Sunday, 31 December 2017
Memek Guru Ngaji
Namaku Zul,,seorang mahasiswa teknik mesin.ini adalah pengalaman pertamaku dengan seorang wanita yang tak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku untuk menyentuh bahkan me......nya,hhhaaa....yap dia adalah Habibah,seorang ibu hajjah skaligus seorang ustazah terpandang di kampungku. Umurnya kira-kira sekitar 40 tahunan.tubuhnya tinggi sekitar 165 cm,kulitnya kuning langsat dan wajahnya bias-biasa saja.tapi memang cukup manis dan ayu bagi seorang wanita berumur 40 tahunan. Dia sudah memiliki anak berusia 19 tahun dan 12 tahun. Cerita itu dimulai dua tahun lalu saat aku masih duduk di bangku kelas 3sma.
Saat itu ketika aku diundang untuk rapat tentang acara kaeagamaan.Akutak tau knapa aku ditunjuk jadi seorang ketua dan aku mau mau aja.Singkat cerita aku jadi deh ketua n siap ngurus smua apapun yang harus aku lakukan sbagai ketua.
Tiga hari kemudian aku disuruh datang ke rumah bu Habi ( panggilan akrabnya ) yang kira-kira terpisah 5-6 rumah dari rumah ortu ku.Memang hubunganku dengan bu habib terbilang cukup dekat,ya wajarlah dia juga pernah jadi guru ngajiku sewaktu aku masih kecil. Malam itu tidak seperti biasanya,memang sih cuacu juga agak sedikit dingin dan kayaknya emang mau turun hujan. Sesampainya aku dirumah bu Habi,ternyata hanya aku yang dating,soalnya anak2 yang lain emang disamping rumahnya yang jauh juga memang tidak diundang.
Ternyata aku mendapat tugas untuk merancang agenda keremajaan,wah aku kurang paham nih ama yang beginian,tapi mau gmna lagi…tugas harus dikerjakan. Mulai malam itu aku mulai sering ketemu dan mengobrol dengan bu Habi,membicarkan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilekukan. Pada suatu hari aku diajaknya untuk mengikuti suatu undangan dari kecamatan dengan tema keagamaan. Kami hanya dating berdua,karena hari itu memang hanya aku saja yang ada waktu untuk mengantar bu Habi. Setiba disana kami disambut oleh para ustad dan ustazah dari berbagai desa berbeda. Aku sempat canggung dan malu karena aku tidak terbiasa bergaul dengan para pemuka agam,tapi ya diusahain aja deh yamg penting kerjaanku sebagai ketua tercapai dengan baik.
Acara kami berlangsung cukup lama sekitar 4 jam lebih,dan aku banyak menghabiskan waktu itu disamping bu Habi sambil bercerita. Kami semakin dekat dan untungnya Pak Ahmad suami bu Habi tidak terganggu dengan kedekatan kami yang sering mengikuti acara demi acara berdua. Bahkan dia tidak segan-segan memintaku untuk mengantar istrinya pergi ke dokter.
Pada hari sabtu itu ketika aku dan bu Habi seperti biasa mengahdiri undangan dari kecamatan untuk mengikuti rapat mengenai perlombaan yang akan dilaksanakan di kantor kecamatan. Seusai kegiatan terdebut kami pun pulang,namun sialnya di tengah perjalanan kami dicegat hujan yang cukup deras. Kami pun mencari tempat untuk berteduh,kami biasanya berteduh atua beristirahat di masjid,tapi saat itu kami jauh dari mesjid. Akhirnya kami berteduh di sebuah rumah yang kayaknya tidak dibereskan,mungkin kurang biaya atua apalah,tapi kami bersyukur karena kami bias berteduh. Selang beberapa menit bu Habi berkata padaku kalau dia ingin buang air kecil. Akupun mengantarnya ke belakang rumah tersebut,mulanya aku tidak ada pikiran atau niat apapun,aku hanya m,enunngu saja dibalik dinding rumah tersebut. Tidak lama kemudian bu Habi selesai dan beranjak,entah kenapa mungkin dia lupa sehingga dia membenarkan rok panjangnya didalam dimana disana ada aku yang tengah merokok. Tenyata bu Habi memang tidak sadar sehingaa aku sempat melihat CD nya yang berwarna putih. Bu Habi pun malu dan hanya bias tersenyum,seraya berkata “ maaf zul ibu lupa kalo ada kamu”. “gak apa-apa bu maff juga saya gak sengaja bu!” jawabku tanpa sadar. Lalu dia tersenyum manis sambil bertanya “kamu sempat lihat zul?”. “ iya bu,maaf” jawabku sambil malu, kemudian dia hanya tersenyum.
