Monday, 9 April 2018
Goyangan Ala Gadis Cafe
Awal ceritaku sex terbaru ini dari perkenalanku dengan seorang pengunjung cafe , yg cukup terkenal di lokasi pariwisata yg bersebelahan dengan pulau Bali . Namaku Adietya dan aku seorang pemain musik di cafe , yg mana di cafe tersebut kita bermain bertiga , satu memegang melody satunya lagi memegang biola , dan aku memegang rythm sekaligus vokal .Cerita Sex 2016 - Goyangan Ala Gadis Cafe
Seperti pada umumnya cafe yg menawarkan musik hiburan dengan live accoustic , malam itu yg kebetulan bersamaan dengan malam minggu , cafe sudah dipenuhi dengan pengunjung yg rata-rata anak muda semenjak pukul 20 .00 kebanyakan dari mereka berpasang-pasangan .
Diantara sekian banyaknya pengunjung , ada satu kelompok beranggotakan 3 cewek cantik , salah satu diantaranya adalah Meida nama gadis yg berambut sebahu lebih dan berkulit mulus , tingginya kira-kira 170 dengan dipadu gaun malam warna merah yg cukup sexy yg menonjolkan lekuk tubuhnya yg menggiurkan dengan ukuran dada 36c , ukuran dadanya aku ketahui setelah malam itu aku dan Meida mereguk kenikmatan berasama di sebuah hotel di kawasan wisata tersebut .
Perkenalanku dengan Meida , secara tdk sengaja , diawali dengan sebuah permintaan lagu yg mana pada saat itu pengunjung cukup menikmati suasana romantis yg di dukung penampilan dari beberapa lagu-lagu yg aku bawakan bersama teman-temanku , cukup membuat susana sedikit syahdu .
Pada saat itu seorang waiter datang dengan secarik kertas yg berisikan permintaan lagu dari meja yg di sudut dekat taman kecil yg isinya minta dibawakan sebuah lagu yg berjudul “Lady in red .” Tak lama berselang setelah aku berkomunikasi dengan pengunjung , aku menyebutkan bahwa ada permintaan lagu special dari meja sudut , yg aku lanjukan dengan memetik senar gitar dan melantunlah sebuah lagu romantis yg diminta oleh Meida .
Setelah lagu itu usai aku sempatkan memandang kearah meja yg disudut yg berisikan 3 cewek cantik-cantik yg mana Meida memberikan senyumnya yg manis , sambil mengucapkan sepata kata yg nggak terdengar dengan jelas .
Setelah show sekitar 1 jam aku dan teman-temanku break sebentar , ketika aku turun , aku melihat cewek yg bergaun merah di 3 kelompok cewek cantik-cantik , melambaikan tangannya . Dengan sedikit berdebar aku berjalan kearah mereka . Aku mengulurkan tangan sebagai tanda keramah-tamahan terhadap pengunjung cafe , sambil menyebutkan namaku ,
“Adietya “! ujarku .
Dan disambut dengan cewek yg bergaun merah “Meida ,” ujarnya , diiringi senyumnya yg menawan . Setelah itu dilanjutkan dengan kedua orang temannya yg aku nggak begitu hafal nama-nama mereka .
Kemudian dia menawarkan aku untuk duduk bergabung dengan mereka sambil menawarkan minuman kepadaku “Kamu boleh pesan minuman apa aja yg kamu suka ,” kata Meida kepadaku .
Setelah aku duduk , tak lama kemudian Meida bilang ,
“Thanks ya . . sapa nama kamu tadi “?
Yg aku lanjutkan menyebutkan namaku sendiri
“Adietya .”
Kemudian Meida melanjutkan kalimatnya yg terpotong tadi ,
“Thanks ya diet atas lagunya , aku begitu bahagia malam ini , karena lagu yg kamu bawakan untukku tadi .”
Aku hanya tersenyum kecil sembari berkata ,
“Aku juga suka kok lagu itu Mei. . hey , bolehkan aku panggil kamu dengan sebutan itu?” tanyaku kemudian .
Meida menganggukan kepalanya sambil berkata , “Aku suka kok kamu memanggil aku dengan sebutan itu .”
