Tuesday, 24 April 2018
Tante Kostan Yang Kecopetan
Perkenalkan Namaku Rusly, kira kira hampir dua tahun aku ngekost di rumah tante Riska. tak sengaja aku juga bisa ngekost di sana, saat itu tante Riska mengalami kecopetan, saat tante Riska teriak-teriak minta tolong akupun langsung mengejar pencopet itu dan berhasil menangkap copet tersebut dan mengembalikan dompetnya.
Setelah kejadian itu, aku bercerita ingin mancari tempat kost dan disitulah tante riska berbaik hati mengajak aku untuk ngekost di rumahnya. Suatu hari sudah satu tahun aku ngekost di rumahnya dan saat itu aku lagi bokek dan telat bayar kost selama 2 bulan, mungkin juga karena tante Riska masih teringat saat aku bantu mengembalikan dompetnya jadi beliau tidak meminta uang kostan kepadaku.
dalam hatiku merasa tidak enak, tapi mau gimana lagi duitku juga tidak ada. jadi apabila berpaspasan bertemu tante Riska aku terlebih banyak menghindar. Sampai satu saat waktu itu masih sore sekitar jam 3.
Aku lagi tidur-tiduran di dalam kamar. Terdengarlah pintu kamar di ketok tok..tok..tok. lalu suara tante Riska yang manggil,Rus Rus kamu ada di dalem gak?Sontak saja aku langsung bangun, wah kalau begini bisa berabe, kalo dia nanyain duit sewa kamar nie, pikirku.
“Dengan sigap mengambil handuk, berpura-pura lagi mandi, ntar juga tante Riska pergi sendiri tuh” pikirku. Setelah masuk ke kamar mandi terdengar kembali suara Tante Riska,Rus kamu lagi tidur ya..? dan dari kamar mandi aku menyahut sedikit teriak, lagi mandi Tan.
Sesaat tidak ada sahutan dari luar, tapi kemudian suara tante Riska jadi dekat,ya udah mandi aja dulu Rus, ibu tunggu di sini yah eh ternyata masuk ke kamar!!! aku yang lupa tadi gak mengunci pintu. sbusyet deh, terpaksa harus benar-benar mandi nie,pikirku.
Sekitar dua puluh menit aku di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilama-lamain dengan maksud siapa tau tante Riska bosan nunggu trus gak jadi nunggu deh. Tapi rasanya percuma lama-lama toh tante Riska sepertinya masih menunggu di kamar .
Akhirnya keluar juga aku dari kamar mandi, hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem pula lagi, maklum tadi gak sempat ambil karena terburu-buru. tante Riska tersenyum manis melihatku yang salah tingkah. lama juga kamu mandi ya sahut tante Riska membuka pembicaraan.
Pasti kamu bersih banget mandinya yah? gurau tante Riska sambil sejenak melirik dadaku. ah Tan biasa aja kok, ohia ada apa ya tan..? jawabku sambil mengambil tempat duduk di pinggiran tempat tidur.
tante Riska mendekat dan duduk di sampingku, Cuma mau ngingetin aja nih, uang sewa kamarmu sudah telat 2 bulan loh trus mau sekalian ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol sama kamu .
aku jadi segan, waduh kalo uang kostnya nanti aku bayar cicil boleh gak tan? Soalnya lagi bokek nih jawabku dengan sedikit memohon. tante Riska terlihat sedikit berpikir, hhmmmm boleh deh, tapi jangan lama-lama ya, tapi uangmu di pakai untuk apaan sih? terlihat tante Riska sedikit menyelidik.
Hmmm pasti buat cewekmu yah? ah nggak juga kok tan.. akhir-akhir bulan ini saya memang lagi ada keperluan,jawabku hati-hati melihat raut wajah tante Riska yang kurang bersahabat. uh laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya pasti deh ngasih apa aja pada cewek yang lagi di dekatinya, sama aja tuh kayak suamiku.keluh tante Riska dengan nada kesal.
Waduh nampaknya tante Riska lagi marahan nih sama suaminya, Dengan cepatku menjawab, tapi saya akan tepati janji kok tan, akan saya bayar cicil kok.tante Riska menghela nafas,sudahlah Rus, gak di bayar juga gak apa-apa kok. karena kalo buat kamu ga masalah ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, kelihatannya dia cuma perhatian sama tania terus aku seperti gak dianggapnya lagi, mentang-mentang tania jauh lebih muda ya.
Sedikit penjelasan bahwa tante Riska ini istri pertama dari pak Dika, sedangkan istri keduanya Tania. Dan sekarang pak Dika suka tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama Tania dan tante Riska tampaknya sudah mulai kesepian nih.
wah kalo ada masalah keluarga sih aku kurang paham tan. jawabku !
kikuk gak apa-apa Rus, ibu hanya mau Cerita aja sama kamu boleh kan Rus?suara tante Riska sendu.
selang berapa lama terdiam, terdengar tarikan nafas tante Riska terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh bisa nangis nih, gawat dong pikirku. sudahlah tan jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Dika kembali lagi kok, kan tante juga gak kalah cantik dan lucunya sama Tania.
aku bermaksud menghibur. ah kamu Rus emang Tante masih cantik menurutmu ya? Tante Riska menatap sendu ke wajahku, terlihat jatuh air mata membasahi pipinya saat itu.
uuhh. ingin rasanyaku menghapus air mata itu, pak Dika itu memang keterlaluan masa wanita cantik dianggurin sih, Dengan sedikit gugup aku menjawab,hmmm.. iya kok tan, Tante itu masih cantik loh, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda. candaku
benar juga sih, coba kalo aku masih gadis bisa aja dia tergoda, pantesan aja suamiku gak ngelirik aku lagi, abis nya dah tua sih. wajah tante Riska berubah sedih lagi. Kalo menurutmu Rus, apa Tante emang gak menarik lagi? sambil berdiri dan memperhatikan kemolekan tubuhnya menatapku minta penilaian.
Terang aja aku makin tergiur, wah aku jadi bingung ya tan? Takutnya nanti aku di bilang kurang ajar loh tapi kalau boleh jujur. Tante itu cantik banget, seperti umuran 30an deh. Tante Riska tampaknya senang dengan gombalanku itu, hmmm.. kamu ini ada-ada saja Tante udah umur 37 lho.. emang Rus lihat dari mananya bisa bilang begitu? aku menjadi cengar cengir, itu penilaian laki-laki lho tan, aku bisa malu bilangin nya.
Tante Riksa kembali duduk mendekat, sekarang sangat merapat duduk di sampingku sambil berkata, ah.. gak perlu malu-malu.
hHmmm.. kulit tante itu mulus kuning langsat dengan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandanganku beralih ke bagian belahan dada yang hhmmmm sepertinya payudaranya itu lumayan besar.Kulitnya pun masih kencang masih sangat menggoda makin mendekat, dengan bibir yang semakin merona.
Dengan penuh selidik tante Riska bertanya,loh kok kamu jadi bengong sih..? apa dong alasannya tadi kamu bilang tante seperti umur 30an. aku merasa sedikit canggung karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi lekukan tubuh tante Riska.
akupun seakan terbawa suasana, karena begitu dekatnya posisi bibir tante Riska kepadaku, aku menjadi heran!! kok bibir tante ini kayak yang pengen di goyang gitu yah”, pikirku.
aku mulai mencoba memberanikan diri dan tanpa komando, aku menyambut bibir merah tante Riska, awalnya aku takut dia marah, tetapi dia malah mengeluarkan desahan nafas,
Sekian berapa lama kami ciuman, terasa berat nafas kami beradu bibir yang dahsyat ini, Tante Riska menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke dalam mulutku.
Dengan naluri yang alami, tanganku merambat naik ke bahu tante Riska, dengan sekali tarik saja langsung terlepas tali branya tersebut dan dengan lembut aku meraba puting susunya yang berwarna pink itu .
ooh….sssshhhh!!! nafas tante Riska mulai terasa menggebu, tampaknya gairah mulai memuncak.
Tante Riska bangkit berdiri, otomatis saja baju yang ia pakai jadi melorot jatuh ke lantai. akupun terpana melihat tubuh indah itu, sedikit gendut perut dan bokongnya namun malah menambah kesan seksi di tubuhnya.
Kemudian dengan tenang tante Riska melangkah ke pintu kamar lalu menguncinya. Saat berjalan terlihat pantatnya yang imut itu membuat semakin nafsu yang tak tertahankan, demikian juga saat tante Riska berbalik melangkah menuju tempat tidur.
“kamarnya udah di kunci Rus, dan gak ada yang bisa mengganggu. bisiknya kepadaku”
Tante Riska yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leherku, menarik wajah dan langsung melumat bibirku dengan nafsu yang membara. sambil meladeni bibir dan lidah tante Riska, tanganku meremas-remas kecil payudara montok milik tante Riska.
setelah beberapa saat, aku menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan melepaskan celana dalam tante Riska, dengan spontan tante Riska memuka lebar pahanya, terlihatlah gundukan vaginanya dengan rambut kemaluan yang tertata rapi.
aku memulai aksi dengan menjilati paha tante Riska yang mulus, terus bergerak mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan sedikit cairan. Tanpa menunggu lama. dan sesekali aku menggetarkan lidah pada klitoris vaginanya yang membuat tante Riska mengerang kenikmatan. ouuhh ahhhh… hmmmm desahan yang memuncak dari tante Riska.
Setelah beberapa menitku mengeksplorasi liang vaginanya itu, tampaknya tante Riska sudah tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasratnya, Rus. Ayo sayang masukkin Rus hhmmm… Suara tante Riska ditingkahi desahan yang semakin kencang.
Tante Riska semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti batang penisku ke arah vagina tante Riska. Dengan sigap Tante Riska lansung meraih dan meremas batang penisku dan membantu mengarahkan tepat ke liang vaginanya.
Dengan sekali dorongan penisku langsung di telan vaginanya. aku menahan gerakan sebentar menikmati proses masuknya penis yang disambut desahan tante Riska, ahhhh….teruskan Rus.ahhhhhh… barulah aku memompa dengan irama goyangan beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin hot.
Meresapi dorongan penis yang bergerak nikmat di liang vaginannya. Suara desahan kami berdua bercampur aduk dengan alunan musik dan mulai bercucuran keringat di sekujur tubuh .
ah.ah..ah.. oh..ahhh. tak hentinya desahan dari bibir tante Riska. Sesaat aku menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, tante Riska memelukku dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di lobang vaginanya.
Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, tante Riska memompa menaik turunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali tante Riska memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang penisku lebih dalam. sambil mengikuti irama, tanganku meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik puting tante Riska .
Suasana makin membara dengan keringat yang bercucuran, sampai-sampai tante Riska seperti tak sanggup melanjutkan pemompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak. Dengan sigapku membalikkan posisi, tante Riska kembali berada di posisi bawah, dengan mempercepat tempo doronganku meneruskan pertempuran.
Rus…ahh..ah..ahh..Uh. sedikit lagi rus. Ahhhh Tante sudah sampai Rus.Ahhhhhh mmhhhhh…
Setelah teriakan tertahan tante Riska menutup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. aku merasa vaginanya yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot seluruh penisku.
Dan sesaat aku kembali mendorong batangku dengan tempo yang sangat cepat dan saat itulah aku mengeluarkan batang zakarkudan melepaskan air maninya di atas perut Tante Riska.
Yang dengan cepat meraih penisku dan menghisap seluruh air mani itu sampai berhenti muncrat,
terdiam aku untuk beberapa saat. Tante Riska bangkit duduk meraih tissue di pinggir tempat tidur dan membersihkan sisa air mani di perutnya. lalu dengan manja membaringkan tubuhnya diatasku. makasih banget ya sayang ini rahasia kita berdua I love u Rus, bisik mesra Tante Riska di telinga Evan.
iya sayang. Balasku, senyum manis merekah di bibir seksi tante Riska.
Setelah itu dengan cepat aku dan tante Riska merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkanku, tante Riska berbisik mesra lagi kepadaku,
“sayang ntar malam suamiku gak ada di rumah loh” aku tunggu di kamar ya berapa ronde pun aku kuat Rusly sayang. Sambil berpelukan mesra, aku menyanggupi ajakan Tante Riska.
Labels:
Cerita Sex
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment