Monday 9 April 2018

Sodokan Nikmat Kontol Keponakanku



 Aku masih terbaring dgn mata sulit dipejamkan, agak terusik hatiku hari ini, sore tadi sepulang kerja aku berpapasan dgn Bima, jg saat makan malam di meja makan bersama sama dgn suamiku dan anak-anak, sebagai perempuan dewasa, aku dapat dgn jelas melihat bagaimana sinar mata Bima memandangku, bukan sebagai tantenya, dan bukan hanya memandangku sebagai perempuan yg menarik sebagai obyek seks, tp lebih dari itu aku melihat sinar mata seorang pria yg jatuh cinta pada seorang perempuan.


 Hal ini tdk boleh terjadi….aku harus dapat merubahnya, aku senang menggunakan Bima sebagai obyek yg menarik untuk melampiaskan dan mendapatkan kepuasan dalam bercinta, tp tdk boleh lebih dari itu dan pria muda lugu berumur 20 tahun itu menanggapiku terlalu jauh. -foto sex- Otakku terus berputar menyusun langkah dan rencana serta strategi yg harus kulakukan. Aku pulang cepat hari ini, tadi aku sempat menelpon ke handpone Bima bertanya jam berapa kuliahnya selesai.

Cerita sex terbaru, Rumah dalam keadaan sepi, Bibik sedang ‘dipinjam’ oleh sepupuku membantu istrinya menyiapkan hidangan untuk arisan mereka, dan anak – anak jg dibawa karena sepupuku jg punya anak sebaya dgn anak anakku dan mereka cukup akrab, sementara suamiku belum akan pulang hingga tengah malam nanti.

“Tante mandi dulu ya Bim…” kataku tersenyum saat melihat Bima sudah dirumah, Nampak segar dgn kaos dan celana jeans, terlihat kalau ia baru selesai mandi..
“Duduklah Bim…., Tante ingin bicara” kataku setelah selesai mandi dan duduk di sofa di ruang keluarga, siang ini aku hanya mengenakan daster denga kancing didepan, dan untuk satu dan lain sebab, aku tak mengenakan apapun lagi dibaliknya.
“I..iya tan..” jawab Bima dan duduk disofa di hadapanku…
“jangan duduk disitu..sini…disebelah tante…” kataku meminta yg diturutinya tanpa membantah.
“Bim…..Bima..apa yg terjadi dan apa yg kita lakukan, tante sangat berterima kasih…”kataku memulai percakapan. “Sejauh ini kita hanya melakukan..tanpa pernah banyak bicara dan tante sangat menghargai kamu tdk banyak bertanya, bisa menjaga rahasia” kataku melanjutkan, sementara pria muda itu hanya berdiam diri mendengarkan.
“Tp…..Bim…tante tdk bermaksud merusak masa depanmu, tante tak bermaksud agar kamu membaktikan diri dan hidupmu pada tante” kataku dgn suara yg agak serak untuk kemudian kulanjutkan lagi

“apa yg terjadi hanyalah seks semata Bim…., tante ingin kamu punya pacar, punya kehidupan pribadi jg..kalaupun kita melakukan ‘itu’ hanyalah untuk saling melepaskan dahaga…atau tepatnya kamu membantu tante memenuhi apa yg tante inginkan.., kalau kamu berpikir bahwa kita akan saling jatuh cinta..kamu salah….itu tdk boleh…, tante menikmati dirimu dan kamu jg boleh menikmati tubuh tante….hanya sampaiu disitu…bagimana..?, kalau kamu bisa memenuhi komitmen yg tante ini, kita mungkin masih akan meneruskan permainan kita, tp kalau tdk dan kamu terlalu menggunakan perasaan kamu….lebih baik kita hentikan.., tante tdk mau kamu terluka…” kataku mengakhiri.

“Tp..Bima sayang pada tante…” jawabnya polos.
“Ehmmm.. itu harus..sebagai keponakan kepada tantenya…, tp bukan sebagai pria kepada wanita yg dicintainya….,”jawabku.
“Bima..mengerti tante..”jawabnya lirih
“Mmmm..makasih Bim…”kataku lagi. “
“Tante ambil minum ya…” kataku sambil beranjak berdiri.
“Biar …Bima yg ambil tante..” katanya cepat
“Ssshh…kamu tunggu disini” kataku cepat sambil mendorongnya kembali duduk… Sambil berjalan kedapur aku tersenyum..dan otakku sudah merencanakan hal lain lagi.

Saat kembali dari dapur dgn tangan membawa gelas….dan menyadari penuh kalau rumah dalam keadaan kosong, semua sudah terkunci saat aku masuk tadi, aku kembali tanpa mengenakan daster yg tadi kutanggalkan di dapur, dgn telanjang bulat aku berjalan ke ruang keluarga dan karena sofa yg diduduki Bima membelakangi pintu dia tak melihat kalau tantenya berjalan tanpa sehelai benanpun sambil membawa gelas….

“Mmm…mau air putih atau susu Bim…” tanyaku
“Apa saja tante..yg gampang aja…: jawab Bima masih belum menoleh.
“Kalau mau air putih..ini…tp kalau susu kamu harus ambil sendiri” kataku dgn suara manja.

Entah suaraku atau kata kataku yg membuat Bima menoleh.. dan matanya hampir lepas saat ia melihatku……………….

Sesaat kemudian kami berpelukan dan kurasakan bibirnya menekan bibirku, dgn lidah kubuka bibirnya dan lidahku meneruskan memasuki mulutnya semntara tangannya mencoba meremas payudaraku, tanganku jg tak tinggal diam bergerak menurunkan retsleting jeans yg dikenakannya. Aku lalu melepaskan diri dari pelukan pemuda itu, duduk disofa dan kusuruh Bima berdiri dihadapanku…dgn sekali tarik kuturunkan jeans yg dipakainya termasuk celana dalamnya dan batang penis pemuda itu kini berdiri dgn pongahnya mengarah kewajahku.

“Mmmmh..penismubagus sekali Bim…”kataku lembut, dan Bima tanpa disuruh melepaskan kaos yg dipakainya, kini dia jg telah telanjang bulat.. berdiri dihadapanku dgn batang penisnya tegak berjarak beberapa centi dari wajahku.

Kali ini suasana agak berbeda, kami tdk terlalu terburu – buru seperti sebelumnya dan aku benar benar ingin menikmati batang penis pemuda ini sepenuhnya… Dgn lidah kutelusuri batang penis itu dari lubang diujungnya hingga pangkalnya hingga basah dgn cairan liurku, sesaat kemudian..cairan bening mulai nampak di ujung batang penis itu dan lidahku menjilatnya dgn setengah menghisap..hmm..tahukah kalau cairan bening saat laki laki terangsang itu sangat lezat…?

kepala kemaluan itu kini ada dalam mulutku dan dgn satu tangan memegang batang yg keras dan penuh otot itu, semantara tangan yg lain memegang buah zakarnya, aku mulai mengulum dan menghisapnya, lidahku berputar dibagian bawah kepala kemaluan itu dan aku mulai memaju mundurkan kepalaku dgn teratur, tanganku jg mengocok seirama dgn gerakan kepalaku dan tanganku yg lain meremas dan mengusap lembut buah zakarnya.

Bima hanya bisa mengerang…melenguh dan berdesis penuh nikmat hingga akhirnya dgns etengah berteriak ia berkata “ tante…..tan….Bima mau keluar …aduh…..” Aku meneruskan gerakanku dan saat aku merasa batang penis pemuda itu mulai berdenyut semakin keras dan terasa kepala kemaluannya membesar kulepaskan dari mulutku, ku pegang dan tetap kuarahkan kemulutku..”Keluarkan Bim…keluarkan..dan kukocok semakin cepat

“Aaaaahhhhhh………Tante….aaahhhh…….keluaa aaarrr…” Bima berusaha memegang kepalaku setengah mendorong kepalaku agar kemaluannya berada dalm mulutku lagi namun aku bertahan dan ‘sreett’ semprotan pertama keluar langsung masuk mulutku yg berjarak kurang dari 5 centi dan terbuka disusul dgn semprotan kedua masih dalam mulutku.., semprotan ketiga kuarahkan kedadaku dan kumajukan badanku..batang penis pemuda itu kugosokkan kepayudaraku hingga sisa sperma yg disemprotkannya membasahi dadaku…berkilauan dibawah sinar lampu..sementara yg masuk kemulutku entah sejak kapan sudah habis kutelan……….

Aku berdiri, kutarik tangan Bima dank mi melangkah kearah kamar tidur Bima, aku langsung telentang ditengah ranjang, dan dgn pinggul kuganjal bantal, Bima merangkak dan menindih tubuhku, lidahnya menerobos memasuki mulutku, lidah kami berpilin, bibir kami saling memagut dan sesaat kemudian lidahnya mulai mengembara, kepalanya bergerak turun, putting payudaraku menjadi target berikutnya dan dgn satu tangan meremas mulutnya berganti menjilat dan mengulum putingku ganti berganti kiri dan kanan, ditengah erangan dan dengusan nafasku yg semakin memburu lidahnya merambat lagi kebawah, menelusuri lembut perutku….terus kebawah hingga akhirnya mencapai kemaluanku.

Dgn kedua kakiku terpentang lebar Bima memperoleh akses seluas luasnya mengexplorasi kemaluanku, lidahnya bergerak, menjilat, mengecup dan memasuki lubang memekku, dan setelah menemukan clitorisku, bibirnya mengatup…menghisap dan menyedot lembut clitoris yg sangat sensitif itu, kepalanya kupegang dgn kedua tanganku sementara pinggulku melonjak – lonjak dan berputar karena dorongan rangsangan yg luar biasa yg kurasakan.

“Bim………….sssh……….auuuhhh………… ………..aaaahhh…….”, lenguhan dan erangan dgn nafasku yg semakin cepat membuatnya semakin bersemangat, dan setelah bibirnya melepaskan clitorisku..Bima tak berhenti…dgn tangan kekarnya pantatku didorongnya keatas dan kakiku jg naik tinggi…dan kurasakan sekarang lidahnya menyerbu anusku, lidahnya menjilat dan aku berteriak keras
“aaah..Bim………….aduuuhhhh…sssshhhhh…… ….”saat lidahnya bukan hanya menjilat bahkan menerobos masuk ke anusku dan itu masih ditambah dgn sebuah jari yg tiba tiba memasuki lubang memekku.

Aku tak tahan lagi, setengah menjambak rambutnya aku menariknya keatas dan kini wajahnya yg sangat basah dgn cairan dari kemaluanku berhadapan dgn wajahku, dgn mata sayu aku hanya berkata lirih….

“masukkan Bim…Tante sudah tdk tahan lagi…”, tanganku memegang batang penisnya yg sudah keras lagi dan mengarahkan tepat kelubang memekku.

Perlahan dan pasti dgn gerakan lembut namun mantap Bima menekankan pinggulnya kebawah dan setelah kepala kemaluannya masuk…batangnya menyusul dgn cepat dan blesss…….seluruh batang penis sepanjang delapan belas centi itu memasuki kemaluanku yg telah amat sangat basah hingga buah zakarnya membentur bibir kemaluanku dan kakiku menjawab dgn menepit pinggang pemuda itu dan saat ia memompaku..seluruh pinggulku ikut terangkat naik… dan turun saat ia menurunkan pinggulnya.

Entah berapa lama kami dalam posisi ini…dgn gerakan yg semakin teratur…batang penis yg besar itu masuk..keluar…dan masuk lagi kedalam kemaluanku..aku dapat merasakan betapa BimBimg kemaluanku berdenyut dan berkontraksi menerima gerakan dan nafas kami semakin memburu dan semakin cepat……… Saat batang penisnya ditarik aku merasakan betapa kepalanya seakan menggaruk BimBimg kemaluanku dan saat ditekan masuk, mulut rahimku yg tersentuh memberi sensasi kejutan seperti listrik yg menyetroom ku dan aku mulai tak tahan..

“Bim..tante mulai tak tahan Bim………. aaaah……..cepat Bim…cepat………cepaaaaat..” aku setengat berteriak, setengah merintih dan Bima mempercepat gerakannya memompa dan mulai mendengus..batangnya mulai terasa berdenyut dahsyat…dan “Tante…….Bima mau keluar…………”
“Keluarin Bim…..penuhi tante dgn sperma kamu…….Bimaoooooooooooo” aku berteriak saat ia menghunjamkan kemaluannya dalam – dalam dan kakiku menjepit pinggangnya sekuat tenaga dan aku merasakan gelombang kenikmatan yg amat panjang menerpaku dan Bima yg dgn kekuatan pemuda 20 tahun tetap bergerak cepat dan ………………..sekali lagi kemaluannya menghunjam dalam diiringi erangan yg jg terdengar sangat keras
“Tante………..sssh…….keluar…uuuh……… …………..” aku meraskan cairan hangat menerpa bagian dalam kemaluanku memberikan satu gelombang lagi dalam orgasme yg sedang kurasakan dan batang penis Bima terasa berdenyut dan berdenyut menyemburkan spermanya dalam kemaluanku menembus hingga sangat jauh kedalam.

Kami terdiam beberapa lama….masih sambil berpelukan dan saat Bima berguling dari atas tubuhku…terdengar suara ‘plop’ ketika kepala kemaluannya terlepas dari kemaluanku dan untuk beberapa saat kami terdiam..berbaring telentang mengatur nafas masing – masing.. Aku berbalik miring..memandang wajah pemuda itu…..kubelai wajahnya dan aku berkata lirih..

”Terima kasih Bim…..tante..puas sekali”
“Ah,..tante..Bima yg berterima kasih..Tante hebat sekali…” jawabnya Aku mengecup matanya dan berusaha bangkit…, saat akan kuambil tissue disamping ranjang Bima sudah bergerak lebih cepat..
”Tante..biar Bima yg bersihin ya….” katanya dan tanpa menunggu jawabanku tangannya bergerak lembut membersihkan kemaluanku dari lendir dan cairan yg memenuhinya.
“Sini..gantian..” kataku memanggilnya, aku lalu duduk dan kupegang kemaluannya yg masih lemas dan sangat basah itu.

Dgn mataku lurus menatap matanya, aku memasukan batang penis yg masih lemas itu dalam mulutku, lalu mulai menjilatinya, membersihkan dari cairan lendir, gabungan spermanya dan cairan kemaluanku…dan saat kurasakan kemaluan itu..mulai berdenyut..menunjukan tanda akan ‘hidup’lagi..aku melepaskannya…, aku tahu waktu tak mengijinkan …anak muda seperti Bima akan bertahan lama sekali setelah dua kali mengeluarkan sperma sebanyak itu.

Bima lalu memelukku lembut dan aku bersandar didadanya, tangannya mengusap rambutku dan usapan tangan pemuda itu menimbulkan getaran halus dan sensasi yg menyenangkan..namun aku tahu kalau aku harus konsekwen dgn kata – kataku

No comments:

Post a Comment