Sekitar jam 23 .00 pertunjukan live accoustic selesai , para pengunjung tinggal beberapa aja yg masih bertahan di meja masing-masing . Di meja sudut , Meida dan kedua temannya masih juga asyik dengan obrolannya . Setelah ngobrol sebentar dengan teman-teman musikku , kemudian aku berjalan ke arah meja Meida , sewaktu acara break tadi dia pesan kalo sudah usai pertunjukan aku diminta untuk datang ke mejanya .
“Hey . . asyik banget obrolannya . . boleh gabung nggak?” ujarku sambil duduk .
“silahkan diet . . lagian aku khan yg minta kamu datang ke sini ,” ujar Meida .
Selama 20 menit di meja mereka , aku banyak diamnya , karena aku belum terbiasa dengan dikelilingi 3 cewek cantik-cantik .
“Diet . . anterin dong kita pulang ke hotel , sekalian ada yg aku mau bicarakan berdua dengan kamu ,” ujar Meida memecah kesunyian .
“Baiklah kalo begitu ,” ujarku kemudian sambil menenteng gitarku .
Setelah membayar makanan dan minuman , kita berjalan kaki menuju hotelmereka menginap yg ternyata tak jauh dari cafe itu . Sesampainya di hotel , kedua temannya langsung masuk ke dalam kamar , kecuali Meida yg masih berdiri di depan pintu kamar sembari mengatakan sesuatu kepada dua orang temannya yg kelihatan sudah mulai ngantuk .
Setelah menutup pintu kamarnya kembali , Meida berjalan kearahku , yg aku lanjutkan dengan berkata , “Kita ke pantai di depan hotel ini yuk . . kamu cerita disana aja nanti , lagian disini susananyakurang bagus dan takut mengganggu kedua teman kamu .”
Meida hanya mengangguk kecil ,
“Boleh deh , lagian kayaknya aku belum pernah duduk di pinggir pantai malam hari .” lanjutnya kemudian .
Dengan diterangi lampu taman hotel yg menjorok ke arah pantai yg cahanya sedikit terhalang oleh pepohohan yg cukup rindang , aku dan Meida duduk di hamparan pasir . Sambil duduk mendekap kedua lututnya mulailah Meida bercerita .
“Diet . . makasih yah kamu sudah mau menyanyikan lagu “Lady in Red” tadi , kamu tahu nggak kalo aku sangat terhanyut oleh lirik lagu itu .”
“Aku nggak tau kenapa , ketika kamu nyanyi tadi perasaanku begitu terbawa sampai-sampai aku membaygkan kalo seandainya ada cowok yg begitu perhatian dan sayang kepadaku , betapa bahagianya diriku ,” lanjutnya .
“Memangnya kamu belum punya cowok?” tanyaku kemudian .
“Aku pernah punya cowok . . tapi dia sudah meninggal dalam kecelakaan mobil 2 tahun yg lalu ,” ungkapnya dengan menahan nafas sesaat .
“Dia juga seorang musisi seperti kamu , bahkan postur dan gaya berbicaranya mirip kamu , makanya saat aku duduk di cafe tadi jantungku sempat berdebar sesaat ,” Meida melanjutkan ceritanya .
“Semakin berdebar saat kamu mulai menyanyikan lagu itu dilanjutkan dengan datang ke mejaku serta ngobrol dan bercanda dengan teman-temanku ,” ujarnya lagi .
Disini kedua bola mata Meida mulai berkaca-kaca , kemudiankudengar dia mulai terisak-isak .
Dengan seketikakupeluk Meida untuk mengurangi kesedihannya dan memberikan kedamaian .
Ternyata Meida diam saja , sembari memandang ke wajahku dan memelukku semakin erat .
Entah siapa yg memulai kedua bibir kamu sudah saling melumat , memilin dengan penuh nafsu .
tanganku mulai beraksi dengan mengelus permukaan dadanya yg tertutup gaum merah .
“Ouchh . . Adiet . . ,” desahnya .
Kemudian aku lanjutkan dengan menelusupkan tanganku yg satunya ke bagian bawah , dan langsung aku elus permukaan pahanya yg mulus . Tak lama berselang , aku melanjutkan dengan membuka bagian atas gaun merahnya dan tampaklah olehku kemulusankulit dadanya yg kontras terbalut bra warna hitam . Aku mencumbu permukaan dadanya yg mulus , sambil tanganku mengelus punggungnya , yg aku lanjutkan dengan membuka pengait branya yg ternyata berukuran 36c , aku melihat labelnya sekilas yg terpancar oleh cahaya lampu taman .
Setelah membuka pengait bra Meida , lidahku tak tinggal diam dengan menjulurkan ujungnya selembut mungkin ke puting payudaranya yg berwarna pink .
“Ssh . . ohh . . Diet ,” erangnya , ketika ujung lidahku menyentuh putingnya yg keliatan mulai mengeras .
Ukuran payudara Meida cukup menggairahkan ditunjang dengan kekenyalannya , yg menurutku masih belum banyak tangan yg menjamahnya .
Kemudian aku melanjutkan jilatan dengan menelusuri permukaan dadanya , terus berlanjut ke perutnya lidahku menelusuri setiap jengkalkulitnya . Dengan lembutkuteruskan dengan menurunkan gaun merahnya dan membukanya sekaligus .
Dengan beralaskan gaun merahnya aku merebahkan Meida di atas hamparan pasir pantai . Kemudian aku rebahan di samping Meida dan membisikan kata-kata , “Aku sayang kamu .”
Sambil sesekali aku mengecup bibirnyakulanjutkan berkata ,
“Mei. . aku juga merasa berdebar saat menyanyikan lagu tadi .”
“Kamu begitu cantik dan anggun saat duduk diantara teman-tamanmu ,” lanjutku kemudian .
Sejenak Meida memandangku dengan kedua bibirnya merekah merah . Takkusia-siakan moment ini dengan mengecup bibirnya lembut . Aku menghisap lidah Meida yg menjulur menyeruak rongga mulutku .
“Mhh . . ,” bibir Meida mendesah pelan .
Tanganku juga mulai aktif dengan mengelus pahanya yg mulus , sementara lidahku beralih ke lehernya yg jenjang dengan menjilatinya yg berlanjut di belakang telinga sebelah kiri .
Kujulurkan lidahku ke lubang telinganya . Kembali Meida mendesah pelan ,
“Oohh . . Diet . .”
Aku berdiri dengan pelan , kemudian menunduk ke arah jari-jari kakinya dan langsungkuhisap jemari kakinya satu persatu yg langsung membuat dia terhenyak seketika .
“Ohh . . Diet . . ,” teriaknya .
“Aku belum pernah merasakan sensasi seperti ini ,” lanjutnya .
Tanpa memperdulikan keluhannya , aku melanjutkan hisapanku ke telapak kakinya yg membuat dia terhenyak kedua kalinya .
Lidahku sekarang berpindah menuju ke arah betisnya dan menjilati bagian itu dengan lembutnya , dan membuat Meida menggelinjang untuk kesekian kalinya .kuarahkan lidahku ke sela pahanya , setelah beberapa saat lamanya bermain di betisnya .kulihat Meida semakin menggelinjang , dankulanjutkan dengan menjilati pangkal pahanya yg berdekatan dengan memeknya . Dengan pelan kembalikujulurkan lidahku ke tepian memek Meida yg ternyata berbulu lebat hitam lebat .
Jilatankulanjutkan mengitari daerah antara anus dan memek .
“Slurp . . slurp . .” ujung lidahku bermain dari atas dan ke bawah .
Kembali Meida mendesah , “Ouch . . Diett . . nikmat sekali sayang . .”
Sebenarnya aku juga sudah terangsang sekali , k0ntolku sudah keras dan ingin berontak dari celana blue jeansku rasanya , tapi aku sengaja menahan nafsuku , tujuanku aku ingin membuat Meida mendapatkan kepuasan terlebih dahulu . Hal ini aku lakukan karena aku nggak mau terkesan egois yg mementingakan diri sendiri , karena aku cukup memahami kalo sebagai seorang laki-laki orgasmenya berbeda dengan perempuan yg bisa multi orgasme dalam satu kali permainan .
Kembalikujulurkan lidahku yg tadinya sudah melewati daerah antara anus dan memek , sekarang menjulur dengan liarnya di lubang anus Meida yg disambut dengan hentakan tubuhnya .
“Ohh . . Diet . . nggakkuat ,” erangnya kemudian .
Dengan perlahan aku hentikan sesaat foreplayku , yg dilanjut dengan reaksi Meida yg duduk dari rebahannya yg kemudian dengan sedikit tergesa-gesa dia mulai membuka kaosku yg di lanjut dengan mencumbu permukaan dadaku dan tangannya tak tinggal diam dengan memasukannya ke sela celana bluejeansku , tangannya mulai menemukan k0ntolku yg sudah mulai mengeras karena nafsu yg tertahan . Tak lama berselang kemudian , Meida mulai membuka resliting celana blue jeansku dan langsung menariknya yg pada saat itu posisiku berdiri , sementara dia jongkok di depanku .
Dengan lincahnya Meida menjulurkan lidahnya dan menjilati seluruh permukaan k0ntolku yg berukuran lumayan besar dengan bulunya yg hitam lebat . Meida memajukan bibirnya dan menghisap ujung kepala k0ntolku dengan lahapnya , serta memainkan lidahnya di dalam rongga mulutnya yg penuh dengan k0ntolku yg dilanjutkan dengan menghisapkuat buah zakarku .
“Ahh . . Lia . . sayang enak banget . . ,” teriakku tertahan .
Dengan tersenyum manis sambil tetap jongkok dibawahku wajahnya menengadah ke atas dan berkata kepadaku ,
“Kamu suka diet”?
Kujawab dengan suara parau ,
“Suka banget sayang .”
“Aku juga sangat menyukai k0ntol kamu yg lumayan besar ini ,” lanjutnya .
Perlahan aku bimbing Meida untuk berpose merangkak beralaskan gaunnya , dengan sedikit membungkukkan badan aku mulai menjilati kembali permukaan pantatnya yg montok dan dilanjutkan dengan menjilati lubang anusnya dan pinggiran memeknya .
“Ohh . . Diet . . aku sudah nggak kuat nih . . sekarang yah sayang . . ,” desahnya .
Dengan jongkok sedikit dan memegang kepala k0ntolku yg keras , aku mulai dengan mengelus belahan pantatnya sampai ke belahan memeknya yg sudah basah dengan lendirnya .
Dengan lembut aku mulai memasukan k0ntolku ke memek Meida yg ternyata cukup sempit juga .
“Srett . . bles . .” masuklah kepala k0ntolku seperempatnya .
“Ohh . . Diet . . enak sayang masukan semuanya dong . . ,” desahnya .
Dengan perlahan , kembali aku memajukan k0ntolku ke memek Meida .
“Sret . . srett . . bles .” masuklah setengah bagian k0ntolku .
Dengan sekali tekan amblaslah semua k0ntolku kedalam lobang memek Meida yg cukup terasa remasannya .
Kulanjutkan dengan memaju mundurkan pantatku perlahan yg menjadikan Meida semakin menggelinjang karena tekanan k0ntolku di dalam lobang memeknya . Dengan bertumpu di pinggulnya , aku kembali memaju mudurkan k0ntolku .
“Srett . . srett . . bles . . bless” suara yg dihasilkan dari pertemuan k0ntol dan memek kita berdua , tanganku juga tak tinggal diam dengan meremas kedua payudaranya dari belakang .
Tak lama berselang badan Meida bergetar hebat , menandakan dia akan mencapai orgasme .
“Diet . . aku mau sampai nih ,” teriaknya .
“Sebentar sayang . . aku juga mau nyampai nih ,” ujarku juga .
Dengan cepat aku memompa k0ntolku kedalam memek Meida .
“Sret . . srett . .” bunyi dari irama cinta kami .
Tak lama kemudian Meida mengejang tubuhnya .
“Ahh . . Diett . . ,” teriaknya .
“Serr . . serr . .” ada desiran hangat dari dalam lobang memek Meida .
Ternyata dia sudah mencapai orgasme duluan . Aku semakin mempercepat kocokkanku di memek Meida .
“Srett . . srett . . srett .”
“Ahh . . crott . .” menyemburlah spermaku didalam memek Meida yg cantik .
Kukecup bibirnya sambil mengucapkan kata ,
“Aku sayang kamu Mei”
Dibalas kecupanku dengan ,
“Aku juga sayang kamu diet ,” ujar Meida .
Beruntunglah diriku bisa bercinta dengan Meida yg cantik , apalagi oral sexnya begitu dahsyat yg awalnya tdk pernah kubaygkan .
Labels:
Cerita Sex
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment