Pada tahun 1990 aku dan suamiku bercerai, ketiga anak-anakku ikut bersamaku.. kehidupan kami pada sa’at itu tidak ada masalah terutama dari segi ekonomi, karena selain aku bekerja sebagai PNS, orang tuaku meninggalkan warisan cukup besar, sampai aku bisa mempunyai rumah sendiri, bisa beli mobil, perabotan rumah tangga yang lux, dan sisanya aku depositokan. Sampai akhirnya anakku yang kedua…Wina, pada tahun 2002 menikah, selang beberapa bulan anakku yang pertama..Hendi diterima bekerja di ******** yang cukup ternama di ko
ta Bandung…., setelah beberapa bulan dia menganggur setamat kuliahnya, DIII jurusan ******
Pada tahun 2004, anakku yang bungsu..Dewi menikah, …sejak sa’at itu aku tinggal hanya berdua dengan anakku yang pertama…Hendi, Aku sering menggonjak Hendi “Hen..lihat adikmu semua sudah menikah…..kapan kamu nikah ???”….Hendi selalu cuek saja, malahan kelihatannya dia seperti belum pernah punya pacar…dia anaknya agak pendiam dan tertutup.
Kunjungi Juga
Akhirnya terjadilah suatu kejadian yang tak akan pernah aku lupakan dan tak terbesit sedikitpun dalam pikiranku, hal itu akan terjadi menimpaku…… Kejadian itu sekitar awal tahun 2005…..
Suatu malam,…malam minggu, aku seperti biasanya sekitar jam 9 malam pergi beranjak menuju pembaringan untuk tidur…… setelah aku tertidur…… tiba-tiba aku terbangun, karena merasa ada yang menindih di punggungku, waktu itu posisi tidurku tengkurap….aku segera menoleh ke arah wajah yang dekat dengan pipiku, nafasnya yang ngos-ngosan terasa di pipiku…. Astaga…ternyata dia anakku..Hendi, tetapi sa’at itu aku masih belum pulih betul dari rasa kantuk, selang beberapa detik aku baru benar-benar sadar dan hilang sudah rasa kantukku….Aku Kaget, …Aku hanya memakai CD dan BH saja.
Hendi sedang menggenjot-genjot… pantatnya naik-turun perlahan-lahan dan keadaannya telanjang bulat, terasa sekali di belahan pantatku penisnya yang hangat sedang menggesek-gesek……lantas dengan refleks aku segera membalikkan badan dan memakinya……sumpah serapah keluar dari mulutku…..dia diam saja dan tidak perduli…malahan dia semakin beringas.. tenaganya seperti ada yang membantunya…kuat sekali…..Akhirnya aku sampai menangis diiringi omelan-omelan kasar .. tetapi dia…”Hendi” Anakku tidak perduli dan sepertinya tidak mempunyai rasa iba.
Akhirnya Aku berhasil dia telanjangi dan posisiku sa’at itu terlentang sambil ditindih dia…..anehnya dia tidak segera memasukkan penisnya ke lubang vaginaku,…penisnya terhimpit oleh bagian bawah perutnya dan bagian bawah perutku atau bukit vaginaku, sambil dia menggenjot-genjotkan pantatnya perlahan-lahan naik turun serta payudaraku disosor mulutnya dan diremas-remas oleh kedua tangannya…..lama kelamaan aku berhenti dari tangisanku….dan ..mau tidak mau / suka tidak suka…aku mulai terangsang juga dan merasa enak (wanita manapun mungkin akan merasakan hal yang sama denganku, apalagi aku sudah lama tidak merasakan bersetubuh) .
Setelah aku terdiam…dan nafasku mulai ngos-ngosan serta dadaku naik turun agak cepat, “Hendi”.. anakku seperti sudah faham.. lalu dia memasukkan jari tengahnya ke lobang vaginaku…sambil dikocok-kocok keluar masuk..dinding dalam vaginaku sudah licin karena cairan vaginaku sudah keluar akibat rangsangan yang dilakukan oleh Hendi….., setelah beberapa menit kemudian.. Hendi mulai menghentikan kocokan jari tengahnya… dan dia mulai memasukkan penisnya… sa’at itu aku menutup mata rapat-rapat dan merasakan masuknya penis Hendi… perlahan tapi pasti, akhirnya seluruh batang penis Hendi tertelan vaginaku….aku kaget juga, penis Hendi besar dan panjang, terasa sekali mengganjal hangat di dalam rahimku….apalagi dia mulai menggerakan penisnya keluar masuk perlahan-lahan seperti dihayati dan genjotannya terasa lembut,…. sambil dia memeluk erat tubuhku… nafasnya terasa hangat dan ngos-ngosan di leherku
Entah berapa lama Hendi menyetubuhiku…. yang kurasakan sa’at itu benar-benar dibuai oleh kenikmatan dan dalam pikiranku, aku bayangkan saja ….aku sedang digenjot oleh pemain sinetron idolaku…. tiba-tiba aku tak tahan lagi, sepertinya seluruh tubuhku akan meletus… terutama bagian-bagian vital tubuhku….payudaraku rasanya ingin didekap terus oleh hangatnya dada yang memelukku….vagina bagian dalamku rasanya akan mengeluarkan sesuatu… dan tanpa sadar aku pun langsung menjerit tetapi jeritanku agak aku tahan karena takut terdengar oleh tetangga.
Hampir bersamaan dengan puncak kenikmatan yang aku rasakan…aku dibuat kaget karena di dalam rahimku…penis Hendi yang mengganjal dan terasa agak panas, mengeluarkan cairan yang rasanya juga agak panas… (nikmatnya tidak bisa dibayangkan)… semprotan air mani Hendi terasa menembak di dalam rahimku dan keluarnya banyak sekali… (rasanya seperti di stroom)… lantas dia menekan kuat-kuat pantatnya dan dengan refleks pula aku ikut membantunya dengan memegang pantatnya sambil kucengkram kuat dan ditekan kearahku… akupun menjerit untuk kedua kalinya bersamaan dengan erangan Hendi…..
Kunjungi Juga
Malam itu aku digenjot “Hendi”,…anakku.. sampai 3 kali…. dan pagi harinya badanku serasa lemas..tetapi perasaanku terasa sangat bahagia, sepertinya seluruh beban/problemku serasa sirna…..
Selama dua hari setelah kejadian itu, kami tidak saling tegur sapa… dan pada malam harinya, Hendi kembali masuk ke kamarku… Aku diam saja (seperti gedebong pisang).. tubuhku digumuli Hendi… payudaraku diremas-remas dan dijilatinya…. vaginaku dijilati.. dan malam itu aku disetubuhinya 2 kali,.. keesokan harinya aku mulai membuka komunikasi dengan Hendi.. diawali dengan pembicaraan bahwa “kejadian ini jangan sampai bocor ke orang lain.. cukup menjadi rahasia kita berdua”…….., selanjutnya keadaan seperti semula tetapi Hendi berubah menjadi manja dan dia tidak pendiam lagi, malahan sangat terbuka…. Akupun semakin sayang kepadanya.
Seminggu 2 kali kami bersetubuh,… layaknya seperti suami istri, akupun tidak seperti gedebong pisang lagi,…kami sering nonton DVD XXX dan mempraktekkan gaya-gaya yang ada di film itu..
2 Tahun lamanya kami berhubungan intim (INCEST)… Lantas kami sepakat untuk tidak melakukannya lagi, 3 bulan setelah itu Hendi menikah, tetapi dia tidak mau pisah denganku… padahal dia sudah punya cukup tabungan untuk membeli rumah dan kekurangannya sedikit aku sanggup menanggungnya. Hendi dan istrinya tinggal bersama di rumahku…… Kami hidup bahagia, apalagi setelah kehadiran cucuku dari Hendi …. bertambahlah cucuku menjadi 5 orang (dari Wina dan Dewi).
No comments:
Post a Comment