sengal kelelahan. Nampak sperma Panjul mengalir keluar dari memeknya.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Namun belum ada sepuluh detik bu Sulasmih mengambil nafas, pak Ayip yang nampaknya sudah kembali tegak mengacung kontolnya segera mengubah posisi bu Sulasmih yang lemas. Pak Ayip membalikkan badan Bu Sulasmih dan menunggingkannya lalu ia mengocok kontolnya dibelakang Bu Guru berjilbab itu. Lalu setelah mengelap memek bu Sulasmih untuk menyeka sperma Panjul yang sangat banyak meluber menggunakan baju guru Bu Guru berjilbab itu, Pak ayip pelan-pelan mulai memasukkan kontolnya kedalam memek bu Sulasmih, menyetubuhi Bu Sulasmih dengan posisi doggy style. Bu Sulasmih menggeram pelan saat kontol pak Ayip memasuki gua nikmat ibu guru berjilbab itu, lalu kembali mendesah-desah saat pak Ayip mulai menyodok-nyodoknya. Nampaknya Bu Sulasmih sudah tertaklukan nafsu birahi. Kalo tadi dia menjerit-jerit minta berhenti, sekarang malah mendesah-desah sambil mengucapkan kata-kata:terus…. teruss…… Pak Ayip juga sama berisiknya dengan Bu Sulasmih. Dia mendesah-desah tak karuan sehingga ruangan itu menjadi gaduh. Sambil menyetubuhi, Pak Ayip memegang-megang dan meremas-remas payudaranya. tubuh kami semua terlihat basah oleh keringat. Termasuk Seruni dan bu Sulasmih.

“Oh, enaakk.. ah, ah, ah, mhh.. sttt.. teruusshh!!” Bu Sulasmih mendesah-desah jalang kearahku yang sedang menatapnya. Melihat wajah bu Sulasmih yang sangat erotis itu, aku makin brutal saja menyodok Seruni. Pantat sekal seruni kuremas dengan kasar dan pungung Seruni sesekali kucakar. Gadis berjilbab itu terus saja mendesah dan merintih.

nAmun rintihan Seruni langsung berhenti saat Joni memalingkan wajah Seruni dan melumat bibir Siswi SMA berjibab itu. Seruni terlihat membalas lumatan Joni. Joni meraih tangan Seruni dan mengarahkannya untuk meraih kontolnya yang masih tegak mengacung menunggu giliran. Hal itu berlangsung sekitar 5 menit lamanya sampai terasa memek Seruni seperti menyedot-nyedot kontolku. Aku tahu gadis sma berjilbab ini akan orgasme oleh permainanku. Saat orgasme itu datang dan kontolku seperti diremas-remas, Siswi cantik lugu yang berjilbab itu menjerit panjang dan memeluk Joni erat-erat. Aku terus memacu kontolku makin kuat dan berenaga, sampai akhirnya akupun mengerang menyusul erangan Seruni sehingga membahana diseluruh ruangan itu. Kusemburkan spermaku kerahim Seruni. Selama beberapa detik tubuhku dan tubuh Gadis berjilbab itu menegang sampai akhirnya melemas.

Tanpa memberi Seruni waktu untuk istirahat, Joni langsung mengangkat tubuh Seruni kepangkuannya dengan posisi Seruni membelakanginya setelah sebelumnya melolosi rok panjang abu2 seruni dan menggunakannya sebagai lap untuk menyeka spermaku yang meluber keluar memek gadis berjilbab itu. Kini siswi SMA berjibab itu hanya tinggal memakai jilbab dengan bagian tubuh lain tanpa sehelai benagpun, masih tersengal-sengal lelah diatas tubuh Joni. .

“aduuhh.. udah mass.. capek mass.. ampuunn..”. Pinta Seruni mengiba. Namun tubuhnya yang masih lemas tidak mampu berbuat banyak.

“udah, manut aja ya dik ya.. tar enak kok..” kata Joni tersenyum girang sambil mulai memasukkan kontolnya ke memek Seruni dari bawah. Seruni yang lelah tak mampu melawan kemauan Joni yang sudah konak. perlahan-lahan pingul Seruni dituntun turun hingga memek Siswi cantik lugu yang berjilbab itu menyentuh kontolnya. Sambil berusaha memasuki memek Seruni dengan mencengkeram erat pinggul Seruni, Joni mencium punggung Seruni yg membelakanginy. Sangat susah kepala kontol Joni menerobos memek Gadis berjilbab itu, padahal sudah sangat basah. Tapi Joni tetap memaksa, dengan sekali sentakan kasar, Joni menarik tubuh Seruni kebawah, hingga batangan Joni amblas ditelan memek Siswi SMA berjibab itu.

“Aduh…pelan-pelan mass.. sakiitt..” Seruni merintih karena merasa kesakitan, namun bukannya melembutkan sodokannya, Joni malah langsung menaik-turunkan tubuh Seruni dengan kecepatan tinggi. Kontol Joni keluar masuk dari memek Seruni sehingga menimbulkan bunyi plokk…plok…. . Siswi cantik lugu yang berjilbab itu menjerit-jerit menahan rasa sakit dan nikmat akibat kebringasan kontol Joni.

“Auw. . auw…. Mhh.. auw.. aduhh.. pelan-pelan mass…. auw…”, tapi Joni masih terus melanjutkan aksinya. Seruni tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengikuti iramanya. Sambil menyodok, kepala Joni merayap ke balik ketiak Seruni hingga mulut Joni hinggap pada payudara Seruni. Seruni menggelinjang tak karuan waktu Joni menggigit puting kanan Seruni dengan gemas. Lambat laun terlihat Gadis berjilbab itu sudah mendesah dan menikmati genjotan Joni. Terlihat Seruni turut menaik-turunkan pantatnya menyambut sodokan kontol Joni sambil mendesah dan merintih kenikmatan .

setelah Aku sudah merasa pulih dan kontolku kembali bangkit, aku bergabung dengan pak ayip dan Bu Sulasmih. Pak ayip yang sudah orgasme tadi, sekarang terlihat masih sangat prkasa memompa Bu Sulasmih yang sudah sangat kepayahan. Langsung saja aku bergabung dengan mereka dengan meremas-remas dada Bu Guru berjilbab itu.

Ketika kulirik Seruni, ternyata gadis manis berjilbab itu sudah takluk oleh sodokan Joni. Terlihat Seruni pasrah ketika tangan Joni mencengkeram wajahnya dan menolehkan kepala Seruni agar bisa melumat bibir Seruni. Seruni semakin cepat menaik-turunkan tubuh Seruni sambil terus berciuman. Sementara tangan Joni dari belakang tak henti-hentinya meremasi dada Seruni, puting Siswi SMA berjibab itu yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Ketika Seruni dan Joni sedang bercinta dengan panasnya, kulihat Panjul mendekati mereka. Kontolnya terlihat kembali kokoh seperti pedang.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Sementara itu pak ayip juga semakin intens menyodok-nyodok memek bu Sulasmih. Bu Sulasmih terlihat sudah sangat kelelahan dibuatnya. Aku semakin bernafsu melihat wajahnya yang seperti teler karena sudah berkali-kali orgasme. Dadanya terlihat naik turun dengan nafas memburu seakan-akan orang yang baru menyelesaikan lari cepat 100 m dan kedua matanya setengah terbuka terlihat menatap kosong saking lemasnya. Bintik-bintik keringat membuat tubuh sekalnya semakin seksi. Beberapa saat kemudian, masih kuremas2 dadanya, bu Sulasmih mengerang ketika pak Ayip menusukkan kontolnya dalam2 dan menyemburkan spermanya ke memek bu Sulasmih yang sudah basah kuyup. Setelah tetes terakhir dikeluarkan, pak ayip mencampakkan tubuh Bu Guru berjilbab itu terkapar dikasur busa, juga tersengal-sengal kelelahan.

Melihat Bu Sulasmih yang ayu itu sudah terkapar lemas itu, Aku lalu memeluk badan Bu Sulasmih dan mengangkatnya dari ranjang. Sekarang badan Sexy Bu Sulasmih kugendong. kedua tanganku memegang kedua bongkahan pantat Bu Sulasmih dan kedua kaki Bu Sulasmih melingkar pada pinggang Ku. Aku membawa tubuh Bu Sulasmih merapat ke tembok ruangan tersebut, menekannya di tembok dan mulai menggerakan pantatnya sendiri maju mundur menekan pantat Bu Guru berjilbab itu ke tembok. Membuat kontolku itu langsung menerobos keluar masuk kemaluan Bu Sulasmih yang telah basah oleh cairan kenikmatan yang keluar pada waktu dia mengalami orgasme, juga sperma pak ayip yang mengalir keluar. Gerakan pantatku semakin lama semakin cepat dan tekananku semakin kuperdalam. Badan Bu Sulasmih menggeliat-geliat, “Oooohh… oooohh… eeehhmm…!” suara lirih terdengar keluar dari mulut Bu Guru berjilbab itu setiap kali aku menekan pantatnya dengan kuat.

Tiba2 kudengar Seruni memekik tertahan, saat Joni membalikkan badan Seruni tanpa melepas kontolnya. Kini Siswi cantik lugu yang berjilbab itu berhadapan dengan Joni, tanpa menunggu lama Joni mulai kembali menaik-turunkan tubuh Seruni. Kelihatannya Joni sangat senang menyaksikan payudara Seruni yang bergoyang-goyang seirama tubuh Seruni yang naik turun. Maka Joni kembali merengkuh payudara Seruni. Kembali Siswi SMA berjibab itu menggeliat-geliat karena buah dadanya dirangsang
Panjul, yang sudah berdiri diranjang, kemudian menarik mulut Seruni dan menjejali kontolnya kemulut Gadis berjilbab itu. Jadilah kedua rongga Seruni dijejali kontol-kontol besar. Mulut Seruni terisi penuh oleh kontolnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 1/2nya saja. Terlihat Seruni sesak nafas dan terbatuk2 tertahan dibuatnya. Seruni harus bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulut Seruni.

Panjul meremas-remas kepala Seruni yang amsih terbalut jilbab putih yang awut2an dan basah karena peluh sambil memacu mulut Seruni dengan cepat. Terlihat Seruni kehabisan nafas dibuatnya sampai terbatuk-batuk. Belum lagi sodokan Joni yang makin tak beraturan. Gelinjang tubuh Seruni makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, Gadis berjilbab itu juga menggerakkan badannya sekuat tenaga sehingga kontol itu menusuk semakin dalam. Hingga saatnya

“ahh. . Seruni keluar maasshh……. “Jerit Seruni panjang sambil melepas kontol Panjul. Tubuh Seruni lemas setelah sebelumnya mengejang hebat, keringat Siswi cantik lugu yang berjilbab itu menetes-netes. Namun sepertinya Joni masih belum selesai, nampak dari kontolnya yang masih tegang. Seruni cuma diangkat lalu dibaringkan telentang.

Seruni masih lemas saat Panjul mendekat kearah Seruni. Matanya yang binal menatap jalang kearah memek Seruni yang sudah basah. Diambilnya Cd Seruni, lalu dilapnya memek Seruni dengan CD tersebut hinga bersih. Tanpa perasaan sungkan diarahkannya mulutnya rongga Seruni. Gadis berjilbab yang masih lugu itu hanya memejamkan mata, menanti apa yang akan terjadi. Walau badan Seruni lemas, tapi percuma saja menyuruh Panjul berhenti, karena dia sudah sangat kerasukan. Tubuh Seruni kembali bergetar kala mulut tebalnya bermain-main dimemek Seruni. Panjul menjilati setiap bagian dari liang Seruni. Malah terkadang lidahnya mengarah keanus Gadis berjilbab itu, sehingga menumbulkan sensasi geli yang tak terkira.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Puas mempermainkan memek Seruni, kemudian Panjul bersiap-siap penetrasi. Dia merenggangkan paha Seruni. Mata Seruni melek melihat saat-saat kontolnya yang besar itu memasuki memeknya. Kontol Panjul cukup susah memasuki rongga Seruni yang masih sempit (walau baru diobok-obok kontol Joni), sehingga Panjul memakai cara tarik ulur, keluarin satu senti masukkan tiga senti sampai menancap cukup dalam dan setelah setengahnya masuk dengan paksa dia hujamkan batangnya kememek Gadis berjilbab itu hingga mentok. hingga mentok.

“Akkhhh…. aduh…. pelan-pelan mass…sakit..” erangan Seruni berubah jadi jeritan ketika dihujam seperti itu. Panjul bukannya mendengar malah makin menjadi-jadi memompa kontolnya.

Sementara itu terlihat memek Seruni memerah menerima tekanan dan gesekan-gesekan dari kontol Panjul yang besar itu. “Waaah…, gila sempit benar niihhh, “, kata Panjul. Sambil terus menyetubuhi Seruni dengan ganas, Panjul berkata lagi, “Hey Jonn. . , enak sekali lhhhoo, benar-benar nikmat tubuh pacarmu ini. . ah. . ahh.. besok aku minta lagi yahh.. ahh..” Sambil mendesah-desah dia mengocok tubuh Seruni habis-habisan. Gadis berjilbab yang masih lugu itu hanya bisa merintih-rintih dan menjerit-jerit. Suara jeritannya makin lama makin lemah, diganti oleh suara mendengus-dengus. Seruni berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuh Seruni bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan kontol lelaki tersebut, dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan.

Joni yang semula tadi beristirahat ikut ambil bagian, diarahkannya kontolnya kemulut Seruni yang terbuka. Siswi cantik lugu yang berjilbab itu tak kuasa untuk menolak, Seruni hanya membuka mulut sedangkan Joni yang asik meaju-mundurkan kontolnya. Sambil menikmati mulut Seruni bermain-main dikontolnya, tangan Joni tak pernah diam. Dada Seruni selalu menjadi bulan-bulanan Joni. Dada Seruni yang semula putih mulus, kini berganti warna menjadi kemerah-merah dengan cupang dimana-mana.

“Aahh… enak banget nih.. Njul, bisa pesta..gak kusangka pesta bisa enak kayak ginihh.. ahh..”Kata Joni ke Panjul.

“Iya gua juga keenakan nihh.. ah.. . pacarmu ternyata bisa dipake juga. he. . he. . besok lagi yah.. ah.. ah.. ” kata Panjul. Namun Seruni hanya bisa mendesah-desah karena mulutnya dipenuhi kontol Joni.

Kira-kira 10 menit kemudian mereka ganti posisi, kini Seruni dibuat menungging dengan wajah Seruni pas didepan kontol Joni yang belum keluar-keluar. Seruni tak bisa berbuat apa-apa selain menutruti keinginan mereka. Joni kembali menyodorkan batang kontolnya ke dalam mulut Gadis berjilbab itu, tangannya meraih kepala Seruni yang masih memakai jilbab dan dengan setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulut Seruni yag sudah mulai pegal.

Kini Seruni lagi-lagi melayani dua orang sekaligus. Panjul yang sedang menyetubuhi Seruni dari belakang masih perkasa dengan kontol besarnya yang masih kokoh. Panjul kadang-kadang malah menyorongkan kepalanya ke depan untuk menikmati kenyalnya payudara sekal ranum milik siswi SMA berjilbab itu yang menggantung bebas. Gadis berjilbab itu mengerang pelan setiap kali panjul menghisap puting susu Seruni. Dengan dua orang yang mengeroyoknya, Seruni sungguh kewalahan hingga tidak bisa berbuat apa-apa, sementara Joni dan Panjul terus menyetubuhinya dari dua arah, yang satu akan menyebabkan kontol pada tubuh mereka yang berada di arah lainnya semakin menghunjam. Kadang-kadang Gadis berjilbab yang masih lugu itu bahkan sampai tersedak kala kontol Joni menerobos sampai tenggorokan Seruni.

Panjul dan Joni menggarap Seruni dengan posisi itu lebih dari 15 menit, sementara aku sudah mendapat orgasmeku lagi, menyemprotkan sperma kentalku ke memek sempit bu Sulasmih, lalu jatuh menimpa bu Sulasmih, sama2 tersengal-sengal kehabisan tenaga. Memang benar sungguh lemas bermain sex secara massal seperti ini. Aku masih melirik seruni yang digarap oleh Panjul dan Joni. Entah sudah berapa kali memek Seruni menyemprotkan cairan bening, tapi kedua laki-laki itu asik saja gonta-ganti posisi sesukanya tanpa memperdulikan Siswi cantik lugu yang berjilbab itu.

Tak sampai 2 menit terdengar Joni mengerang keras. Batang kejantanannya yang masih berada di dalam mulut Seruni bergerak liar dan menyemprotkan air maninya yang kental dan hangat. Seruni meronta, ingin mengeluarkan banda itu dari dalam mulut Seruni, namun tangan Joni yang kokoh tetap menahan kepala Seruni yang masih memakai jilbab yang menyebabkan Seruni tak kuasa meronta lagi kehabisan tenaga. Cairan kental yang hangat itu akhirnya tertelan oleh Gadis berjilbab itu. Banyak sekali. Bahkan sampai meluap keluar membasahi daerah sekitar bibir Seruni sampai meleleh ke leher dan membasahi jilbab Seruni. Seruni tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua mani Joni yang disembur kemulutnya. Bahkan belum selesai semprotannya, Joni menarik kontolnya keluar dari mulut Seruni dan menyemburkan sisa maninya ke wajah Seruni sampai membasahi jilbab putihnya. Lalu beberapa saat kemudian ia dengan nafasnya yang tersengal-sengal memisahkan diri dari diri Gadis berjilbab yang masih lugu itu.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Dan pada saat hampir bersamaan Panjul juga melenguh panjang, ia mencapai orgasmenya dengan meremas kedua belah payudara Seruni kuat-kuat hingga Seruni berteriak mengaduh kesakitan. Terlihat Panjul menyemprotkan spermanya yang Sangat banyak di memek Seruni, sampai-sampai meleleh keluar dari celah-celah memek Seruni dan mengalir dipaha Siswi cantik lugu yang berjilbab itu. Sementara Seruni terlihat juga mendapat orgasmenya. Tubuhnya melengkung keatas, dengan Mata yang hanya nampak putihnya. mulut yang terbuka merintih panjang, menikmati orgasme yang ia dapatkan bersama Panjul.

Selepas panjul mendapatkan orgasmenya, pegangannya melemas, sehingga Seruni yang kehabisan tenaga ambruk diranjang dengan nafas ngos-ngosan seperti orang baru lari sprint. Mata Seruni terlihat basah oleh airmata, menerawang menatap-langit-langit ruangan itu. Aku yang sangat capek memilih menutup mataku untuk beristirahat sebentar, memeluk bu Sulasmih dibawahku. Sesaat sebelum terlelap, aku mendengar desahan Seruni lagi ketika pak ayip mengkangkangkan kakinya dan menancapkan kontolnya lagi ke memek Gadis berjilbab itu.

Kunjungi Juga

https://bio.izaygadget.com/

Hari itu setelah beristirahat akhirnya kami mengulangi pesta seks paksa itu. Karena stamina kami sudah fit, kembali Bu Sulasmih dan seruni melenguh-lenguh birahi, digilir oleh kami berempat. Seruni dan Bu Sulasmih tak kuasa menolak walau sebenarnya masih lemas. Kali ini Panjul dan Pak Ayip yang menggarap tubuh Bu Sulasmih sampai mereka puas. Mereka membawa dan menyetubuhi Bu Sulasmih Mulai dari sofa ruang depan sampai kekamar. Dan diakhiri dikamarmandi. Seruni sendiri dikerjai oleh Joni dan Aku didapur. Ketika malam tiba, aku mengakhiri pesta seks itu dan mengajak bu Sulasmih yang sudah lemas untuk pulang. Tidak lupa aku menyampaikan terima kasih pada pak ayip dan teman2nya, sembar imemberi segepok uang. Tidak lupa juga aku meminta nomor hp Seruni, kalau2 aku sedang pergi ke Dieng dan membutuhkan jepit hangat memek seorang gadis sma berjilbab yang lugu.

No comments:

Post a Comment