Tidak lama kemudian hujan pun reda dan kami pulang. Di perjalanan kami tetap mengobrol seakan-akan tidak ada kejadian apapun. Setiba di rumah aku langsung pulang dan masuk kamar sambil membayangkan kejadian tadi sore. Aku sangat terpukau saat melihat vagina bu Habi yang sangat indah,warnanya memang agak kecoklatan dan ditumbuhi sedikit rambut yang pendek bekas dicukur. Tidak lama aku menghayal, tiba-tiba “kriingg..kriingg” nada sms hape jadulku bersuara, dan ternyata ada pesan dari bu Habi yang berisi “ Zul, ibu malu sama kamu atas kejadian tadi, harap dimaklum dan kamu luapakan ya!”
Aku pun membalas “ iya bu,gak apa-apa,saya juga minta maaf”. Selama hamper serminngu ini kami tidak ketemu dam memang karena tidak ada agenda,hingga akhirnya pada hari jumat aku mendapat tugas untuk membuat sebuah undangan. Akupun mengerjakan di kantor,tempatnya emang cukup terpencil dan delang 3 rumah dan 1 gudang dari rumah bu Habi. Aku cukup lama mengerjakannya bahkan ketika sudah waktunya jumatan aku belum selesai dan terpaksa tidak jumata karena tanggung. Tiba-tiba terdengar suara batuk, dan ternyata dia adlah bu Habi yang tengah menjemur pakaian di depan kantor tempatku mengerjakan surat undangan. Dia pin menyadari kalau aku juga ada disana dan tidak jumatan. Kemudian dia menghampiriku dan menanyakan kenapa aku tidak jumata. Akupun menjawab dan deralasan seadanay, dan untunglah dia tidak sedikit pun mengeertak apalgi marah, malahan dia menemani dan membantukuku membacakan contoh undangan yang aku buat.
Bu Habi yang memang baru mencuci itu hanya mengenakan kaos oblong dan bawahannya sarung yang basah sebagian kena air cucian, namun dia tetap pake kerudung. Ternyata dia bila pake baju yang tipis memang seksi juga..pikir ngeresku. Melihatku yang asik merokok, bu Habi memnadangku dan berkata “apa enaknya merokok zul?”. “ ya enak sih bu, penghangat ketika dingin,teman ketika sendiri dan banyak lagi” jawabku asal. Dia hanya tersenyum dan berkata “ ibu coba satu, mupung bapak lagi jumata, soalnya ibu dari dulu penasaran banget ama rokok” katanya. Aku tak bias menolak dan memberinya satu batang. Dia cukup mahir dan menikmatinya, dan akupun bertanya “ ibu kok kaya yang pernah merokok?”. “ dulu ibu memang pernah merokok” jawabnya.
Aku yang terus memandang belahan dadanya yang terlihat lekukan nya karena kaosnya yang tipis dan basah. Entah kenapa bias-bisanya aku berkat “bu baju ibu basah, buka bu soalnya gak baik buat kesehatan kalo pke baju basah!”. Bu Habi terdiam dan menjawab “ benar juga ya, tapi ibu mau pulang dulu ganti baju!”. Ketika dia beranjak,entah kenapa aku memegang tangannya dan meraihnya sehingga dia terjatuh di atas pahaku yang hanya pake boxer saja. Adia kaget dan berkata “kenapa zul, ada apa?”. Aku bingung dan tiba-tiba menjawab “bu, aku suka sama ibu, sebentar bu aku ingin memeluk ibu!”
“kenapa kamu zul?” jawabnya kaget
“bu sebentar aja bu sebentar!” jawabku tegas
Kemudian dia terdiam saja, dan akupun mulai memegang perutnya yang langsing tapi berisi.
Dia mulai bergerak dan memberontak, tapi aku terus menerus memohon dan sampai akhirnya berkata “bu aku pengen ibu jadi istri aku, aku suka sama ibu, aku cinta sama ibu!”
“tapi ibu kan udah bersuami, lagian kamu bisa kan menikah sama wanita lain yang masih muda!” sahutnya sambil masih mkemberontak.
“nggak bu aku ingin sama ibu” jawabku
“kamu ini apa-apaan, lepasin ibu zul ibu mohon, kalau kamu mau ngapa-ngapain ibu jangan gini caranya” mohonnya.
“bu kali ini aja bu!” mohonku juga.
“ya udah lepasin dulu zul!”
Kemudian aku melepaskan tapi tetap memegang erat tangannya.
“kenapa kamu ini, ibu ini guru kamu, dan ibu udah bersuami, bagaimana kalo ada orang yang lihat?” serunya
“tapi aku terangsang dan terus kepikiran saat kejadian di rumah kosong itu bu,aku mohon skali ini aja bu?” mohonku
Kemudian ibu Habi megeluarkan kunci di sakunya yang ternyata adalah kunci ruangan sebelah dan berkata “ini kunci ruangan sebelah, kamu buka ya!” suruhnya
Aku yang tengah diselimuti hasrat yang menggelora pun tanpa piker panjang langsung mengambil kunci dan menggusur paksa ibu Habi ke ruangan sebelah. Aku buka ruangan tersebut dan memang disana ada sofa tempat penerimaan para tamu. Kemudian bu Habi berkata “ zul kamu bawa sandal ibu dan punya kamu masukan kesini!”
Mendengar perkataan seperti itu akupun mulai dapat menangkap sinyal bahwa bu Habi memang member I respon, dan akupun memenuhi perintahnya. Kemudian dia berkata lagi “zul pangku ibu!”
Akupun memangku dan memandang wajah ibu hajjah habibah seorang ustazah sekaligus guru ngajiku ini. Kemudian aku baringkan dia diatas sofa itu, diapun tersenyum
Akupun mulai memegang tangannya, namun kali ini tidak erat melainkan lebih lembut dan sangat lembut, dia pun hanya tersenyum penuh arti.
“zul jangan terlalu jauh ya!” perintahnya
“maksud ibu?” tanyaku
“kamu boleh menyentuh ibu tapi jangan terlalu jauh apalagi melakukan itu ya zul, ibu ini kan gurumu dan ibu juga udah brsuami, kamu tahu kan?!” pinta ibu Habi memelas
“iya bu, saya mengerti.” Jawabku sambil pelan-pelan memasukan tanganku kedalam baju kaosnya yang tipis itu. Dia hanya terpaku saat aku perlakukan seperti itu, sepertinya dia pun mulai merasakan hasrat yang sama pada diriku. Terasa hangat perutnya yang halus, kemudian aku naikkan pergerakan tanganku keatas menuju payudaranya yang lumayan besar dan masih kencang.tangan kiriku mengelus-elus pantatnya yang masih terbungkus sarungnya yang basah itu. Bu Habi hanya terdiam sambil mendesah pelan. “hssssshhhh” desahan kecilnya smakin membuatku gelisah.
“pelan-pelan zul” bisiknya.
“ya mami.”sahutku
Tiba-tiba terdengar suara adzan, seketika aku menghentikan gerakanku dan berdiam sejenak sampai akhirnya bu Habi memanggilku pelan “zul!”
Aku cemas sekali takutnya dengan suara adzan tersebut dia kembali sadar bahwa yang dia lakukan adalah salah.
“percepat zul, ibu takut orang-orang yang pada jumatan keburu pulang, ntar bapa mencari ibu!” katanya berbisik halus.
Aku hanya terpaku dan lega dengan omongannya. Akhirnya aku percepat gerakanku dan hanya seketika akupun berhasil membuka bajunya itu. Kini dia setengah telanjang. Terlihat sangat jelas dan indah sekali tubuh seorang ustazah ini, apyudaranya yang cukup besar dengan putingnya yang berwarna coklat. Aku elus-elus dan remas kedua belah payudara itu dengan penuh kenikmatan.
Tiba-tiba tangannya bergerak menuju celanaku dan seketika membuka risletingnya dan tanpa lama-lama tangganya telah ada didalam celana dalamku. Akupun senang karena dia juga menginginkan diriku.
“buka aja bu!” bisikku.
“punya kamu lebih gede daripada punya bapak” sahutnya
Aku seneng mendengar dia memuji kepunyaanku ini. Penisku semakin hangta karena sentuhan tangan suci seorang hajjah yang manis ini. Aku bantu bukakan celanaku sehingga dia bebas memainkan tnagnnya denagn penisku. Dia hanya tersenyum ketika aku ciumi bibirnya yang lumayan menyegarkan itu,sementara kakiku aku gesek-gesekan dengan betisnya yang lumayan besar. Aku sedot lidahnya yang mengandung banyak air liur, kemudian aku jilat giginya yang putih dan rapi itu. Kami saling meandang dan tersenyum manis, sesekali aku goda dia mengenai suaminya agar hasrat kami semakin menggelo.
“bu gmana kalo pak Ahmad tau bu?” tanyaku sok perhatian.
“jangan dong sayang, ntar ibu ribet!”Perintahnya memelas
“enak bu?” tanyaku.
“ahh terusin aja zul terus!” suruhnya sambil terus mendesah pelan.
Akupun membaringkannya di sebuah sofa yang cukup besar itu sambil memandang matanya yang penuh makna kenikmatan.
“ibu mau nyepong aku ga?” tanyaku.
“bagaimana, ibu ga ngerti?” tanyanya heran
Wajarlah pikirku, dia adalah seorang ustazah, pasti g ngerti ama yang begituan.
“jilat dan emut kontol zul bu!” jelasku
“ah ngga ah, itu kan jijik zul?” jawabnya takut.
“sini bu aku contohin!” kataku.
Kemudian aku pelorotin sarungnya yang basah itu. Memang sih dia sempat menolak karena sesuai perjanjiannya tadi.
“jangan zul, kan kamu dah janji ga bakalan berlebihan!”
“ibu kan pengen tau kalo dalam bercinta itu tak ada yang jijik ataupun jorok.”
Dia pun membiarkan aku mengupas bungkus mahkotanya, dan WAHHHH …kagumku dalam hati saat melihat vaginaya yang sangat indah itu. Memang sih dulu jg aku pernah lihat tp hanya sekilas dan gak begitu jelas. Lalu aku mulai megelus-elus liang surga ibu hajjah itu dengan lembut. Kumassukan jari tengahku kedalam memeknya yang sudah basah dari tadi, aku pun terus memperhatikan wajah ibu itu yang menahan rasa super nikmat campur gelinya itu sambil memejamkan matanya. Aku lepaskan pegangan tangannya terhadapat kontolku, instan dia pun heran. Dia memandangiku yang mendekatkan wajahku kepada memeknya.
“ngapain zul?
“inikah bu yang ibu sebut jijik?” sahutku sambil mencium dan menjilat vaginanya yang telah basah dipenuhi cairan kenikmatannya.
“ahhh…zul ahhh..geli zul”
Istri ustad itu terus mendesah, dan sepertinya baru kali ini dia mendapatkan kenikmatan yang luar biasa.
“nikmat zul,,terus sayang teruskan!”
Saking hebatnya kenikmatan yang dia rasakan sampai-sampai dia merenggut rambutku yang lumayan jabrig. Aku tak peduli, aku jilat terus sampai dia tanpa sadar telah berteriak kencang saking nikmatnya. Akupun menyadarkannya karena takut ada yang datang dan memergoki kami.
Diapun sadar dan malu tersipu seraya berkata “kamu sih pinter banget memberi kenikmatan sama mamah.”
“iya dong mamah”
Entah kenapa dia ingin aku sebut mamah, mungkin karena dia ingin aku terus memanjakannya.
“mah sekarang bagian maha dong!”
“tapi gimana caranya, mamah g bisa?”
“cobain aja mah!” perintahku.
Kemudian diapun mulai melakukan hal yang aku perintahkan,
Ternyata dia langsung membuatku kejang denagn jilatannya.
“ko asin gini rasanya zul?”tanyanya heran.
“udah ga apa-apa ko mah, masukin dong kontolnya ke mulut mamah!”
Lalu dia memasukan penisku kedalam bibir tipisnya.
Ahhh g kuat banget, geli campur nikmat.
Penagalamn seks pertamaku ternyata dengan seorang wanita alim, dan luar biasa.
Selang beberapa menit aku naikkan kepala bu Habi da merubah posisi, membaringkannya di sofa, kemudian aku mulai membukakan celana. Nemun, ketika aku hendak melorotkan celanaku, tiba-tiba terdengar suara laki-laki keras memanggil nama ibu Habi.
“bu..bu..buu?”teriak laki-laki itu.
Akupun langsung membenarkan celanaku dan merlihat keluar. Ternyata lelaki itu adalah pak Ahmad, suami ibu Habi yang tengah aku senggamai. Akupun keluar menghampiri pak ahmad pura-pura bangun tidur.
“zul, kamu ga jumata?” tanyanya?
“aduh pak, saya ketiduran,!” jawabku
“kamu lihat ibu ga?”
“nggak pak, dari tadi juga belum lihat, memang ada apa ya?”tanyaku.
“bapak disuruh mengisi acara pengajian di rt 03,”
“oh gimana ya pak, soalnya saya ga tau sih pak.” Jawabku sok bingung
“ ya udah bapak titipin aja kunci sama kamu, ntar kalo ketemu bilangin sama ibu ya,sekalian kalo anak-anak pulang,kasih aja kuncinya!”
“baik pak”jawabku
Kemudian aku terima kunci dan pak Ahmad pergi karena ditunggu oleh seseorang dijalan.
Aku berbalik ke arah pintu dan terlihat disela-sela pintuitu ibu Habi mengintip sambil tertawa lega. Akupun lega plus senang, kemudian aku masuk dan memeliuk bu Habi dan menciumi apapun yang ada pada diri guru ngajiku dulu itu. Kami saling memandang dan tersenyum, sampai akhirnya aku memeri sinyal untuk melanjutkan kegiatan kami ini.
“mamah takut lho zul, kaget banget!”
“udahlah bu, mending terusin ronde kedua kita!” ajakku.
Kami pun tertawa senang dan saling berpelukan. Kinikami telah telanjang bulat, aku menindihnya dan terus menciumi bibir, pipi, kening, telinga, sampai ketiak pun aku jilat dan cium. Kemudian ketika dia menghayati kenikmatan itu sambil memejamkan matanya, aku mengarahkan kontolku yang telah sangat keras ini ke arah memeknya yang terus basah.
Tiba-tiba dia kaget dan menyentakku “ ngapain kamu zul? Jangan zul jangan, ibu mohon jangan!”
Aku tidak menjawab, tapi terus mencoba mengebor vaginanya sampai akhirnya dia dia diam seraya batangku masuk dan luput di vaginanya yang memang telah terbuka dari tadi. Aku terus mengocokkan kontolku secara beraturan,pelan cepat pelan cepat, begitu seterusnya kami lakukan hampir 25 menit sampai-sampai ibu Habi hampir tak kuat untuk menahan kenikmatan hebat ini. Beberapa menit kemudian kami berhasil sampai pada puncak.
“mah aku ah mau keluar nih, aku keluarin di dalam aja ya mah?” pintaku
“terseha kamu aja, mamh udah beberapa kali keluar,” jawabnya
“y udah aku ledakin di rahim ibu aja ya,moga jadi anak kita ya bu!”
“ya amin” jawabnya asal
Aku sangat bahagia sekali, karena aku berhasil menaklukan wanita dan menjinakkannya untuk memenuhi hawa nafsuku. Kami pun mulai membereskan baju dan tempat, aku membsahi bajuku denagn air bekas cucian buHabi agar tidak ada bau sperma, kemudian kami pun keluar pelan-pelan.
Esoknya aku disuruh datang ke rumahnya untuk mengurus surat yang kemarin. Aku sering curi pandang dengan dia. Kemudian ketika aku menumpang buang air, bu Habi menghampiriku dan mencium bibirku di kamar mandi rumahnya sendiri sambil berbisik “malam kamis depan anter ibu ke ondangan!”
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Malam kamis pun tiba, sesuai janjiku aku mengantar ibu Habi ke undangan, tapi ternyata kami tidak ke undangan melainkan ke sebuah villa milik ayahnya di desa sebelah. Kami pun bercinta lagi, lagi dan lagi.
Kami hampir melakukan hubungan gelap ini setiap minggu sekali. Hingga akhirnya 10 bulan kemudian aku mengantar ibu Habi ke puskesmas untuk bersalin. Anaknya perempuan dan cantik sekali. Seminggu kemudian aku mendapat sms darinya yang berisi “anakmu cantik ya?”
Aku cuman bisa tersenyum, danberharap bisa menikmati tubuh bu Habi yang indah itu lagi. Kini ibu Habi masih tetap aktif di pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya, tp dia juga masih aktif dalam kegiatan bersamaku di surga dunia.
Labels:
Cerita Sex
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment